Halo, Sobat Suka Fakta! Kali ini, kita masih akan membahas cerita kriminal yang sangat mengerikan yang pernah terjadi di India, yaitu kasus pemerkosaan Tchuna, yang juga dikenal sebagai kasus Nirbhaya.
Kasus Tchuna ini merupakan satu dari banyaknya kejahatan seksual yang pernah terjadi di dunia. Yup! Sejarah manusia mencatat ada banyak kekerasan seksual yang begitu keji, seperti pemerkosaan gadis Meksiko, pemerkosaan perawat India, pemerkosaan Junko Furata, hingga pemerkosaan Eno Farihah.
Tchuna sendiri adalah seorang mahasiswa fisioterapi yang punya cita-cita tinggi. Sayangnya, nasib tragis menimpanya ketika dia dan temannya, Avnindra Pratap Pandey, menaiki bus yang ternyata membawa mereka ke mimpi buruk.
Siapa Itu Tchuna?
Sobat Suka Fakta, mari kita kenal lebih dekat dengan Tchuna. Dia adalah seorang mahasiswa fisioterapi berusia 23 tahun dengan nama asli Jyoti Singh. Tchuna berasal dari keluarga sederhana di Delhi, India.
Sejak kecil, dia dikenal sebagai anak yang cerdas dan penuh semangat. Meskipun keluarganya tidak kaya, orang tua Tchuna selalu berusaha keras untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka.
Ayah Tchuna bekerja keras sebagai pekerja di bandara untuk menghidupi keluarganya. Mereka menjual sebagian tanah leluhur mereka untuk membiayai pendidikan Tchuna di bidang fisioterapi.
Pemerkosaan Tchuna Terjadi pada 16 Desember 2012
Kejadian mengenaskan ini dimulai pada malam 16 Desember 2012, tepatnya pada pukul 9:30 malam. Saat itu Tchuna dan temannya, Avnindra Pratap Pandey, baru saja selesai menonton film “Life of Pi” di bioskop dan sedang dalam perjalanan pulang.
Mereka memutuskan untuk menaiki bus di Munirka, tanpa mengira bahwa keputusan itu akan mengubah hidup mereka selamanya. Bus yang mereka naiki ternyata berisi enam pria, termasuk pengemudinya.
Bukannya membawa mereka ke tujuan, bus malah berjalan menuju arah yang berbeda. Hal itu pun membuat Avnindra merasa ada kejanggalan hingga akhirnya mencoba melawan. Namun, ketika Avnindra mengutarakan keberatannya, dia justru diejek oleh ke-6 pria itu.
Kekerasan pun mulai terjadi. Avnindra disumpal dan dipukuli dengan batang besi hingga pingsan. Tchuna juga tidak luput dari serangan brutal tersebut. Dia diperkosa beramai-ramai oleh para pria itu selama lebih dari satu jam.
Yang lebih mengerikan, salah satu penyerang menggunakan tongkat besi untuk menyiksa Tchuna, menyebabkan luka yang sangat parah pada tubuhnya. Laporan Medis mengatakan bahwa Tchuna menderita luka berat di perut, usus, dan alat kelaminnya.
Menurut laporan polisi, Tchuna berusaha mencoba melawan dengan menggigit 3 pelaku, hingga meninggalkan bekas gigitan pada dua pelaku. Setelah penyerangan, mereka berdua dibuang dari bus dalam kondisi hampir mati.
Mayat Korban Ditemukan di Pinggir Jalan
Jasad Tchuna dan temannya itu ditemukan di pinggir jalan sekitar pukul 11 malam oleh seorang pejalan kaki. Keduanya ditemukan dalam keadaan setengah telanjang. Pejalan kaki tersebut langsung menghubungi polisi, yang kemudian membawa mereka ke Rumah Sakit Safdarjung.
Di rumah sakit, kondisi Tchuna sangat kritis. Dokter menemukan bahwa hanya lima persen dari ususnya yang tersisa di dalam tubuhnya. Mereka langsung melakukan berbagai tindakan medis untuk menyelamatkan nyawanya.
Para Pelaku Ditangkap dalam Waktu 24 Jam
Setelah penemuan Tchuna dan temannya yang terluka parah, polisi Delhi bergerak cepat untuk menangkap para pelaku. Sebuah Tim Investigasi Khusus dibentuk, dipimpin oleh Wakil Komisaris Pramod Kumar Kushwaha.
Dalam waktu 24 jam, polisi berhasil menemukan dan menangkap enam pria yang terlibat dalam serangan tersebut. Rekaman CCTV dan deskripsi bus yang diberikan oleh teman Tchuna sangat membantu dalam penangkapan para pelaku.
Para tersangka adalah Ram Singh (sopir bus), Mukesh Singh, Vinay Sharma, Pawan Gupta, Akshay Thakur, dan seorang remaja yang tidak disebutkan namanya. Selama penyelidikan, polisi menemukan bukti kuat berupa sidik jari, barang bukti dari bus, dan pernyataan saksi yang menguatkan keterlibatan mereka dalam serangan brutal ini.
Tchuna Berjuang dari Kondisi Kritisnya
Pada 19 Desember 2012, Tchuna menjalankan operasi kelima untuk mengangkat sebagian besar ususnya yang tersisa. Meski dokter melaporkan kondisi Tchuna stabil, namun ia dinyatakan kritis.
Kemudian pada 21 Desember, pemerintah menunjuk sebuah komite dokter untuk memastikan Tchuna mendapat perawatan medis terbaik. Pada 25 Desember kondisi Tchuna tetap diintubasi, dipasangi berbagai alat bantu hidup, dan tetap dalam kondisi kritis. Bahkan, Tchuna mengalami demam hingga 39 derajat celcius.
Kemudian pada 26 Desember, Perdana Menteri Manmohan Singh memimpin rapat kabinet dan memutuskan untuk memindahkan Tchuna ke Rumah Sakit Elizabeth di Singapura. Namun, keputusan ini mendapat kritik dari beberapa dokter karena hanya dianggap sebagai kepentingan politis.
Para dokter mempertanyakan urgensi pemindahan pasien ICU untuk transplantasi organ yang sebenarnya tidak pernah dijadwalkan itu. Bahkan didapatkan bahwa Kepala Menteri Delhi, Sheila Dikshit secara pribadi terlibat dalam keputusan itu.
Menghembuskan Napas Terakhir di Singapura
Selama perjalanan udara menuju Singapura pada 27 Desember, Jyoti mengalami kondisi hampir tidak sadar, yang di laporan disebutkan sebagai serangan jantung. Dokter yang mengawal pun memasang jalur arteri untuk menstabilkan kondisinya.
Naasnya, Tchuna tidak memiliki denyut nadi dan tekanan darah selama hampir tiga menit. Tchuna juga tidak pernah sadar lagi setelah dipindahkan ke Singapura. Pada 28 Desember, Tchuna dinyatakan dalam kondisi kritis.
Kepala Rumah Sakit Mount Elizabeth menyatakan bahwa Tchuna menderita kerusakan otak, pneumonia, dan infeksi perut. Kondisinya pun terus memburuk hingga akhirnya ia tewas pada 29 Desember 2012.
Tchuna akhirnya dikremasi pada 30 Desember di Delhi. Sebelum meninggal, dia sempat memberikan pernyataan kepada polisi, mengungkapkan keinginannya agar para penyerangnya dihukum seberat-beratnya.
Hukuman Pelaku: Eksekusi Mati hingga Penjara 3 Tahun
Setelah kejadian mengerikan itu, polisi bergerak cepat dan berhasil menangkap keenam pelaku. Mereka adalah Ram Singh (sopir bus), Mukesh Singh, Vinay Sharma, Pawan Gupta, Akshay Thakur, dan seorang remaja yang tidak disebutkan namanya karena masih di bawah umur saat kejadian.
Proses pengadilan berjalan cepat, dan pada September 2013, empat pelaku dewasa dijatuhi hukuman mati. Ram Singh, sang sopir bus, ditemukan tewas di sel penjaranya pada Maret 2013, yang diduga bunuh diri. Sementara itu, pelaku yang masih di bawah umur dijatuhi hukuman maksimal tiga tahun di fasilitas pemasyarakatan, sesuai dengan hukum anak di India.
Keempat pelaku dewasa lainnya mencoba mengajukan peninjauan kembali terhadap hukuman mati mereka, tetapi permohonan mereka ditolak oleh Mahkamah Agung India pada Desember 2019.
Akhirnya, pada 20 Maret 2020, Mukesh Singh, Vinay Sharma, Pawan Gupta, dan Akshay Thakur dieksekusi mati di penjara Tihar, menandai akhir dari perjalanan hukum mereka yang panjang.
Keputusan Pengadilan Disambut Antusias oleh Publik
Eksekusi mati para pelaku menjadi momen penting dalam sejarah hukum India, menandai keadilan bagi Tchuna dan keluarganya. Ibu Tchuna, setelah eksekusi, menyatakan bahwa keadilan akhirnya ditegakkan dan berharap putrinya bisa beristirahat dengan tenang.
Reaksi publik juga sangat mendukung eksekusi ini, dengan banyak orang berkumpul di luar penjara untuk merayakan keadilan yang telah ditegakkan.
Keputusan untuk mengeksekusi para pelaku juga memberikan pesan kuat bahwa kekerasan seksual tidak akan ditoleransi dan bahwa hukum akan bertindak tegas terhadap para pelakunya. Ini adalah langkah penting menuju perlindungan yang lebih baik bagi perempuan di India dan di seluruh dunia.
Protes Publik Terjadi di India & Berbagai Negara
Setelah tragedi yang menimpa Tchuna, publik di India benar-benar marah. Protes besar-besaran terjadi di berbagai kota, terutama di New Delhi. Orang-orang dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, pekerja, dan aktivis, turun ke jalan menuntut keadilan dan perubahan dalam undang-undang kekerasan seksual.
Suara mereka bergema di seluruh negeri, menciptakan gelombang solidaritas yang kuat. Demo-demo ini nggak cuma terjadi di India, tapi juga menyebar ke negara-negara lain. Di beberapa tempat, seperti Nepal, Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh, orang-orang juga turun ke jalan untuk menunjukkan dukungan mereka dan menuntut perlindungan lebih baik bagi perempuan.
Protes di Paris, misalnya, di mana masyarakat menyerahkan petisi kepada Kedutaan Besar India untuk meminta tindakan konkret dalam meningkatkan keamanan perempuan. Reaksi publik yang sangat kuat ini memaksa pemerintah India untuk bertindak cepat.
Kenapa Disebut ‘Nirbhaya’?
Mungkin Sobat Suka Fakta bertanya-tanya, kenapa Tchuna disebut ‘Nirbhaya’? Nah, di India, undang-undang melarang media untuk menyebutkan nama asli korban pemerkosaan. Oleh karena itu, berbagai media memberi Tchuna nama samaran, salah satunya adalah ‘Nirbhaya’, yang berarti ‘tak kenal takut’. Nama ini sangat tepat menggambarkan keberaniannya dalam melawan para penyerangnya dan perjuangannya untuk mendapatkan keadilan.
Pada tahun 2013, Tchuna atau ‘Nirbhaya’ secara anumerta menerima Penghargaan Wanita Pemberani Internasional dari Departemen Luar Negeri AS. Penghargaan ini diberikan sebagai penghormatan atas keberaniannya dan sebagai pengingat bagi kita semua tentang pentingnya melawan kekerasan terhadap perempuan.
Perubahan Undang-Undang Kekerasan Seksual India
Sobat Suka Fakta, salah satu dampak terbesar dari kasus pemerkosaan Tchuna adalah perubahan besar dalam undang-undang kekerasan seksual di India. Pada Maret 2013, pemerintah mengesahkan Undang-Undang Hukum Pidana (Amandemen), yang memberikan hukuman lebih berat bagi para pelaku kekerasan seksual dan mencakup kejahatan baru seperti penguntitan, penyiraman air keras, dan penyebaran foto-foto tanpa izin.
Beberapa poin penting dalam undang-undang baru ini adalah:
- Hukuman yang lebih berat: Hukuman mati bisa dijatuhkan untuk kasus pemerkosaan yang menyebabkan koma atau kematian korban. Hukuman minimum untuk pemerkosaan kelompok juga ditingkatkan menjadi 20 tahun.
- Definisi pemerkosaan yang lebih luas: Undang-undang ini memperluas definisi pemerkosaan, menekankan bahwa ketidakhadiran perlawanan fisik dari korban tidak berarti persetujuan.
- Kejahatan baru: Tindakan seperti penguntitan, penyiraman air keras, dan penyebaran foto atau video tanpa izin sekarang diakui sebagai kejahatan yang serius.
Perubahan ini nggak hanya meningkatkan hukuman bagi para pelaku, tetapi juga memperkuat perlindungan bagi korban kekerasan seksual. Dengan adanya undang-undang baru ini, diharapkan akan ada penurunan signifikan dalam kasus kekerasan seksual dan peningkatan rasa aman bagi perempuan di India.
Sobat, perubahan ini menunjukkan betapa kuatnya suara rakyat dalam mendorong perubahan. Kasus Tchuna telah menjadi titik balik dalam perjuangan melawan kekerasan terhadap perempuan di India, dan semoga terus memberikan inspirasi untuk kemajuan yang lebih besar di masa depan.
“Warisan” Kasus Pemerkosaan Tchuna
Kasus pemerkosaan Tchuna telah meninggalkan warisan yang mendalam bagi India dan dunia. Salah satu warisan terbesar adalah perubahan dalam undang-undang kekerasan seksual di India. Pemerintah merespons protes dengan mengesahkan Undang-Undang Hukum Pidana (Amandemen) 2013, yang menetapkan hukuman yang lebih berat bagi pelaku kekerasan seksual dan mengakui kejahatan baru seperti penguntitan dan penyiraman air keras.
Selain itu, kasus ini meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melaporkan kekerasan seksual dan memberikan dukungan kepada korban. Banyak organisasi dan inisiatif baru bermunculan untuk memberikan bantuan hukum, psikologis, dan sosial kepada korban kekerasan seksual.
Kasus Tchuna juga tercermin dalam perubahan sikap publik. Orang-orang menjadi lebih berani untuk berbicara tentang kekerasan seksual dan menuntut perlindungan yang lebih baik. Kasus ini telah menjadi simbol perjuangan melawan patriarki dan kekerasan terhadap perempuan.
Pengaruh Kasus Tchuna dalam Budaya Populer
Kasus Tchuna juga menginspirasi berbagai karya seni dan dokumenter yang berusaha mengangkat isu kekerasan seksual dan memberikan penghormatan kepada keberanian Tchuna.
Salah satu yang paling terkenal adalah dokumenter berjudul “India’s Daughter” yang disutradarai oleh Leslee Udwin. Film ini menampilkan wawancara dengan salah satu pelaku serta keluarganya, dan mengeksplorasi dampak kasus ini pada masyarakat India.
Selain itu, serial Netflix berjudul “Delhi Crime” juga dibuat berdasarkan kasus ini. Serial ini mengikuti investigasi polisi setelah serangan tersebut dan memberikan pandangan mendalam tentang upaya penegakan hukum dalam menangani kejahatan yang mengerikan ini.
Banyak seniman juga menciptakan karya seni yang terinspirasi oleh kisah Tchuna. Misalnya, Ram Devineni menciptakan buku komik “Priya’s Shakti” yang menggabungkan mitologi India dengan isu kekerasan seksual untuk mengedukasi masyarakat dan memberdayakan perempuan.
Dengan karya-karya ini, kisah Tchuna terus diingat dan menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya melawan kekerasan seksual dan mendukung korban. Seni dan dokumenter ini tidak hanya memberikan penghormatan kepada Tchuna, tetapi juga memicu diskusi dan perubahan sosial yang lebih luas.
Kesimpulan
Keberanian Tchuna dan perjuangannya melawan kekerasan seksual telah menginspirasi banyak orang untuk berdiri bersama menentang ketidakadilan. Tragedi ini menjadi katalisator bagi perubahan undang-undang kekerasan seksual di India, memberikan hukuman lebih berat bagi pelaku dan mengenali kejahatan baru seperti penguntitan dan penyiraman air keras.
Peristiwa ini membuka mata banyak orang akan perlunya perlindungan lebih baik bagi perempuan dan memicu diskusi luas tentang kekerasan seksual. Kisah Tchuna adalah pengingat bahwa keberanian dan solidaritas dapat membawa perubahan nyata.
Meskipun dunia telah kehilangan seorang gadis muda dengan impian besar, tapi kita tetap bisa menemukan harapan dalam perubahan yang dihasilkan. Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk terus berjuang melawan kekerasan dan ketidakadilan, menciptakan dunia yang lebih aman dan adil bagi perempuan di mana pun berada!
REFERENSI:
- BBC. (2020, Maret 20). Kasus Nirbhaya: Empat pria India dieksekusi atas tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan di bus Delhi tahun 2012. BBC News. Diakses dari https://www.bbc.com/news/world-asia-india-51969961
- Gupta, S. (2020, Maret 20). India executes four men for brutal 2012 Delhi bus rape and murder. Reuters. Diakses dari https://www.reuters.com/article/world/india-executes-four-men-for-brutal-2012-delhi-bus-rape-and-murder-idUSKBN21706Q/
- Mehra, R. (2012, Desember 29). Pemerkosaan berkelompok di India: enam pria didakwa atas pembunuhan. The Guardian. Diakses dari https://www.theguardian.com/world/2012/dec/29/india-gang-rape-six-men-charged-murder
- Times of India. (2019, Desember 18). Apa kasus Nirbhaya. Times of India. Diakses dari https://timesofindia.indiatimes.com/india/what-is-nirbhaya-case/articleshow/72868430.cms
- Wikipedia. (2023). 2012 Delhi gang rape and murder. Diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/2012_Delhi_gang_rape_and_murder
SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.