Fakta Dunia

12 Sisi Gelap Korea Selatan, Warganya Diskriminatif dan Bias Gender?

×

12 Sisi Gelap Korea Selatan, Warganya Diskriminatif dan Bias Gender?

Sebarkan artikel ini
sisi gelap korea
Sisi Gelap Korea Selatan, Warganya Diskriminatif dan Bias Gender. Sumber: IST

Halo, Sobat Suka Fakta! Siapa sih yang nggak kenal dengan gemerlapnya Korea Selatan? Dari K-pop, K-drama, hingga kuliner khasnya, Korea Selatan memang sukses mencuri hati banyak orang di seluruh dunia. 

Kita sering kali melihat betapa indahnya kehidupan di negeri ginseng ini lewat layar kaca, mulai dari drama romantis yang bikin baper sampai musik K-pop yang bikin semangat. Tapi tunggu dulu, Sob! Apa yang terlihat di drakor dan realita di lapangan ternyata beda jauh, lho. 

Di balik gemerlap dan keindahan yang disuguhkan, ada banyak sisi gelap Korea Selatan yang jarang kita ketahui. Nah, kali ini kita bakal kupas tuntas 12 sisi gelap Korea Selatan yang mungkin bakal bikin kamu berpikir dua kali sebelum terbuai dengan imajinasi yang ditawarkan drakor.

[irp]

1. Warganya Sangat Diskriminatif terhadap Imigran

sisi gelap korea
Potret kota Seoul. Sumber: IST

Kita mulai dengan salah satu isu yang cukup mengkhawatirkan di Korea Selatan, yaitu diskriminasi terhadap imigran. Saat ini, ada sekitar 2 juta imigran yang tinggal di Korea Selatan. 

Sayangnya, mereka sering kali menghadapi perlakuan diskriminatif hanya karena perbedaan fisik dengan warga lokal. Imigran di Korea Selatan sering dianggap sebagai beban negara dan mendapat stereotipe negatif. 

Selain itu, instrumen hukum yang ada juga tidak cukup melindungi mereka. Misalnya, undang-undang tenaga kerja rumah tangga tidak mencakup semua jenis pekerjaan yang dilakukan oleh imigran. 

Akibatnya, banyak imigran yang bekerja di sektor lain tanpa perlindungan yang memadai. Bahkan, ada tempat-tempat umum seperti spa, bar, dan restoran yang secara terang-terangan melarang masuknya orang asing dengan memasang poster larangan.

Bayangin deh, Sobat, gimana rasanya tinggal di negara yang nggak ramah dan diskriminatif? Jadi, kalau kamu punya rencana untuk menetap di Korea Selatan, pikirkan kembali dan persiapkan diri dengan baik, ya!

2. Memiliki Jam Kerja yang Sangat Panjang

sisi gelap korea selatan
Ilustrasi wanita yang lelah bekerja. Sumber: IST

Mungkin kamu sering lihat di drakor, para karakter utama bekerja keras tanpa henti. Ternyata, itu bukan hanya dramatisasi, lho. Nyatanya, banyak pekerja di Korea Selatan, terutama di industri hiburan, mengalami jam kerja yang sangat panjang.

Di industri hiburan, baik artis maupun staf produksi sering kali harus lembur untuk mengejar target penyelesaian produksi. Bahkan, ada kasus di mana seorang asisten sutradara melakukan bunuh diri karena tekanan kerja yang sangat tinggi. 

Jam kerja yang berlebihan ini nggak cuma bikin capek fisik, tapi juga berdampak buruk pada kesehatan mental mereka. Jadi, Sobat, kalau kamu berpikir bekerja di Korea Selatan itu seru seperti di drakor, kamu salah nih!

[irp]

3. Tingginya Angka Kekerasan dan Diskriminasi Gender

kekerasan
Ilustrasi wanita yang menerima kekerasan. Sumber: IST

Sobat, meskipun Korea Selatan tampak modern dan maju, ternyata masih ada masalah besar terkait kekerasan domestik dan diskriminasi gender. Berdasarkan survei, banyak perempuan di Korea Selatan mengalami kekerasan emosional, fisik, dan seksual. 

Sayangnya, lebih dari 90% korban kekerasan domestik di Korea Selatan tidak pernah melaporkan kejadian tersebut atau mencari bantuan. Ini menunjukkan betapa sulitnya situasi yang dihadapi oleh para korban.

Drama Korea sering kali menampilkan perempuan dalam posisi yang dimarginalkan dan mengalami ketidakadilan gender. Ternyata, ini bukan hanya fiksi, tapi juga realita yang terjadi di masyarakat Korea Selatan. 

4. Memiliki Budaya Cancel Culture yang Ketat

Pernah dengar tentang budaya cancel culture, Sobat? Di Korea Selatan, cancel culture sangat ketat dan bisa berdampak besar pada reputasi selebriti. Selebriti di sana nggak hanya dituntut untuk tampil baik di layar, tapi juga harus menjadi panutan yang sempurna bagi publik.

Jika ada selebriti yang terlibat kontroversi atau skandal, mereka bisa langsung ‘dihapus’ dari dunia hiburan. Reputasi mereka bisa hancur dalam sekejap karena adanya cancel culture ini. 

Hal ini bikin para selebriti harus ekstra hati-hati dalam bersikap dan bertindak, baik di depan kamera maupun di kehidupan pribadi mereka. Bayangin aja, Sobat, betapa beratnya hidup di bawah sorotan publik yang terus mengawasi setiap langkahmu. Nggak heran banyak selebriti yang merasa tertekan dan stres.

[irp]

5. Tingginya Tekanan Sosial bahkan Sejak Dini

sisi gelap korea
Ilustrasi pendidikan di Korea selatan. Sumber: Dok. beasiswakorea.com

Di Korea Selatan, tekanan sosial nggak hanya dirasakan oleh orang dewasa, tapi juga anak-anak sejak usia dini. Masyarakat di sana sangat terobsesi dengan pendidikan dan universitas bergengsi. 

Bahkan, anak-anak SD sudah mengikuti kursus tambahan hingga larut malam demi mencapai prestasi akademik yang tinggi. Obsesi terhadap pendidikan ini digambarkan dalam serial “Sky Castle”, yang menunjukkan betapa kerasnya persaingan untuk masuk ke universitas elit. 

Tekanan yang sangat tinggi ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental anak-anak, membuat mereka merasa terbebani dan stres sejak kecil. Jadi, Sobat, kalau kamu berpikir anak-anak di Korea Selatan hidup dalam kebahagiaan seperti di drakor, kenyataannya mereka juga harus berjuang keras sejak dini.

6. Krisis Populasi karena Rendahnya Angka Pernikahan dan Kehamilan

korea
Potret pernikahan di korea. Sumber: Dok. popbela.com

Banyak orang di sana memilih untuk tidak menikah dan punya anak karena kesulitan ekonomi dan tekanan sosial yang tinggi. Akibatnya, Korea Selatan mengalami krisis populasi.

Tingkat kesuburan di Korea Selatan mencapai titik terendah sepanjang masa, yaitu hanya 0,81 anak per wanita pada tahun 2022. Ini menandai tahun keempat berturut-turut di mana tingkat kesuburan berada di bawah 1%. 

Dengan kondisi ini, nggak heran kalau Korea Selatan menghadapi masalah serius terkait penurunan populasi. Jadi, meskipun kehidupan di Korea Selatan terlihat glamor di layar kaca, ada banyak tantangan dan tekanan yang harus dihadapi oleh masyarakatnya, termasuk dalam hal pernikahan dan keluarga.

[irp]

7. Masyarakatnya Sangat Kompetitif dalam Berbagai Aspek

Kampus Ewha Womans University
Kampus Ewha Womans University. Sumber: Dok. scholarsofficial.com

Di sana, budaya kompetitif sudah mendarah daging dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Mulai dari sekolah, universitas, hingga dunia kerja, kompetisi terasa begitu intens. Masyarakat Korea Selatan sering merasa bersalah jika beristirahat, karena merasa harus terus produktif. 

Bayangin aja, Sobat, istirahat sebentar aja bikin merasa bersalah karena tidak bekerja atau belajar. Hal ini tentu berdampak pada kesehatan mental dan fisik, karena tekanan untuk terus berprestasi begitu tinggi. 

8. Proses Seleksi Trainee Idol yang Ketat dan Rumit

 K-POP
Potret Idol K-POP. Sumber: Dok. glamourmagazine.co.uk

Kita pasti sering terpesona melihat grup K-Pop yang keren dan berbakat. Tapi, tahukah kamu proses di balik layar yang harus mereka lalui? Menjadi trainee idol di Korea Selatan bukanlah hal yang mudah. Proses pelatihan sangat panjang dan berat.

Para trainee harus menjalani latihan yang ketat, dari vokal, menari, hingga bahasa asing. Mereka juga harus bersaing dengan ribuan trainee lainnya untuk bisa debut sebagai idol. Nggak jarang, mereka harus menghadapi tekanan mental yang sangat tinggi selama masa pelatihan. 

Drama “Imitation” menggambarkan realita sulitnya menjadi trainee idol ini. Jadi, meskipun terlihat glamor di panggung, perjalanan menuju debut penuh dengan perjuangan dan tantangan.

[irp]

9. Sasaeng, Penggemar Idol yang Sangat Fanatik

Sasaeng
Potret Idol K-POP. Sumber: Dok .konteks.co.id

Salah satu sisi gelap Korsel lainnya adalah penggemar yang terlalu fanatik, atau yang dikenal dengan istilah sasaeng. Sasaeng adalah penggemar yang obsesif dan sering mengganggu kehidupan pribadi idola mereka.

Mereka bisa melakukan berbagai tindakan ekstrem, seperti mencari tahu tempat tinggal idol, menghubungi nomor ponsel pribadi, hingga mengikuti idol kemana pun mereka pergi. Hal ini tentu sangat mengganggu dan meresahkan para idol.

Beda dengan penggemar biasa, sasaeng bisa melakukan apa saja demi bisa dekat dengan idolanya, bahkan sampai melanggar privasi. Jadi, di balik popularitas dan cinta dari penggemar, ada sisi gelap yang harus dihadapi oleh para idol.

10. Ada Ketidakadilan di Balik Industri Hiburannya yang Glamor

Meski industri Korsel terlihat sangat glamor, ternyata ada masalah besar terkait pembayaran yang tidak adil bagi aktor dan aktris. Banyak aktor dan aktris yang menerima bayaran per episode, bukan per adegan. 

Ini berarti, berapa pun jumlah adegan yang mereka mainkan dalam satu episode, bayaran yang diterima tetap sama. Bahkan, untuk peran tertentu seperti peran figuran atau peran kecil, bayaran yang diterima bisa sangat sedikit.

Kasus ini tidak hanya terjadi di Korea Selatan, tapi juga di industri hiburan lainnya. Namun, ketidakadilan ini menunjukkan bahwa di balik gemerlapnya dunia hiburan Korsel, ternyata masih banyak pekerja yang kurang dihargai.

[irp]

11. Masih Terjadi Praktik Bullying dan Pelecehan Seksual 

bully
Ilustrasi wanita yang dibully. Sumber: IST

Bullying dan pelecehan seksual menjadi isu serius lainnya di Korea Selatan. Baik di sekolah, tempat kerja, maupun di industri hiburan, kasus bullying dan pelecehan seksual sering terjadi.

Di sekolah, siswa sering mengalami bullying dari teman sekelas atau senior mereka. Di tempat kerja, pekerja perempuan sering menghadapi pelecehan seksual dari rekan kerja atau atasan. Di industri hiburan, beberapa selebriti juga terlibat dalam kontroversi bullying.

Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa meskipun Korea Selatan terlihat maju dan modern, tapi ternyata masih ada banyak masalah sosial yang perlu diselesaikan. Kita harus lebih aware dan mendukung upaya-upaya untuk mengatasi masalah ini.

12. Banyak Terjadi Kasus Bunuh Diri 

Bunuh diri
Ilustrasi Mayat tergeletak. Sumber: IST

Angka bunuh diri di Korea Selatan termasuk yang tertinggi di dunia, terutama di antara negara-negara anggota OECD. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka bunuh diri, di antaranya tekanan sosial, tekanan akademik, dan masalah ekonomi.

Menurut laporan, pada tahun 2018, angka kematian bunuh diri di Korea Selatan mencapai 24,7 per 100.000 orang, dua kali lipat dari rata-rata OECD. Banyak siswa yang bunuh diri karena tidak lulus ujian masuk perguruan tinggi, dan tekanan untuk berprestasi sering kali menjadi penyebab utama.

Selain itu, selebriti dan tokoh publik juga sering menjadi korban bunuh diri karena tekanan yang mereka hadapi dalam industri hiburan. Ini menunjukkan betapa seriusnya masalah kesehatan mental di Korea Selatan.

[irp]

Kesimpulan

Nah, Sobat Suka Fakta, itulah 12 sisi gelap Korea Selatan yang nggak seindah di drakor. Dari sini kita bisa lihat bahwa kehidupan di Korea Selatan tidaklah semanis yang digambarkan di layar kaca.

Meskipun Korea Selatan menawarkan banyak hal menarik, seperti K-pop, K-drama, dan budayanya yang menarik, namun penting untuk kita menyadari dan memahami realita yang ada. Jangan sampai terbuai oleh gemerlapnya industri hiburan tanpa mengetahui sisi gelap yang ada di baliknya.

Dengan mengetahui dan memahami sisi gelap ini, kita bisa lebih bijak dalam menyikapi informasi dan cerita yang kita dapatkan. Semoga artikel ini bisa membuka wawasan kamu dan membantu kamu melihat Korea Selatan dari sudut pandang yang lebih realistis.

Selain sisi gelap Korea Selatan, kamu juga bisa membaca sisi gelap Jepang. Negara yang terkenal dengan teknologi canggih dan kesempurnaannya ini ternyata menyimpan juga sisi gelap. Selain itu, ada juga sisi gelap India yang gak kalah menarik.

REFERENSI

  • CNBC Indonesia. (2022, November 19). Terungkap! 10 Sisi Kelam Kehidupan di Korea Selatan. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20221119185650-33-389545/terungkap-10-sisi-kelam-kehidupan-di-korea-selatan .
  • Hops.ID. (2024, Maret 16). Punya rencana menetap di Korea Selatan? Ketahui sisi gelap Korsel yang tak ramah bagi para imigran. Diakses dari https://www.hops.id/unik/29412168330/punya-rencana-menetap-di-korea-selatan-ketahui-sisi-gelap-korsel-yang-tak-ramah-bagi-para-imigran .
  • DW. (2023, Desember 7). Sisi Gelap Industri Hiburan Korea Selatan. Diakses dari https://www.dw.com/id/sisi-gelap-industri-hiburan-korea-selatan/a-68153296 .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *