Misteri

7 Fakta Kasus Kanibalisme Albert Fish, Sempat Kirim Tulisan Mengerikan Kepada Ibu Korban

543
×

7 Fakta Kasus Kanibalisme Albert Fish, Sempat Kirim Tulisan Mengerikan Kepada Ibu Korban

Share this article
Albert Fish
Fakta Kasus Kanibalisme Albert Fish, Sempat Kirim Tulisan Mengerikan Kepada Ibu Korban. Sumber: Detik.com

Hai,  Sobat Suka Fakta! Kali ini kita akan membahas tentang sosok yang benar-benar mengerikan dalam sejarah kriminal Amerika, yaitu Albert Fish. Nama ini mungkin belum terlalu familiar buat kamu, tapi setelah membaca artikel ini, kamu akan tahu kenapa dia dijuluki sebagai salah satu pembunuh berantai paling sadis. 

Sob, Albert Fish dikenal karena kejahatan-kejahatan kanibalisme, pemerkosaan, dan penyiksaan terhadap anak-anak. Serem banget, kan?! Nah, dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas semua fakta tentang Albert Fish, mulai dari latar belakang kehidupannya yang penuh lika-liku, kejahatan mengerikannya, hingga bagaimana akhirnya dia bisa tertangkap. 

Nah, sebagai permulaan, mari kita telisik dulu siapa sebenarnya Albert Fish ini. Kita akan lihat bagaimana masa kecilnya yang sulit dan bagaimana kehidupan awalnya bisa membentuknya menjadi sosok yang sangat menakutkan. Jadi, simak terus ya, Sob!

1. Albert Fish Adalah Anak Bungsu yang Dititipkan ke Panti Asuhan

Albert Fish
Potret Albert Fish semasa kecil. Sumber: medium.com

Nama asli Albert Fish adalah Hamilton Howard Fish, lahir pada tanggal 19 Mei 1870 di Washington, D.C. Albert adalah anak bungsu dari pasangan Randall Fish dan Ellen Francis Howell. Keluarganya punya riwayat penyakit mental yang cukup panjang, mulai dari pamannya yang mengidap mania, saudara laki-lakinya yang dirawat di rumah sakit jiwa, hingga ibunya yang mengalami halusinasi.

Masa kecil Albert juga tidak mudah. Setelah ayahnya meninggal ketika Albert masih kecil, ibunya tidak mampu merawatnya dan memasukkannya ke Panti Asuhan Saint John di Washington. Di sana, Albert sering mengalami kekerasan fisik.

Namun, alih-alih merasa trauma, Albert justru mulai menikmati rasa sakit tersebut. Ketika ibunya akhirnya mendapatkan pekerjaan dan membawa Albert kembali ke rumah, pengaruh buruk dari panti asuhan sudah terlanjur membekas dalam dirinya.

Pada usia 12 tahun, Albert mulai menjalin hubungan dengan seorang bocah telegraf yang mengenalkannya pada berbagai praktik seksual menyimpang. Dari sinilah, perilaku aneh Albert mulai berkembang. Sob, itu hanya permulaan dari serangkaian tindakan mengerikan yang akan dilakukan Albert di masa dewasa.

2. Mulai Melakukan Aksi Kejahatannya saat Usia 20 Tahun

Albert Fish
Potret Albert Fish. Sumber: vocal.media

Setelah tumbuh dewasa, Albert Fish pindah ke New York City pada tahun 1890, ketika usianya baru 20 tahun. Di sana, dia mulai bekerja sebagai pelukis rumah. Meskipun tampak seperti pekerjaan biasa, di balik itu, Albert mulai melakukan kejahatan yang mengerikan.

Dia terlibat dalam prostitusi laki-laki dan mulai menganiaya serta memperkosa anak-anak yang sebagian besar berusia di bawah enam tahun. Pada 1898, Albert menikah dengan Anna Mary Hoffman, dan mereka memiliki enam anak. Namun, kehidupannya jauh dari normal. 

Albert sering melakukan pencurian dan tindakan kriminal lainnya, hingga akhirnya dia ditangkap dan dikurung di Penjara Sing Sing pada 1903. Salah satu peristiwa yang paling mencolok dalam kehidupan awal kejahatannya adalah ketika dia bertemu dengan Thomas Kedden, seorang pria berusia 19 tahun yang cacat mental. 

Albert menyiksa Kedden selama dua minggu, memotong sebagian alat kelaminnya, sebelum meninggalkannya begitu saja setelah merawat lukanya dengan peroksida. Ini menunjukkan betapa sadisnya Albert dalam menjalankan kejahatannya. Sadis banget, ya?!

3. Hampir Semua Korbannya Masih di Bawah Umur 

Francis McDonnell.
Salah satu korban, Francis McDonnell. Sumber: hhalbertfish.weebly.com

Sob, selain Thomas Kedden, masih banyak korban kejahatan Albert, di antaranya, yaitu: 

  1. Grace Budd, 10 tahun (3 Juni 1928)

Kasus  pembunuhan ini bermula ketika Albert Fish melihat iklan baris yang dipasang oleh keluarga Budd, yang sedang  mencari pekerjaan untuk putra mereka yang bernama Edward Budd, pria berusia 18 tahun. 

Kala itu Albert berpura-pura menawarkan pekerjaan untuk Edward, tetapi saat dia bertemu dengan adik perempuan Edward, Grace Budd, dia mengubah rencananya. 

Dengan dalih mengajak Grace ke pesta ulang tahun, Albert membawanya ke rumah kosong, membunuh, dan memutilasinya. Tubuh Grace bahkan dimakan sebagian oleh Albert, yang kemudian mengirim surat mengerikan kepada ibu Grace, mengungkapkan detail mengerikan tentang apa yang telah dia lakukan.

  1. Francis McDonnell, 9 tahun (14 Juli 1924)

Kasus ini mencuat pertama kali setelah Francis McDonnell dilaporkan hilang saat bermain dengan teman-temannya di Port Richmond, Staten Island. Tubuhnya ditemukan di hutan dekat rumahnya, diserang secara seksual dan dicekik dengan bretel. Meskipun awalnya Albert tidak mengaku, dia akhirnya mengakui kejahatan ini setelah ditangkap untuk kasus lain.

  1. Billy Gaffney, 4 tahun (11 Februari 1927)

Kasus ini bermula ketika Billy Gaffney menghilang dari lorong apartemennya di Brooklyn. Awalnya, pembunuh berantai Peter Kudzinowski adalah tersangka pembunuhan Gaffney.

Kemudian, Joseph Meehan, seorang pengendara troli di Brooklyn, sekaligus saksi dari kasus ini, melihat gambar Albert Fish di koran dan mengidentifikasi dia sebagai lelaki tua yang dilihatnya pada 11 Februari 1927. 

Kala itu, Meehan mengaku melihat seorang pria tua mencurigakan yang mencoba menenangkan seorang anak yang menangis di troli. Setelah penangkapan Albert, dia mengakui kejahatan ini, dan menjelaskan dengan detail mengerikan bagaimana dia menyiksa dan membunuh Billy.

4. Albert Dikenal Suka Menyakiti Diri Sendiri dengan Cara yang Sadis

 Albert Fish.
Potret Albert Fish. Sumber: All That’s Interesting

Sobat Suka Fakta, selain melakukan kejahatan mengerikan terhadap orang lain, Albert juga sering menyiksa dirinya sendiri.  Dia dikenal sebagai seorang sadomasokis, yang berarti dia menikmati rasa sakit, baik yang diterima dirinya maupun yang diberikannya kepada orang lain.

Albert sering melakukan tindakan menyakiti diri sendiri dengan cara yang sangat ekstrem. Salah satu kebiasaannya adalah menancapkan jarum ke panggulnya. Awalnya, dia hanya menancapkan jarum dan mencabutnya kembali, tetapi lama-kelamaan dia mulai menancapkan jarum begitu dalam sehingga tidak bisa dicabut lagi.

Setelah dia ditangkap, hasil rontgen menunjukkan bahwa ada 29 jarum tertancap di area panggulnya. Selain itu, Albert juga sering memukul dirinya sendiri dengan dayung yang dilengkapi dengan paku-paku tajam.

Bahkan, dia pernah menyuruh anak-anaknya untuk memukul pantatnya dengan dayung tersebut sebagai bagian dari “permainan”. Halusinasi dan delusi yang dialaminya membuatnya melakukan berbagai ritual menyiksa diri yang sangat mengerikan.

5. Fish Dijatuhi Hukuman Mati dengan Eksekusi Menggunakan Kursi Listrik

Akhirnya, setelah bertahun-tahun melakukan kejahatan, Albert Fish tertangkap pada 13 Desember 1934. Penangkapan ini bermula dari surat kaleng mengerikan yang dikirimkan Albert kepada ibu Grace Budd.  Surat itu berisi pengakuan tentang penculikan, pembunuhan, dan kanibalisme terhadap putrinya.

Polisi berhasil melacak surat tersebut dan ditemukan hasil bahwa Albert Fish lah dalang dari semua itu. Proses penangkapan Albert sangat dramatis. Saat polisi datang untuk menangkapnya, Albert sempat mengacungkan silet untuk menyerang detektif yang menangkapnya, namun berhasil dilumpuhkan. 

Di markas polisi, Albert tidak berusaha menyangkal pembunuhan Grace Budd. Dia dengan tenang menceritakan semua detail mengerikan tentang kejahatan yang telah dilakukannya. Pengadilan Albert Fish dimulai pada 11 Maret 1935. Pengacaranya mencoba membela dengan alasan bahwa Albert gila dan tidak sadar akan tindakannya. 

Namun, setelah 10 hari persidangan, juri memutuskan bahwa Albert waras dan bersalah atas pembunuhan Grace Budd.  Dia dijatuhi hukuman mati dengan kursi listrik dan dieksekusi pada 16 Januari 1936. Hingga saat terakhirnya, Albert tetap menunjukkan sikap tenang dan tidak menyesal.

6. Albert Juga Melakukan Kejahatan Seksual pada 100 Anak Laki-Laki

Yetta Abramowitz
Potret Yetta Abramowitz. Sumber: findagrave.com

Sobat Suka Fakta, meskipun Albert Fish mengaku hanya membunuh tiga anak, namun banyak yang percaya bahwa jumlah korbannya jauh lebih banyak. Beberapa kejahatan lain yang diduga dilakukan oleh Albert antara lain:

  • Yetta Abramowitz (12 tahun): Pada 14 Mei 1927, Yetta ditemukan dicekik dan dipukuli di atap sebuah gedung apartemen di Bronx. Seorang pria yang ciri-cirinya cocok dengan deskripsi Albert terlihat mencoba memikat beberapa gadis muda di sekitar tempat kejadian.
  • Mary Ellen O’Connor (16 tahun): Pada 15 Februari 1932, mayat Mary Ellen ditemukan di hutan dekat rumah yang sedang dicat oleh Albert Fish di Far Rockaway, Queens.
  • Thomas Kedden (19 tahun): Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, Thomas disiksa oleh Albert Fish dan alat kelaminnya dimutilasi.

Albert juga mengaku telah melakukan pelecehan seksual terhadap setidaknya 100 anak laki-laki, sebagian besar adalah anak-anak Afrika-Amerika atau mereka yang memiliki disabilitas perkembangan. Albert memilih mereka karena dia yakin bahwa polisi tidak akan terlalu memperhatikan kasus-kasus yang melibatkan korban-korban tersebut.

Jadi, Sobat Suka Fakta, meskipun mengerikan ada kemungkinan besar bahwa masih banyak korban lainnya yang tidak pernah terungkap atau diakui oleh Albert. Kejahatan-kejahatan ini menunjukkan betapa kejam dan tanpa perasaan tindakan Albert Fish.

7. Kasus Kejahatan Albert Fish Terkenal hingga Seluruh Dunia 

Setelah kematian Albert Fish, kasus-kasusnya tetap menjadi topik pembicaraan yang hangat dan mengerikan di masyarakat. Kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh Fish membuka mata banyak orang tentang betapa pentingnya kewaspadaan terhadap orang-orang di sekitar kita, terutama mereka yang tampak tidak mencurigakan.

Kasus Albert Fish juga menjadi bahan studi dalam dunia psikologi kriminal dan kejahatan. Para ahli berusaha memahami motivasi di balik tindakan sadisnya, dan bagaimana riwayat penyakit mental serta lingkungan masa kecilnya berkontribusi pada perkembangan perilakunya yang sangat menyimpang. Banyak yang melihat kasus ini sebagai contoh ekstrem dari efek trauma masa kecil dan keturunan penyakit mental.

Selain itu, kasus Fish juga mempengaruhi cara hukum dan penegakannya menangani kasus-kasus kekerasan terhadap anak. Lebih banyak perhatian dan sumber daya dialokasikan untuk melindungi anak-anak dari kekerasan dan pelecehan, serta memastikan bahwa para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.

Dalam budaya populer, Albert Fish sering muncul dalam berbagai film, buku, dan dokumenter yang mengulas tentang pembunuh berantai. Kisahnya yang penuh kengerian terus menarik perhatian banyak orang dan menjadi pengingat akan sisi gelap kemanusiaan.

Kesimpulan

Nah, Sobat Suka Fakta, kita sudah menelusuri kisah mengerikan tentang Albert Fish, salah satu pembunuh berantai paling sadis dalam sejarah Amerika. Kasus Albert Fish bukan hanya kisah menakutkan tentang seorang pria yang melakukan kejahatan mengerikan, tapi juga sebuah studi mendalam tentang dampak trauma masa kecil dan penyakit mental yang tidak ditangani dengan baik.

Fish tumbuh dalam lingkungan yang keras dan penuh kekerasan, yang tanpa disadari membentuknya menjadi sosok kejam. Riwayat penyakit mental dalam keluarganya juga memainkan peran besar dalam perkembangan perilakunya yang sangat menyimpang.

Kisah Fish juga mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga kewaspadaan dan perlindungan terhadap anak-anak. Pada masa itu, kurangnya kesadaran dan perhatian terhadap perlindungan anak membuat banyak kasus kekerasan terhadap anak tidak terdeteksi atau tidak ditangani dengan baik. 

Sobat Suka Fakta, itulah kisah Albert Fish yang begitu mengerikan. Tapi, meskipun penuh dengan cerita keji, kisah ini mengandung banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil untuk mencegah kejadian serupa terulang. Sob, sampai jumpa di artikel selanjutnya, ya!

REFERENSI:

SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *