Fakta Unik

20 Contoh Hewan Avertebrata: Pengertian, Ciri, Klasifikasi, dan Peran Ekologisnya

83
×

20 Contoh Hewan Avertebrata: Pengertian, Ciri, Klasifikasi, dan Peran Ekologisnya

Sebarkan artikel ini
bintang laut
Potret hewan bintang laut. Sumber: IST

Halo, Sobat Suka Fakta! Pasti kalian tau kalo hewan itu dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kategori tertentu. Ada hewan vivipar, ovipar, ovovivipar, vertebrata, dan avertebrata. Nah, kali ini kita bakal bahas pengertian hingga contoh hewan avertebrata.

Hewan avertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau kolom vertebral. Menariknya, mereka mencakup lebih dari 95% dari semua spesies hewan yang ada di dunia ini. Wow, banyak banget, kan?!

Hewan ini memainkan peran vital dalam ekosistem kita. Yup! Hewan avertebrata membantu proses penyerbukan tanaman, mengendalikan hama, dan menjadi sumber makanan bagi banyak hewan lainnya. Selain itu, banyak dari mereka yang digunakan dalam penelitian ilmiah, membantu kita memahami lebih baik tentang kehidupan di Bumi.

Tapi, pengetahuan tentang hewan avertebrata gak berhenti di situ, Sob! Ya, masih banyak sekali pengetahuan tentang hewan avertebrata yang bisa kita ulik. So, ikuti terus artikel ini untuk tau lebih banyak soal hewan avertebrata, ya!

Apa Itu Hewan Avertebrata? 

semut
Potret Hewan Avertebrata semut. Sumber: IST

Jadi, apa sih sebenarnya hewan avertebrata itu? Hewan avertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Berbeda dengan vertebrata yang memiliki kolom vertebral, avertebrata ini tidak punya tulang punggung sama sekali.

Ciri-ciri hewan avertebrata cukup beragam, namun yang paling menonjol tentu saja adalah tidak adanya tulang belakang. Selain itu, banyak di antara mereka yang memiliki tubuh lunak, meskipun beberapa spesies memiliki kerangka luar yang keras seperti pada serangga, krustasea, dan moluska. 

Karena tidak adanya kerangka internal yang kaku, banyak hewan avertebrata yang memiliki cara unik untuk melindungi tubuh mereka, seperti eksoskeleton pada serangga atau cangkang keras pada moluska.

Satu hal lagi yang menarik adalah bahwa hewan avertebrata mencakup lebih dari 30 filum,  tingkat klasifikasi atau peringkat taksonomi di bawah kerajaan dan di atas kelas. Bandingkan dengan vertebrata yang hanya termasuk dalam satu filum, yaitu Chordata. Filum Chordata sendiri juga mencakup beberapa invertebrata seperti tunicata dan cephalochordata. 

Lalu, apa yang membedakan hewan avertebrata dengan vertebrata? Selain tidak adanya tulang belakang, avertebrata biasanya memiliki tubuh yang lebih kecil dan lebih sederhana dalam struktur internalnya. 

Namun, jangan salah, meski sederhana, banyak di antara mereka yang memiliki sistem organ yang sangat efisien dan bahkan lebih kompleks dalam beberapa aspek tertentu dibandingkan vertebrata.

Ciri-Ciri Hewan Avertebrata

ubur-ubur
Potret Hewan Avertebrata ubur-ubur. Sumber: IST

Sobat Suka Fakta, sekarang saatnya kita membahas lebih dalam tentang ciri-ciri khusus hewan avertebratai. Meskipun mereka tidak memiliki tulang belakang, hewan avertebrata memiliki berbagai adaptasi yang membuat mereka unik dan penting dalam ekosistem. Berikut ciri-ciri hewan avertebrata:

1. Tidak Memiliki Tulang Belakang

Ini adalah ciri utama yang membedakan avertebrata dari vertebrata. Mereka tidak memiliki kolom vertebral atau tulang belakang.

2. Tubuh Lunak atau Berkerangka Luar

Banyak avertebrata memiliki tubuh yang lunak, seperti cacing tanah dan ubur-ubur. Namun, beberapa memiliki eksoskeleton keras, seperti serangga dan krustasea, yang melindungi tubuh mereka dan memberikan dukungan struktural.

3. Sistem Pencernaan Sederhana

Sebagian besar avertebrata memiliki sistem pencernaan yang relatif sederhana dibandingkan vertebrata. Misalnya, cnidaria memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut dan anus.

4. Sistem Saraf Beragam

Hewan avertebrata memiliki sistem saraf yang sangat beragam. Beberapa, seperti ubur-ubur, memiliki jaringan saraf sederhana, sementara yang lain, seperti gurita, memiliki sistem saraf yang sangat kompleks dan otak yang berkembang dengan baik.

5. Metamorfosis

Banyak serangga mengalami metamorfosis, sebuah proses perubahan bentuk tubuh yang mencakup tahapan telur, larva, kepompong, dan dewasa. Metamorfosis memungkinkan mereka untuk mengisi berbagai ceruk ekologis selama siklus hidup mereka.

Kelompok Utama Hewan Avertebrata

hewan cacing
Potret Hewan Avertebrata cacing. Sumber: IST

Sobat Suka Fakta, setelah kita memahami pengertian dasar tentang hewan avertebrata, saatnya kita mengenal lebih dekat berbagai kelompok utama dari hewan-hewan luar biasa ini. Hewan avertebrata sangat beragam dan terbagi dalam beberapa kelompok utama yang masing-masing memiliki karakteristik unik. 

1. Arthropoda

Arthropoda adalah kelompok terbesar dari hewan avertebrata. Mereka memiliki tubuh bersegmen, eksoskeleton yang keras, dan kaki bersendi. Arthropoda mencakup beberapa subkelompok utama seperti serangga, arachnida, krustasea, dan myriapoda.

  • Serangga: Serangga adalah kelompok arthropoda terbesar dengan ciri khas memiliki enam kaki, dua antena, dan tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian (kepala, toraks, dan perut). Contoh serangga yang familiar adalah kupu-kupu, kumbang, dan lebah.
  • Arakhnida: Kelompok ini mencakup hewan seperti laba-laba, kalajengking, dan tungau. Arakhnida memiliki delapan kaki dan tidak memiliki antena.
  • Krustasea: Krustasea seperti kepiting, lobster, dan udang memiliki eksoskeleton keras dan biasanya hidup di lingkungan air. Mereka memiliki sepuluh hingga empat belas kaki dan dua pasang antena.
  • Myriapoda: Termasuk lipan dan kelabang, myriapoda memiliki tubuh panjang dengan banyak segmen dan kaki yang banyak pula. Mereka sering ditemukan di bawah batu atau daun yang lembab.

2. Moluska

Moluska adalah kelompok hewan avertebrata yang juga sangat beragam. Mereka memiliki tubuh lunak dan biasanya dilindungi oleh cangkang keras. Kelompok moluska mencakup gastropoda, bivalvia, dan cephalopoda.

  • Gastropoda: Ini adalah kelompok terbesar dalam moluska, mencakup siput dan bekicot. Mereka biasanya memiliki satu cangkang spiral dan bergerak dengan menggunakan kaki otot yang lebar.
  • Bivalvia: Kelompok ini mencakup kerang dan remis, yang memiliki dua cangkang yang berengsel. Mereka biasanya ditemukan di lingkungan air, baik tawar maupun asin.
  • Cephalopoda: Termasuk gurita, cumi-cumi, dan nautilus, cephalopoda dikenal karena kecerdasan dan kemampuan berenangnya yang cepat. Mereka memiliki tentakel dan mata yang berkembang dengan baik.

3. Echinodermata

Echinodermata adalah hewan laut yang memiliki simetri radial dan sistem pembuluh air. Kelompok ini mencakup bintang laut, bulu babi, dan teripang.

  • Bintang Laut: Bintang laut memiliki lima atau lebih lengan yang tersusun mengelilingi cakram pusat. Mereka terkenal karena kemampuan mereka untuk meregenerasi lengan yang hilang.
  • Bulu Babi: Bulu babi memiliki tubuh bulat dan berduri. Mereka biasanya ditemukan di dasar laut dan bergerak dengan menggunakan kaki tabung.
  • Teripang: Teripang memiliki tubuh yang lunak dan memanjang, serta hidup di dasar laut. Mereka memainkan peran penting dalam daur ulang bahan organik di ekosistem laut.

4. Cnidaria

Cnidaria adalah kelompok hewan laut yang termasuk ubur-ubur, karang, dan anemon laut. Mereka memiliki sel penyengat yang disebut nematosista, digunakan untuk menangkap mangsa dan mempertahankan diri.

  • Ubur-ubur: Ubur-ubur memiliki tubuh berbentuk lonceng dengan tentakel yang menjuntai di sekelilingnya. Mereka berenang bebas di laut.
  • Karang: Karang membentuk koloni besar dan membangun struktur keras yang dikenal sebagai terumbu karang. Mereka sangat penting bagi ekosistem laut.
  • Anemon Laut: Anemon laut menempel pada permukaan dan menangkap mangsa dengan tentakel beracun mereka.

5. Annelida

Annelida adalah cacing bersegmen yang memiliki tubuh panjang dan berbentuk tabung. Hewan yang termasuk annelida adalah cacing tanah dan lintah.

  • Cacing Tanah: Cacing tanah memiliki tubuh bersegmen yang membantu mereka bergerak melalui tanah dan memakan bahan organik. Mereka sangat penting untuk kesehatan tanah dan ekosistem.
  • Lintah: Lintah adalah cacing parasit yang menggunakan pengisap untuk menempel pada inang dan meminum darah. Meskipun terkenal sebagai parasit, mereka juga digunakan dalam pengobatan tradisional.

20 Contoh Hewan Avertebrata

kolase hewan avertebrata
Kolase Contoh Hewan Avertebrata. Sumber: IST

Setelah mengetahui pengertian dan kelompok utama hewan avertebrata, sekarang saatnya kita mengenal lebih dekat beberapa contohnya. Di bagian ini, kita akan membahas 20 contoh hewan avertebrata. Berikut ini 20 contoh hewan avertebrata:

1. Bintang Laut

Bintang laut adalah echinodermata yang memiliki lima atau lebih lengan yang tersusun mengelilingi cakram pusat. Mereka dikenal karena kemampuan regenerasi lengan yang hilang. Bintang laut berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan memakan moluska dan invertebrata lainnya.

2. Kerang

Kerang adalah moluska bivalvia yang memiliki dua cangkang berengsel. Mereka hidup di lingkungan air dan berperan sebagai penyaring, memakan plankton dan partikel organik lainnya. Kerang juga menjadi sumber makanan penting bagi manusia dan hewan laut lainnya.

3. Kepiting

Kepiting adalah krustasea yang hidup di lingkungan air, baik laut maupun air tawar. Mereka memiliki eksoskeleton yang keras dan sepasang capit yang kuat. Kepiting berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan memakan bangkai dan bahan organik lainnya.

4. Cacing Tanah

Cacing tanah adalah annelida yang memiliki tubuh bersegmen dan hidup di dalam tanah. Mereka memakan bahan organik dan membantu proses penguraian serta meningkatkan kesuburan tanah. Cacing tanah sangat penting bagi ekosistem darat.

5. Cumi-cumi

Cumi-cumi adalah moluska cephalopoda yang memiliki tubuh ramping, delapan lengan, dan dua tentakel panjang. Mereka adalah predator cepat yang menggunakan tinta untuk melarikan diri dari predator. Cumi-cumi juga berperan penting dalam rantai makanan laut.

6. Semut

Semut adalah serangga kecil yang hidup dalam koloni besar. Mereka memiliki peran penting dalam ekosistem, terutama dalam hal menguraikan bahan organik dan menjaga kebersihan lingkungan. Semut dikenal sebagai pekerja keras yang mampu mengangkat beban beberapa kali lipat dari berat tubuhnya.

7. Kupu-kupu

Kupu-kupu adalah serangga yang indah dengan sayap berwarna-warni. Mereka mengalami metamorfosis lengkap dari telur, larva (ulat), kepompong, hingga menjadi kupu-kupu dewasa. Kupu-kupu berperan dalam penyerbukan dan juga sebagai indikator kesehatan lingkungan.

8. Kumbang

Kumbang adalah kelompok serangga terbesar dengan berbagai bentuk dan ukuran. Mereka memiliki eksoskeleton yang keras dan sayap depan yang berfungsi sebagai pelindung. Kumbang berperan penting dalam penguraian bahan organik dan sebagai pengendali hama alami.

9. Lebah

Lebah adalah serangga yang terkenal karena kemampuannya dalam penyerbukan tanaman. Mereka hidup dalam koloni yang terorganisir dengan baik, terdiri dari ratu, pekerja, dan drone. Selain menghasilkan madu, lebah juga berperan penting dalam ekosistem dengan membantu penyerbukan tanaman.

10. Teritip

Teritip adalah krustasea yang menempel pada permukaan keras seperti batu dan kapal. Mereka memiliki cangkang keras dan kaki yang digunakan untuk menangkap plankton. Teritip berperan penting dalam rantai makanan laut.

11. Laba-laba

Laba-laba adalah arakhnida yang memiliki delapan kaki dan kemampuan untuk memintal jaring. Mereka adalah predator yang efisien dalam menangkap serangga. Laba-laba juga berperan penting dalam pengendalian populasi serangga hama.

12. Lipan

Lipan adalah myriapoda yang memiliki tubuh panjang dengan banyak segmen dan sepasang kaki di setiap segmen. Mereka adalah predator yang cepat dan berbisa, biasanya memakan serangga dan hewan kecil lainnya. Lipan membantu menjaga keseimbangan populasi serangga.

13. Kalajengking

Kalajengking adalah arakhnida yang dikenal dengan capit besar dan ekor berbisa. Mereka adalah predator yang memakan serangga dan hewan kecil lainnya. Meskipun terkenal karena bisa mereka, kalajengking juga memiliki peran dalam ekosistem sebagai pengendali hama.

14. Ubur-ubur

Ubur-ubur adalah cnidaria yang memiliki tubuh berbentuk lonceng dengan tentakel yang menjuntai. Mereka berenang bebas di laut dan menangkap mangsa dengan sel penyengat mereka. Ubur-ubur berperan dalam rantai makanan laut dan sebagai indikator kesehatan laut.

15. Bulu Babi

Bulu babi adalah echinodermata dengan tubuh bulat dan duri-duri tajam. Mereka hidup di dasar laut dan bergerak dengan kaki tabung. Bulu babi membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut dengan memakan alga dan bahan organik lainnya.

16. Siput

Siput adalah moluska gastropoda yang memiliki cangkang spiral. Mereka dapat ditemukan di berbagai habitat, baik darat maupun air. Siput memakan tanaman dan bahan organik lainnya, membantu proses penguraian di alam.

17. Teripang

Teripang adalah echinodermata yang memiliki tubuh lunak dan memanjang. Mereka hidup di dasar laut dan berperan dalam daur ulang bahan organik dengan memakan detritus. Teripang juga menjadi sumber makanan penting bagi beberapa spesies ikan dan manusia.

18. Karang

Karang adalah cnidaria yang membentuk koloni besar dan membangun terumbu karang. Mereka menyediakan habitat penting bagi banyak spesies laut. Terumbu karang juga berperan dalam melindungi garis pantai dari erosi dan badai.

19. Gurita

Gurita adalah moluska cephalopoda yang dikenal karena kecerdasan dan kemampuan beradaptasinya. Mereka memiliki delapan lengan dengan pengisap yang kuat dan tubuh yang lunak. Gurita berperan sebagai predator laut yang efisien dan memiliki kemampuan kamuflase yang luar biasa.

20. Lintah

Lintah adalah annelida yang memiliki pengisap di kedua ujung tubuhnya. Mereka adalah parasit yang meminum darah dari inangnya. Lintah juga digunakan dalam pengobatan tradisional dan modern untuk mengeluarkan darah dari luka dan mengurangi pembengkakan.

Peran Ekologis Hewan Avertebrata

bulu babi
Potret hewan avertebrata Bulu babi. Sumber: IST

Hewan avertebrata memainkan peran penting dalam ekosistem kita. Berikut adalah beberapa peran hewan avertebrata bagi lingkungan:

1. Penyerbukan Tanaman

Serangga seperti lebah, kupu-kupu, dan kumbang berperan sebagai penyerbuk. Mereka membantu tanaman berbunga dalam proses reproduksi dengan memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke bunga lainnya.

2. Pengendalian Hama

Beberapa avertebrata seperti laba-laba dan kepik adalah predator alami serangga hama. Mereka membantu menjaga keseimbangan populasi serangga dan mengurangi kerusakan pada tanaman.

3. Pengurai Bahan Organik

Hewan seperti cacing tanah dan serangga pemakan bangkai membantu mengurai bahan organik mati, seperti daun dan hewan mati. Proses ini mengembalikan nutrisi ke dalam tanah dan menjaga kesuburan tanah.

4. Sumber Makanan

Avertebrata adalah sumber makanan penting bagi banyak hewan lain. Misalnya, burung memakan serangga, ikan memakan krustasea, dan manusia mengonsumsi moluska seperti kerang dan cumi-cumi.

5. Daur Ulang Nutrisi

Teripang dan bulu babi di laut memakan bahan organik yang ada di dasar laut dan menguraikannya menjadi nutrisi yang dapat digunakan oleh organisme lain. Ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Ancaman Populasi Hewan Avertebrata

penggundulan hutan
Potret Penggundulan hutan. Sumber: IST

Meskipun hewan avertebrata memiliki peran yang sangat penting, tapi hewan avertebrata menghadapi berbagai tantangan dan ancaman, seperti penggunaan pestisida yang berlebihan yang dapat membunuh serangga penyerbuk dan predator alami, mengganggu keseimbangan ekosistem.

Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi habitat dan siklus hidup avertebrata, seperti migrasi kupu-kupu dan distribusi spesies laut. Selain itu, kerusakan habitat seperti penggundulan hutan, urbanisasi, dan pencemaran air juga dapat merusak habitat avertebrata, mengurangi populasi mereka dan mengganggu ekosistem.

Signifikansi dalam Penelitian dan Konservasi

lalat buah
Potret Hewan Avertebrata Lalat Buah. Sumber: IST

Meskipun seringkali kurang diperhatikan dibandingkan vertebrata, tapi avertebrata memiliki peran penting dalam berbagai aspek ilmiah dan upaya pelestarian lingkungan. Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Penelitian Ilmiah

Hewan avertebrata telah menjadi subjek penting dalam banyak penelitian ilmiah. Beberapa alasan mengapa mereka sangat berguna dalam penelitian antara lain:

1. Organisme Model

Beberapa avertebrata seperti lalat buah (Drosophila melanogaster) dan cacing gelang (Caenorhabditis elegans) digunakan sebagai organisme model dalam penelitian genetika dan biologi perkembangan. Mereka memiliki siklus hidup yang pendek dan mudah dikembangbiakkan di laboratorium, memungkinkan peneliti untuk mempelajari proses biologis dengan cepat.

2. Pemahaman Dasar tentang Biologi

Studi tentang avertebrata membantu kita memahami dasar-dasar biologi seperti struktur sel, fungsi organ, dan sistem saraf. Misalnya, penelitian pada ubur-ubur telah mengungkapkan banyak tentang sistem saraf primitif dan sel penyengat.

3. Pengembangan Obat dan Terapi

Beberapa avertebrata menghasilkan senyawa yang dapat digunakan dalam pengembangan obat. Darah kepiting tapal kuda, misalnya, digunakan untuk mendeteksi endotoksin bakteri, yang sangat penting dalam memastikan keamanan obat-obatan dan vaksin.

4. Penelitian Ekologi

Avertebrata berperan sebagai indikator kesehatan ekosistem. Penelitian tentang populasi serangga atau moluska dapat memberikan informasi penting tentang perubahan lingkungan dan dampak aktivitas manusia seperti polusi dan perubahan iklim.

Mengapa Hewan Avertebrata Perlu Dikonservasi?

Meskipun avertebrata seringkali tidak mendapat perhatian sebesar vertebrata dalam upaya konservasi, mereka tetap sangat penting untuk dilestarikan. Berikut beberapa alasan mengapa konservasi hewan avertebrata sangat penting:

1. Keanekaragaman Fauna

Avertebrata mencakup lebih dari 95% dari semua spesies hewan, menjadikan mereka bagian penting dari keanekaragaman fauna. Melestarikan mereka berarti menjaga keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman genetik.

2. Peran Ekologis

Seperti yang telah kita bahas, avertebrata memainkan peran kunci dalam penyerbukan, pengendalian hama, penguraian bahan organik, dan sebagai sumber makanan bagi hewan lain. Jadi kehilangan avertebrata akan berdampak negatif pada seluruh ekosistem.

Selain itu, avertebrata juga menyediakan berbagai jasa ekosistem yang bermanfaat bagi manusia, seperti penyerbukan tanaman pangan, kontrol biologis terhadap hama, dan pemurnian air melalui filtrasi oleh moluska seperti kerang

3. Efek Domino

Kehilangan satu spesies avertebrata dapat menyebabkan efek domino yang mempengaruhi banyak spesies lain dalam rantai makanan. Misalnya, penurunan populasi lebah dapat mengurangi penyerbukan tanaman, yang pada gilirannya mempengaruhi hewan yang bergantung pada tanaman tersebut.

Upaya Konservasi yang Bisa Dilakukan

Meskipun tantangannya besar, ada beberapa upaya konservasi yang berhasil dalam melindungi hewan avertebrata, di antaranya yaitu:

1. Perlindungan Habitat

Melindungi dan memulihkan habitat alami adalah salah satu cara paling efektif untuk melestarikan avertebrata. Cagar alam dan taman nasional memainkan peran penting dalam konservasi ini.

2. Penelitian dan Pendidikan

Meningkatkan penelitian tentang avertebrata dan mendidik masyarakat tentang pentingnya hewan-hewan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan dukungan untuk konservasi.

3. Pengurangan Penggunaan Pestisida

Mengurangi penggunaan pestisida dan beralih ke metode pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan dapat membantu melindungi populasi serangga dan avertebrata lainnya.

4. Membuat Kebijakan Konservasi

Mendorong kebijakan konservasi yang inklusif dan memperhatikan avertebrata sebagai bagian penting dari ekosistem dapat membantu meningkatkan perlindungan bagi mereka.

Kesimpulan

Sobat Suka Fakta, gak kerasa kita udah ada di penghujung artikel. Dari artikel ini kita jadi tau bahwa Hewan avertebrata, yang tidak memiliki tulang belakang, mencakup lebih dari 95% dari semua spesies hewan di dunia. 

Kelompok ini mencakup berbagai jenis seperti serangga, moluska, echinodermata, cnidaria, dan annelida, masing-masing dengan ciri khas dan peran ekologis yang penting. Avertebrata juga menjadi subjek penting dalam penelitian ilmiah. Mereka membantu peneliti memahami proses biologis dasar dan mengembangkan terapi medis baru. 

Melindungi hewan avertebrata berarti menjaga keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Memahami dan menghargai pentingnya hewan avertebrata dapat membantu kita mengambil langkah-langkah untuk melestarikan keanekaragaman hayati yang luar biasa ini. 

Dengan meningkatkan kesadaran dan mendukung upaya konservasi, kita dapat memastikan bahwa hewan-hewan ini terus memainkan peran penting mereka dalam menjaga kelestarian dan keberagaman planet kita, Bumi.

Referensi:

  • Britannica. “Invertebrate.” Britannica. Diakses pada 9 Juli 2024. https://www.britannica.com/animal/invertebrate
  • Wikipedia. “Invertebrate.” Wikipedia. Diakses pada 9 Juli 2024. https://en.wikipedia.org/wiki/Invertebrate
  • Scarborough, Blake. “Hewan Invertebrata | Definisi, Jenis & Contoh.” Butterfly Pavilion. Diakses pada 9 Juli 2024. https://butterflies.org/what-is-an-invertebrate/
  • Active Wild. “Contoh Hewan Invertebrata Beserta Gambar dan Fakta Menariknya.” Active Wild. Diakses pada 9 Juli 2024. https://www.activewild.com/invertebrates-examples/
Sukafakta

SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *