Misteri

8 Fakta Jack The Ripper, Pembunuh Berantai Paling Terkenal Dalam Sejarah

526
×

8 Fakta Jack The Ripper, Pembunuh Berantai Paling Terkenal Dalam Sejarah

Share this article
Mengenal Sosok Jack The Ripper, Pembunuh Berantai Paling Terkenal Dalam Sejarah.
Mengenal Sosok Jack The Ripper, Pembunuh Berantai Paling Terkenal Dalam Sejarah. Sumber: Viator

Hai, Sobat Suka Fakta! Siapa nih yang suka cerita-cerita misteri dan kisah pembunuh berantai? Kalau kamu salah satunya, pasti udah nggak asing lagi dengan nama Jack The Ripper. Yup, dia adalah salah satu pembunuh berantai paling terkenal dalam sejarah yang aksinya bikin heboh Whitechapel, sebuah kawasan di London pada tahun 1888. 

Sob, Jack The Ripper ini adalah nama samaran, lho. Yup! Kasus kejahatan ini sampai sekarang belum bisa terpecahkan, Sob! Jadi, bayangin, betapa lihainya Jack The Rapper melancarkan aksi kejinya itu, sampai-sampai pihak berwenang pun tidak mampu menguak identitasnya.

Sob, meski identitasnya belum diketahui, tapi ada berbagai fakta menark yang bisa kita ulik dari kasus misterius ini. Penasaran, kan?! Nah, dalam artikel ini, kita bakal ngebahas 10 fakta menarik Jack The Ripper, mulai dari metode pembunuhannya yang mengerikan, hingga berbagai teori tentang siapa sebenarnya pelaku di balik nama legendaris ini. Let’s dive in!

1. Lima Kakonik, Julukan yang Melekat pada Korban Jack the Ripper

Daftar korban Annie Chapman
Daftar korban Annie Chapman. Sumber: Wikipedia

Sobat Suka Fakta, kita akan mengenal lebih dekat siapa saja korban yang dikenal sebagai “Lima Korban Kanonik” dari Jack The Ripper. Mengerikannya, para korban ini semuanya adalah wanita.

  • Mary Ann Nichols

Korban pertama yang ditemukan adalah Mary Ann Nichols, yang dikenal juga sebagai Polly. Wanita ini lahir pada 26 Agustus 1845, dan menjalani kehidupan yang penuh kesulitan, sering berpindah-pindah pekerjaan, dan akhirnya jatuh ke dalam kemiskinan. Mary Ann tinggal di rumah-rumah kerja sebelum ditemukan tewas.

Pada 31 Agustus 1888, ia ditemukan tewas di Buck’s Row (sekarang dikenal sebagai Durward Street). Tubuhnya ditemukan dengan luka di tenggorokan dan perut robek dengan luka dalam yang bergerigi.

  • Annie Chapman

Korban kedua, Annie Chapman yang lahir pada September 1841. Ia menikah dengan John Chapman dan memiliki beberapa anak. Namun, pernikahannya berakhir, dan Annie terpaksa hidup di jalanan. Ia dikenal sering menghabiskan waktu di tempat penampungan dan tempat-tempat umum lainnya sebelum kematiannya.

Chapman ditemukan tewas pada 8 September 1888 di halaman belakang sebuah rumah di Hanbury Street 29, Spitalfields. Sama seperti korban sebelumnya, Chapman juga digorok tenggorokannya dengan dua sayatan. Perutnya menganga, dan rahimnya telah diambil. Salah seorang saksi mengaku melihat Chapman bersama seorang pria berambut gelap yang berpenampilan lusuh pada pukul 05.30 pagi.

  • Elizabeth Stride

Elizabeth Stride yang juga dikenal sebagai Long Liz, lahir di Gothenburg, Swedia, pada 27 November 1843. Ia pindah ke London pada tahun 1866. Elizabeth hidup sebagai pekerja seks komersial dan sering terlihat di jalanan Whitechapel.

Pada 30 September 1888, dua korban ditemukan pada malam yang sama. Elizabeth Stride adalah yang pertama ditemukan di Dutfield’s Yard. Penyebab kematiannya adalah luka gorokan yang memutus arteri utama di sisi kiri lehernya. Meski mengalami luka di tenggorokan, tubuhnya tidak mengalami mutilasi lebih lanjut. Hal itu pun memunculkan ketidakpastian, apakah pembunuhan Stride ini disebabkan oleh Ripper, atau memang Stride melawan saat dibunuh Ripper.

  • Catherine Eddowes

Beberapa jam kemudian pada malam yang sama dengan penemuan Stride, Catherine Eddowes ditemukan di Mitre Square. Pembunuhan Catherine adalah salah satu yang paling sadis, dengan luka yang sangat parah di wajah, tenggorokan, dan perut. Ginjal bagian kiri dan rahimnya juga diambil.

Catherine Eddowes lahir pada 14 April 1842. Ia menjalani kehidupan yang penuh kesulitan, sering tinggal di rumah-rumah kerja dan penampungan. Catherine juga dikenal memiliki masalah dengan alkohol. 

Fakta bahwa dua pembunuhan terjadi dalam satu malam menunjukkan bahwa Jack The Ripper sangat berani dan mungkin merasakan kebutuhan yang mendesak untuk membunuh. Kedua lokasi pembunuhan ini cukup dekat satu sama lain, menunjukkan bahwa sang pembunuh tahu betul area tersebut dan dapat bergerak cepat tanpa terdeteksi.

  • Mary Jane Kelly

Korban terakhir adalah Mary Jane Kelly, korban termuda dan paling misterius di kasus ini.Tidak banyak yang diketahui tentang asal usulnya, tetapi ia dikenal sebagai pelacur yang bekerja di daerah Whitechapel. 

Mary Jane Kelly ditemukan tewas pada 9 November 1888 di kamar sewaan nya di 13 Miller’s Court. Pembunuhan Mary Jane adalah yang paling mengerikan, dengan mutilasi yang sangat ekstrem pada tubuhnya. Lehernya digorok putus hingga tembus ke tulang belakang, dan organ-organ di perutnya hampir dikosongkan, bahkan jantungnya juga hilang. 

Sob, para korban ini sering dianggap sebagai “lima kanonik” karena mereka diyakini kuat sebagai korban yang dibunuh oleh orang yang sama, yaitu Jack The Ripper.

2. Musim Gugur Teror, Periode Pembunuhan Jack the Ripper

Jack The Ripper.
Ilustrasi Jack The Ripper. Sumber: Stockadobe

Nah, Sobat Suka Fakta, pembunuhan yang dilakukan Jack The Ripper terjadi dalam periode yang dikenal sebagai “Musim Gugur Teror” pada tahun 1888. Kenapa disebut begitu? Karena dalam waktu yang relatif singkat, lima wanita ditemukan tewas dengan cara yang mengerikan.

Pada saat itu, kawasan Whitechapel di London menjadi tempat yang menakutkan, terlebih pelakunya belum tertangkap. Warga pun takut keluar rumah di malam hari karena khawatir menjadi korban berikutnya. Situasi ini menyebabkan kepanikan massal dan menimbulkan banyak spekulasi tentang siapa sebenarnya Jack The Ripper.

Polisi pun bekerja keras untuk menangkap pelakunya. Namun, metode investigasi yang terbatas pada masa itu membuat mereka kesulitan. Mereka menerima banyak surat yang mengaku dari sang pembunuh, salah satunya bahkan menggunakan nama “Jack The Ripper”. Surat-surat ini menambah ketakutan dan kebingungan di kalangan publik.

3. Membunuh Para Korban dengan Melukai Tenggorokan dan Memutilasi Perut 

 perut yang di sayat.
Ilustrasi perut yang di sayat. Sumber: IST

Selanjutnya, kita akan membahas metode pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan oleh Jack The Ripper. Sobat Suka Fakta, meski pelakunya masih menjadi misteri, namun kita bisa mengetahui bagaimana metode pembunuhan itu dilakukan melalui serangkaian kejadian serupa. Sob, siap-siap ya, karena bagian ini cukup mengerikan!

  • Melukai tenggorokan korban: Setiap korban ditemukan dengan luka sayatan di tenggorokan. Ini biasanya dilakukan terlebih dahulu untuk membunuh korban dengan cepat.
  • Memutilasi Perut: Setelah korban meninggal, Jack The Ripper biasanya akan memutilasi perut korban. Beberapa organ internal seperti ginjal dan rahim diambil. Ini menunjukkan bahwa sang pembunuh memiliki pengetahuan tentang anatomi manusia.
  • Melakukan aksinya di malam hari: Kebanyakan pembunuhan dilakukan pada malam hari atau dini hari. Ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan tertangkap basah oleh polisi atau saksi mata.
  • Melancarkan aksi di tempat sepi: Pembunuhan biasanya terjadi di tempat-tempat sepi dan gelap, seperti gang-gang atau halaman belakang. Ini meminimalisir risiko ditemukan saat melakukan aksinya.

Sob, metode yang digunakan Jack The Ripper menunjukkan bahwa ia bukan pembunuh biasa. Kemungkinan besar, ia memiliki pengetahuan medis atau pengalaman dalam memotong hewan, seperti seorang dokter atau tukang daging.

4. Sosok yang Diduga Sebagai Jack The Ripper

Daftar tersangka Montague John Druitt.
Daftar tersangka Montague John Druitt. Sumber: Wikipedia

Nah, Sobat Suka Fakta, salah satu aspek paling menarik dari kasus Jack The Ripper adalah banyaknya teori dan spekulasi tentang siapa sebenarnya sang pembunuh. Kalian pasti bertanya-tanya, siapakah sosok asli Jack the Ripper? Nah, berikut beberapa terduga yang paling sering disebutkan:

  • Montague John Druitt

Montague John Druitt adalah seorang pengacara dan guru yang memiliki minat dalam pembedahan. Ia menghilang setelah pembunuhan terakhir dan ditemukan tewas di Sungai Thames. Beberapa percaya bahwa kematiannya bertepatan dengan berakhirnya pembunuhan Ripper, namun bukti yang mengaitkannya dengan kejahatan ini sangat minim.

  • Michael Ostrog

Michael Ostrog adalah seorang penjahat dan dokter asal Rusia yang diketahui memiliki kecenderungan membunuh. Ia ditempatkan di rumah sakit jiwa beberapa bulan setelah pembunuhan terakhir, namun tidak ada bukti kuat yang menghubungkannya dengan pembunuhan di Whitechapel.

  • Aaron Kosminski

Aaron Kosminski adalah seorang Yahudi Polandia yang tinggal di Whitechapel dan dikenal memiliki kebencian besar terhadap wanita, terutama pelacur. Ia dirawat di rumah sakit jiwa tidak lama setelah pembunuhan terakhir. Meskipun ia sering disebut sebagai tersangka utama, tidak ada bukti definitif yang mengkonfirmasi keterlibatannya.

  • Walter Sickert

Baru-baru ini, pelukis terkenal Walter Sickert juga diduga sebagai tersangka oleh penulis Patricia Cornwell dalam bukunya “Portrait of a Killer: Jack the Ripper – Case Closed”. Cornwell menggunakan bukti DNA yang ditemukan pada surat-surat yang diklaim ditulis oleh Jack The Ripper dan mencocokkannya dengan surat-surat yang ditulis oleh Sickert. Namun, banyak ahli yang skeptis dengan teori ini.

  • Sir William Gull

Sir William Gull, dokter pribadi Ratu Victoria, juga disebut-sebut sebagai salah satu tersangka dalam beberapa teori konspirasi. Beberapa percaya bahwa Gull terlibat dalam pembunuhan ini sebagai bagian dari plot yang lebih besar, namun tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim ini.

5. Ada Surat-Surat Misterius yang Diduga Ditulis oleh Jack The Ripper

 surat misterius.
Potret surat misterius. Sumber: en.wikipedia.org

Kali ini kita akan membahas surat-surat misterius yang diduga ditulis oleh Jack The Ripper. Surat-surat ini tidak hanya menambah sensasi pada kasus ini tetapi juga memperkuat identitasnya sebagai sosok pembunuh yang licik dan kejam. Berikut beberapa surat yang diduga dikirim Jack The Ripper:

  • Surat ‘Dear Boss’

Salah satu surat paling terkenal adalah surat ‘Dear Boss’ yang diterima oleh Kantor Berita Pusat pada 27 September 1888. Dalam surat ini, penulis mengejek upaya polisi untuk menangkapnya dan menyatakan bahwa ia akan terus melakukan pembunuhan. Surat ini ditandatangani dengan nama “Jack The Ripper”, nama yang akhirnya menjadi identitas sang pembunuh.

  • Surat ‘From Hell’

Surat lain yang terkenal adalah surat ‘From Hell’ yang diterima oleh George Lusk, Presiden Komite Kewaspadaan Whitechapel. Surat ini disertai dengan sebuah kotak kecil berisi ginjal manusia yang diasinkan. Isi surat tersebut sangat mengerikan dan penuh dengan ancaman, menambah ketakutan di kalangan publik dan polisi.

  • Kontroversi Keaslian Surat

Meskipun banyak surat yang diklaim berasal dari Jack The Ripper, keaslian sebagian besar surat ini diragukan. Beberapa ahli percaya bahwa surat-surat tersebut ditulis oleh wartawan atau orang-orang yang ingin mengeksploitasi ketakutan publik untuk keuntungan pribadi. Namun, beberapa surat dianggap sangat mendetail dan sesuai dengan fakta kasus sehingga mungkin memang ditulis oleh sang pembunuh.

Surat-surat ini tidak hanya menjadi bahan penyelidikan polisi, tetapi juga menjadi bagian penting dari legenda Jack The Ripper. Mereka memberikan wawasan tentang pikiran dan kepribadian sang pembunuh, sekaligus menambah lapisan misteri pada kasus ini.

6. Kasus Pembunuhan ini Menimbulkan Reaksi Kesedihan Publik

Ilustrasi pemakaman salah satu korban.
Ilustrasi pemakaman salah satu korban. Sumber: Pinterest

Sobat Suka Fakta, saatnya kita melihat bagaimana reaksi publik terhadap kasus ini, terutama saat pemakaman para korban.

  • Pemakaman yang Tenang dan Penuh Kesedihan

Meskipun pembunuhan Jack The Ripper menciptakan kepanikan di masyarakat, pemakaman para korban berlangsung relatif tenang. Misalnya, pemakaman Mary Ann Nichols dan Annie Chapman dihadiri oleh keluarga dan teman-teman dekat, menunjukkan sisi manusiawi dari tragedi ini. Pemakaman mereka adalah momen untuk berduka dan mengenang mereka sebagai individu, bukan hanya sebagai korban pembunuhan yang mengerikan.

  • Prosesi Pemakaman Catherine Eddowes

Sob, pemakaman Catherine Eddowes berbeda dengan Mary dan Annie Chapman yang begitu tenang. Pasalnya, menurut laporan The Daily Telegraph, ribuan orang berpartisipasi dalam prosesi pemakamannya melalui Whitechapel, dan ratusan lainnya menunggu di gereja. Ini menunjukkan betapa besar dampak kasus ini terhadap masyarakat dan betapa mendalamnya rasa solidaritas di antara penduduk London Timur.

  • Reaksi Publik dan Kegaduhan Media

Reaksi publik terhadap pembunuhan ini sangat kuat, terutama karena ketidakmampuan polisi untuk menangkap pelakunya. Surat kabar dipenuhi dengan laporan harian tentang perkembangan kasus ini, dan rasa takut serta spekulasi merebak di antara masyarakat. Ketidakpastian dan ketakutan ini membuat kasus Jack The Ripper menjadi bahan pembicaraan yang terus berlanjut hingga hari ini.

7. George Lusk, Pengusaha Setempat yang Membentuk Komite Kewaspadaan

George Lusk
Potret George Lusk. Sumber: en.wikipedia.org

Sobat Suka Fakta, di tengah ketakutan yang melanda, muncul sosok George Lusk dan Komite Kewaspadaan Whitechapel yang berusaha mengambil langkah untuk melindungi masyarakat. George Lusk, seorang pengusaha setempat, membentuk Komite Kewaspadaan Whitechapel sebagai respons terhadap pembunuhan berantai yang mengerikan ini.

Komite ini beranggotakan warga setempat yang peduli dan ingin membantu polisi dalam menangkap Jack The Ripper. Mereka melakukan patroli malam di jalan-jalan Whitechapel, berusaha menjaga keamanan dan memberikan rasa aman kepada penduduk.

Namun, usaha Komite Kewaspadaan untuk menangkap Jack The Ripper, tidak menemukan hasil. Akhirnya, mereka pun memberikan tekanan tambahan kepada pihak berwenang untuk lebih serius dalam penyelidikan. Keberadaan komite ini juga menunjukkan betapa seriusnya masyarakat dalam menangani kasus ini dan keinginan mereka untuk melindungi satu sama lain dari ancaman pembunuhan.

8. Kasus Jack The Ripper Mempengaruhi Budaya Populer di Seluruh Dunia

Novel The lodger
Kaya sastra Novel The lodger. Sumber: shopee.co.id

Sobat Suka Fakta, kasus Jack The Ripper tidak hanya meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah kejahatan tetapi juga mempengaruhi budaya populer di seluruh dunia. Mari kita lihat bagaimana warisan ini terus hidup hingga hari ini.

  • Literatur dan Film

Kasus ini telah menginspirasi banyak karya sastra dan film. Novel horor “The Lodger” oleh Marie Adelaide Lowndes adalah salah satu karya paling terkenal yang didasarkan pada pembunuhan Jack The Ripper. Novel ini kemudian diadaptasi menjadi beberapa film, termasuk film bisu oleh Alfred Hitchcock pada tahun 1927, yang berjudul “The Lodger: A Story of the London Fog”.

  • Tour Wisata

Hingga hari ini, lokasi-lokasi yang terkait dengan pembunuhan Jack The Ripper di East End London menjadi destinasi wisata yang populer. Banyak tur wisata yang menawarkan perjalanan melintasi tempat-tempat bersejarah ini, membawa pengunjung kembali ke masa lalu dan menjelajahi jejak sang pembunuh berantai.

  • Studi dan Riset

Jack The Ripper juga menjadi subjek dari banyak studi akademik dan riset, terutama di bidang kriminalistik dan sejarah. Istilah “ripperology” bahkan diciptakan untuk menggambarkan studi khusus mengenai kasus ini. Banyak peneliti dan sejarawan yang terus berusaha mengungkap identitas sebenarnya dari Jack The Ripper.

  • Pengaruh pada Kebijakan Penegakan Hukum

Kasus Jack The Ripper membawa perubahan signifikan dalam cara polisi menangani kasus pembunuhan berantai. Kegagalan menangkap sang pembunuh memaksa pihak berwenang untuk mengevaluasi dan meningkatkan metode penyelidikan mereka, termasuk pentingnya analisis forensik dan psikologi kriminal.

Kesimpulan

Sobat Suka Fakta, setelah menggali lebih dalam tentang Jack The Ripper, kita bisa memahami mengapa kasus ini tetap menjadi salah satu misteri kriminal paling terkenal dan menakutkan dalam sejarah. Identitasnya yang misterius, metode pembunuhan yang brutal, serta dampak sosial yang luas menjadikan Jack The Ripper sebagai figur yang terus memikat perhatian publik hingga hari ini.

Kasus Jack The Ripper juga memberikan pelajaran berharga bagi penegakan hukum. Kegagalan menangkap pelaku memaksa polisi untuk mengevaluasi dan meningkatkan metode penyelidikan mereka. Pentingnya analisis forensik dan psikologi kriminal menjadi lebih diperhatikan setelah kasus ini, membantu mencegah dan menangani kasus-kasus pembunuhan berantai di masa depan.

Itulah sepuluh fakta menarik tentang Jack The Ripper, pembunuh berantai paling terkenal dalam sejarah. Meskipun kisahnya penuh dengan kengerian, penting bagi kita untuk tetap mengingat para korban dan terus mencari kebenaran. Terima kasih telah mengikuti pembahasan kita kali ini, Sobat Suka Fakta. Sampai jumpa di cerita-cerita menarik lainnya!

REFERENSI:

SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *