Halo, Sobat Suka Fakta! Lagi-lagi, setelah sebelumnya kita membahas kasus kriminal pemerkosaan gadis Meksiko, kini kita akan membahas kasus pemerkosaan perawat India yang bernama Aruna Shanbaug.
Kasus-kasus pemerkosaan ini memang sangat sadis. Bahkan saking sadisnya, kita dibuat bertanya-tanya, apakah benar ada orang yang sekeji itu menghancurkan hidup orang lain. Tapi nyatanya, inilah fakta mengerikan yang memang masih ada di muka Bumi ini.
Kasus Aruna Shanbaug adalah salah satu kasus terkeji dalam sejarah manusia. Bayangkan, ia harus menghabiskan sisa hidupnya selama 42 tahun dalam keadaan koma setelah sebelumnya diperkosa oleh laki-laki bejat yang tak pantas disebut sebagai manusia.
Kasus Aruna Shanbaug gak berhenti di situ. Kasus ini berhasil menarik perhatian dunia tentang isu eutanasi, praktik pencabutan kehidupan manusia melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau at least menimbulkan rasa sakit yang minimal.
Siapa Aruna Shanbaug?
Aruna Shanbaug adalah seorang perawat muda yang bekerja di Rumah Sakit King Edward Memorial (KEM) di Mumbai, India. Ia dikenal sebagai sosok yang ramah dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya.
Aruna lahir di Haldipur, Uttar Kannada, Karnataka pada 1 Juni 1948. Ia mengejar karir di dunia keperawatan dengan penuh semangat. Keinginannya untuk membantu orang lain membuatnya memilih profesi ini, dan dia dengan senang hati melayani pasien-pasien di rumah sakit tersebut.
Aruna Shanbaug Disodomi & Dicekik dengan Rantai Anjing
Kehidupan Aruna berubah drastis pada suatu malam pada 27 November 1973. Saat itu ia masih berusia 25 tahun dan baru saja menyelesaikan tugasnya di rumah sakit. Sayangnya, tanpa diketahui gadis muda itu, sebuah insiden mengerikan menantinya di lorong-lorong gelap rumah sakit, mencatatkan namanya sebagai korban dalam salah satu tragedi pelecehan seksual yang sangat keji.
Pada malam yang naas itu, Aruna Shanbaug diserang oleh seorang petugas kebersihan rumah sakit yang bernama Sohanlal Bhartha Walmiki. Aruna diserang secara brutal ketika ia sedang ganti baju di rumah bawah tanah rumah sakit.
Aruna Shanbaug diperkosa, disodomi dan dicekik dengan rantai anjing. Setelah melakukan tindakan keji tersebut, pelaku meninggalkan Aruna di ruang bawah tanah rumah sakit.
Serangan brutal yang dialami Aruna menyebabkan kerusakan otak yang sangat parah. Akibat dicekik dengan rantai logam, aliran oksigen ke otaknya terhenti, menyebabkan ia jatuh dalam keadaan koma yang berlangsung selama 42 tahun.
Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai keadaan vegetatif, di mana pasien tidak menunjukkan tanda-tanda kesadaran meskipun fungsi-fungsi dasar tubuhnya tetap berjalan. Keadaan vegetatifnya membuatnya terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit, tanpa bisa berkomunikasi atau merespons lingkungan sekitarnya.
Aruna ditemukan pada pukul 7:45 pagi waktu setempat oleh seorang petugas kebersihan. Saat ditemukan, Aruna dalam keadaan tidak sadar dan berlumuran darah. Kejadian ini menjadi awal dari kondisi vegetatif yang Aruna alami selama 42 tahun ke depan, memulai periode panjang penderitaan baginya.
Pemerintah Menolak Melakukan Eutanasia
Kasus Aruna Shanbaug memicu debat besar mengenai hukum eutanasia di India. Eutanasia, atau lebih dikenal sebagai suntik mati, menjadi topik perdebatan panas di kalangan hukum dan masyarakat.
Pinki Virani, seorang penulis dan teman Aruna, mengajukan petisi kepada pengadilan untuk menghentikan pemaksaan makan melalui tabung agar penderitaan Aruna tidak berlarut-larut. Ia percaya bahwa membiarkan Aruna tetap hidup dalam kondisi seperti itu adalah tindakan yang kejam dan tidak manusiawi.
Namun, Mahkamah Agung India menolak petisi tersebut, dengan alasan bahwa pengadilan harus mempertimbangkan semua aspek sebelum mengambil keputusan yang begitu drastis. Selain itu, para perawat yang telah merawat Aruna selama bertahun-tahun juga menentang gagasan eutanasia.
Mereka merasa bertanggung jawab atas kehidupan Aruna dan berpendapat bahwa menghentikan perawatan sama saja dengan mengabaikan tugas kemanusiaan mereka. Debat ini menunjukkan betapa kompleksnya isu eutanasia dan bagaimana sebuah kasus bisa mempengaruhi pandangan hukum dan moralitas di sebuah negara.
Aruna Mengidap Pneumonia di Detik-Detik Terakhir Hidupnya
Saat mendekati akhir hidupnya, kondisi kesehatan Aruna Shanbaug semakin memburuk. Pada minggu terakhir kehidupannya, Aruna didiagnosis menderita pneumonia atau radang paru-paru. Pneumonia adalah infeksi yang mempengaruhi paru-paru dan dapat menjadi sangat serius, terutama bagi seseorang dalam kondisi fisik yang lemah seperti Aruna.
Infeksi ini menyebabkan Aruna semakin kesulitan bernapas, dan dokter memutuskan untuk memasangkan alat bantu pernapasan. Tapi sayangnya, Aruna Shanbaug tidak dapat diselamatkan. Setelah 42 tahun bertahan dan berjuang untuk pulih, ia akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Senin, 18 Mei 2015, pukul 8:30 waktu setempat.
Setelah 42 tahun bertahan dalam keadaan koma, Aruna akhirnya bebas dari penderitaannya yang berkepanjangan. Kepergiannya meninggalkan kesedihan mendalam bagi banyak orang, terutama para perawat yang telah merawatnya selama bertahun-tahun.
Pelaku hanya Dihukum 7 Tahun Penjara
Pelaku pemerkosaan, Sohanlal Bhartha Walmiki, menerima hukuman yang sangat ringan dibandingkan dengan penderitaan yang dialami Aruna. Walmiki hanya dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara atas tindakannya.
Keputusan ini tentu saja memicu kemarahan dan kekecewaan di kalangan masyarakat yang merasa bahwa hukuman tersebut tidak sebanding dengan penderitaan seumur hidup yang harus ditanggung Aruna.
Kasus ini menyoroti kelemahan dalam sistem peradilan India, terutama dalam menangani kasus kekerasan seksual. Banyak yang berpendapat bahwa hukuman yang lebih berat seharusnya diberikan untuk memberikan keadilan bagi korban.
Pengaruh Kasus Ini terhadap Masyarakat India
Kasus Aruna Shanbaug membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat India. Pertama, kasus ini meningkatkan kesadaran publik tentang kekerasan seksual dan pentingnya perlindungan bagi para korban. Banyak kampanye dan gerakan yang muncul untuk mendukung korban kekerasan seksual dan mendorong perubahan dalam sistem hukum.
Selain itu, kasus ini juga memicu perdebatan luas tentang eutanasia dan hak untuk mati dengan martabat. Meskipun Mahkamah Agung India menolak petisi eutanasia untuk Aruna, diskusi tentang topik ini terus berlanjut. Banyak yang berharap bahwa undang-undang yang lebih jelas dan manusiawi dapat diterapkan untuk kasus-kasus serupa di masa depan.
Kesimpulan
Sobat Suka Fakta, perjalanan hidup Aruna Shanbaug yang penuh penderitaan dan keteguhan hati mengajarkan kita banyak hal. Kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang kemanusiaan, keadilan, dan perjuangan.
Kasus pemerkosaan perawat India ini bukan hanya cerita tentang penderitaan, tetapi juga tentang kekuatan dan keteguhan hati para perawat yang merawat Aruna selama bertahun-tahun.
Meskipun Aruna telah tiada, kenangannya akan tetap hidup sebagai simbol dari perjuangan melawan kekerasan dan ketidakadilan. Semoga kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu mendukung dan melindungi mereka yang lemah dan terpinggirkan.
REFERENSI:
- “Perawat India Meninggal Dunia Setelah Koma 42 Tahun.” VOA Indonesia, 18 Mei 2015, https://www.voaindonesia.com/a/perawat-india-meninggal-dunia-setelah-koma-42-tahun/2775671.html.
- “42 Tahun Koma karena Diperkosa, Perawat India Ini Akhirnya Meninggal.” Aktual, 18 Mei 2015, https://aktual.com/42-tahun-koma-karena-diperkosa-perawat-india-ini-akhirnya-meninggal/.
- “Perawat India yang Diperkosa dan Koma 42 Tahun Akhirnya Meninggal Dunia”. Kompas.com, 18 Mei 2015,https://internasional.kompas.com/read/2015/05/18/15500051/Perawat.India.yang.Diperkosa.dan.Koma.42.Tahun.Akhirnya.Meninggal.Dunia
- Kasus Aruna Shanbaug. Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Kasus_Aruna_Shanbaug
SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.