Halo, Sobat Suka Fakta! Kalau kalian pecinta hiburan, pasti kalian tau kalau ada banyak banget kasus kriminal yang memakan korban dari kalangan selebriti terkenal. Misalnya ada pembunuhan Tupac Shakur, Sharon Tate, Dimebag Darrell, Gianni Versace, Jam Master Jay, Christina Grimmie, pembunuhan XXXTentacion, Notorious B.I.G, Selena Quintanilla, hingga pembunuhan Marvin Gaye.
Siapa yang tak kenal dengan Marvin Gaye, si penyanyi legendaris yang dikenal dengan suara emasnya? Mungkin Sobat pernah mendengar lagu-lagu hitsnya seperti Sexual Healing atau What’s Going On. Tapi ternyata, di balik suara indah dan karier cemerlangnya itu, ada cerita tragis yang mungkin belum banyak diketahui.
Ya, Marvin Gaye tewas ditembak oleh ayahnya sendiri. Kisah pembunuhan Marvin Gaye ini bukan hanya sekadar tragedi keluarga, tapi juga menggambarkan pergulatan pribadi seorang artis yang harus berjuang melawan depresi, kecanduan, dan konflik keluarga yang mendalam.
Siapa Marvin Gaye?
Marvin Pentz Gay, Jr., lahir pada 2 April 1939 di Washington D.C. Sejak kecil, Marvin sudah menunjukkan bakatnya dalam bermusik. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang religius, di mana musik gereja menjadi bagian penting dalam kehidupannya.
Tidak heran jika sejak usia muda, Marvin sudah mahir memainkan piano dan drum. Talenta musiknya terus berkembang, dan pengalaman bernyanyinya pun dia dapatkan dari gereja tempat ayahnya, Marvin Gay Sr., menjadi pendeta.
Namun, masa kecil Marvin tidak sepenuhnya bahagia. Ia sering menghadapi kerasnya didikan dari ayahnya yang menerapkan disiplin ketat dan memiliki sifat yang temperamental. Meski begitu, musik selalu menjadi pelarian dan sumber kebahagiaan bagi Marvin.
Setelah lulus dari SMA, Marvin sempat mendaftar di Angkatan Udara Amerika Serikat, tetapi kecintaannya pada musik membawanya kembali ke Washington untuk mengejar karier musik profesional.
Karir Marvin Gaye Melejit Setelah Bergabung dengan Motown Records
Setelah kembali ke Washington, Marvin Gaye mulai mengembangkan kariernya di dunia musik. Ia terjun ke genre R&B dan doo-wop, dan bergabung dengan grup vokal The Rainbows yang berada di bawah naungan musisi terkenal Bo Diddley.
Bersama The Rainbows, Marvin merilis beberapa rekaman, namun karier grup tersebut tidak berlangsung lama. Kemudian, Marvin bergabung dengan The New Moonglows, sebuah grup vokal yang dibentuk oleh Harvey Fuqua. Di sini, Marvin mulai menemukan panggung yang lebih besar dan mulai dikenal oleh publik.
Tak butuh waktu lama bagi Marvin untuk menarik perhatian label besar, dan ia akhirnya menandatangani kontrak dengan Motown Records. Di bawah bimbingan Berry Gordy, Marvin Gaye mulai menciptakan hit demi hit yang membawa namanya melambung di industri musik.
Lagu-lagu seperti How Sweet It Is (To Be Loved By You) dan I Heard It Through the Grapevine menjadi sangat populer dan menempatkan Marvin sebagai salah satu bintang terbesar di Motown.
Setelah meraih kesuksesan awal, Marvin Gaye tidak berhenti di situ. Ia terus berevolusi sebagai seorang musisi dan menciptakan karya-karya yang lebih dalam dan bermakna. Salah satu puncak kariernya adalah album What’s Going On yang dirilis pada tahun 1971.
Album ini tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga mendapat pujian kritis karena liriknya yang peka terhadap isu-isu sosial seperti perang, ketidakadilan, dan kerusakan lingkungan. Marvin Gaye dikenal sebagai Prince of Soul dan Prince of Motown karena kemampuannya menggabungkan berbagai genre musik menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Ia berhasil menggabungkan elemen-elemen soul, pop, jazz, dan gospel ke dalam musiknya, menciptakan suara yang unik dan tak tertandingi. Kolaborasinya dengan artis-artis seperti Tammi Terrell dalam lagu-lagu duet juga menjadi salah satu highlight dalam kariernya.
Marvin Gaye Menghadapi Berbagai Masalah Pribadi
Namun, di balik gemerlapnya panggung, Marvin Gaye juga menghadapi banyak masalah pribadi. Ia berjuang melawan kecanduan kokain, depresi, dan berbagai tekanan psikologis. Pada awal 1980-an, masalah-masalah ini semakin memperburuk kondisi Marvin, membuatnya memilih untuk mengasingkan diri di Inggris dan Belgia.
Pengasingan ini memberinya waktu untuk merenung dan mencoba mengatasi kecanduannya, meskipun tidak sepenuhnya berhasil. Meskipun begitu, masa pengasingannya tidak sepenuhnya sia-sia.
Di sana, Marvin menciptakan lagu Sexual Healing, yang menjadi salah satu hit terbesar dalam kariernya. Lagu ini membawa Marvin kembali ke puncak tangga lagu dan meraih dua penghargaan Grammy. Kembalinya Marvin dengan Sexual Healing menunjukkan bahwa meskipun ia berjuang dengan banyak masalah, kreativitas dan bakatnya tetap bersinar.
Yup! Marvin Gaye tetap berusaha untuk menciptakan musik yang bermakna dan menginspirasi. Ia pernah mengatakan, “I record so that I can feed people what they need, what they feel. Hopefully, I record so that I can help someone overcome a bad time.” Kata-kata ini menunjukkan betapa dalamnya dedikasi Marvin terhadap musik dan pengaruh positif yang ingin ia berikan kepada para pendengarnya.
Marvin Gaye Ditembak oleh Ayahnya Setelah Berkelahi
Sobat Suka Fakta, sebelum insiden tragis itu terjadi, hubungan antara Marvin Gaye dan ayahnya sudah lama bermasalah. Marvin Gaye Sr. adalah seorang pendeta yang sangat menerapkan disiplin di rumahnya.
Hubungan mereka yang tegang sering kali diperburuk oleh kecemburuan dan ketidaksetujuan terhadap gaya hidup Marvin yang glamor dan penuh kontroversi. Marvin Jr. sering merasa bahwa ayahnya tidak pernah benar-benar mendukung karier musiknya, bahkan ketika ia mencapai puncak kesuksesan.
Pada akhir 1983, Marvin Gaye kembali ke rumah orang tuanya di Los Angeles setelah menghabiskan waktu di Eropa. Ia berada di titik terendah dalam hidupnya, berjuang melawan depresi dan utang, serta penyalahgunaan kokain.
Kembalinya Marvin ke rumah orang tua ternyata tidak membantu memperbaiki hubungan mereka. Sebaliknya, ketegangan semakin meningkat, dan rumah itu menjadi tempat yang penuh konflik. Pada pagi hari 1 April 1984, hanya sehari sebelum ulang tahun Marvin Gaye yang ke-45, terjadi pertengkaran hebat antara Marvin dan ayahnya.
Pertengkaran tersebut bereskalasi menjadi perkelahian fisik, yang membuat situasi semakin tegang. Ibu Marvin, Alberta Gay, berusaha untuk menenangkan putranya di kamarnya. Namun, di tengah ketegangan itu, Marvin Gaye Sr. mengambil pistol yang sebelumnya diberikan oleh Marvin Jr. dan menembak putranya di dada sebanyak tiga kali.
Penembakan ini menyebabkan luka fatal yang melubangi jantung, paru-paru, dan hati Marvin. Marvin Gaye meninggal dalam pelukan saudara laki-lakinya, Frankie, yang berusaha menolongnya di menit-menit terakhir hidupnya.
Ayah Marvin Gaye Dihukum 5 Tahun Penjara
Penembakan Marvin Gaye langsung mengejutkan dunia musik dan para penggemarnya. Berita kematiannya menyebar dengan cepat dan banyak yang tidak percaya bahwa seorang ikon musik seperti Marvin bisa tewas dengan cara yang begitu tragis.
Ayah Marvin, Marvin Gay Sr., segera ditahan oleh pihak kepolisian dan didakwa atas pembunuhan putranya. Proses hukum terhadap Marvin Gay Sr. berjalan cukup cepat. Meskipun ia mengklaim bahwa penembakan tersebut adalah tindakan membela diri,tapi pengadilan tetap menjatuhkan hukuman.
Marvin Gay Sr. dijatuhi hukuman enam tahun penjara, tetapi ia hanya menjalani masa hukuman selama lima tahun sebelum dibebaskan. Insiden ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga Gaye dan para penggemar Marvin di seluruh dunia.
Kesimpulan
Sobat Suka Fakta, cerita hidup Marvin Gaye mengajarkan kita banyak hal tentang perjuangan, kesuksesan, dan tragisnya konflik keluarga. Sebagai seorang musisi, Marvin telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam industri musik dengan suara emas dan karyanya yang tak terlupakan.
Kisah tragis pembunuhan Marvin Gaye oleh ayahnya sendiri pada 1 April 1984 mengingatkan kita akan pentingnya penyelesaian konflik dan dukungan keluarga. Mari kita kenang Marvin Gaye sebagai seorang artis yang berani mengungkapkan perasaannya melalui musik dan memberikan pengaruh positif bagi banyak orang.
Semoga kisah hidupnya menginspirasi kita untuk selalu mencari kedamaian dan solusi dalam menghadapi konflik, baik di dalam keluarga maupun dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih telah menyimak kisah ini dan teruslah mendukung karya-karya seni yang memberikan makna dalam hidup kita.
REFERENSI:
- History.com Editors. (2020, April 1). Marvin Gaye is shot and killed by his own father. Retrieved from https://www.history.com/this-day-in-history/marvin-gaye-is-shot-and-killed-by-his-own-father
- Kumparan. (2020, March 29). Mengenal Marvin Gaye, Sosok Penyanyi yang Ditembak Ayahnya. Retrieved from https://kumparan.com/potongan-nostalgia/mengenal-marvin-gaye-sosok-penyanyi-yang-ditembak-ayahnya-1t8e1orahAH
- NY Times. (1984, April 2). Marvin Gaye is Shot and Killed; Pop Singer’s Father Faces Charge. Retrieved from https://www.nytimes.com/1984/04/02/us/marvin-gaye-is-shot-and-killed-pop-singer-s-father-faces-charge.html