Fakta Unik

Mengenal Kura-Kura Angonoka, Kura-Kura Termahal di Dunia

28
×

Mengenal Kura-Kura Angonoka, Kura-Kura Termahal di Dunia

Sebarkan artikel ini
Kura-Kura Angonoka,
Mengenal Kura-Kura Angonoka, Kura-Kura Termahal di Dunia. Sumber: IST

Hai, Sobat Suka Fakta! Kali ini, kita bakal kenalan sama kura-kura yang harganya setara sama mobil mewah, lho! Yup, kura-kura angonoka atau yang punya nama keren Astrochelys ynifora. 

Kura-kura ini nggak cuma menarik karena harganya yang fantastis, tapi juga punya kisah konservasi yang dramatis dan penuh perjuangan untuk menyelamatkannya dari ambang kepunahan.

Bayangin deh, kura-kura angonoka ini hidup di habitat asli yang cuma ada di kawasan hutan kering Madagaskar. Mereka harus menghadapi berbagai ancaman, mulai dari perburuan liar untuk perdagangan hewan peliharaan ilegal sampai kebakaran hutan yang merusak tempat tinggal mereka. 

Nah, di artikel ini, kita bakal ngulik lebih dalam tentang kura-kura angonoka. Mulai dari ciri fisiknya yang unik, status konservasinya, sampai usaha-usaha buat melindungi spesies yang satu ini. Yuk, kita jelajahi bareng dunia kura-kura angonoka yang penuh keajaiban dan perjuangan ini!

Apa Itu Kura-Kura Angonoka?

 Léon Vaillant.
Potret Léon Vaillant. Sumber: en.wikipedia.org

Sobat Suka Fakta, kura-kura angonoka ini punya nama ilmiah yang keren banget, yaitu Astrochelys ynifora. Nama ini pertama kali diberikan oleh seorang ahli zoologi asal Perancis, Léon Vaillant, di tahun 1885. 

Nama “angonoka” sendiri berasal dari bahasa Malagasi yang digunakan oleh penduduk lokal untuk menyebut kura-kura unik ini. Kura-kura ini juga dikenal dengan sebutan kura-kura mata bajak, karena tonjolan berbentuk bajak di bagian depan plastronnya.

Kalau kita lihat fisiknya, kura-kura angonoka ini punya karapas (tempurung bagian atas) yang berbentuk kubah tinggi dan berwarna coklat muda dengan cincin pertumbuhan yang menonjol di setiap sisiknya. Bagian luar tulang belakangnya berwarna coklat tua. 

Sisik gular pada plastron (tempurung bagian bawah) menonjol ke depan di antara kaki depan dan melengkung ke arah leher. Jantan biasanya lebih besar dari betina, dengan panjang karapas bisa mencapai 17 inci (43 cm) dan berat sekitar 10,3 kg, sementara betina berukuran rata-rata 14,57 inci (370,1 mm) dan berat sekitar 8,8 kg (19 lb).

Nah, ngomongin soal habitat, kura-kura angonoka ini endemik di Madagaskar. Mereka cuma bisa ditemukan di kawasan Teluk Baly di barat laut Madagaskar, dekat kota Soalala, termasuk Taman Nasional Baie de Baly. 

Habitat mereka mencakup sabana, rawa bakau, dan hutan gugur kering. Mereka paling suka tinggal di habitat semak bambu yang terdiri dari berbagai jenis semak, rerumputan sabana, bambu, dan area terbuka tanpa vegetasi.

Populasi Kura-Kura Angonoka Saat ini Sangat Sedikit Akibat Perburuan Liar

Kura-Kura Angonoka
Peta Teluk Baly. Sumber: en.wikipedia.org

Sobat Suka Fakta, sayangnya populasi kura-kura angonoka ini sangat sedikit. Diperkirakan hanya sekitar 100-400 individu yang tersisa di alam liar. Mereka tersebar di area sekitar 25 hingga 60 km² di kawasan Teluk Baly. 

Jumlah yang sedikit ini membuat mereka sangat rentan terhadap berbagai ancaman. Ancaman utama yang dihadapi kura-kura angonoka adalah perburuan liar untuk perdagangan hewan peliharaan. 

Selain itu, kebakaran hutan akibat pembukaan lahan untuk penggembalaan ternak juga menjadi ancaman serius.  Kebakaran ini sering kali tidak terkendali dan merusak habitat alami mereka. Ditambah lagi, babi semak pendatang juga menjadi predator yang memakan telur dan anak kura-kura angonoka.

Upaya Konservasi yang Telah Dilakukan untuk Menyelamatkan Populasi Kura-Kura Angonoka

Jersey Wildlife Preservation Trust
Penangkaran Jersey Wildlife Preservation Trust. Sumber: durrell.org

Untuk menyelamatkan kura-kura angonoka, berbagai upaya konservasi telah dilakukan. Salah satunya adalah program penangkaran yang didirikan oleh Jersey Wildlife Preservation Trust (sekarang Durrell Trust) pada tahun 1986. 

Program ini berhasil membiakkan kura-kura angonoka pertama pada tahun berikutnya. Meskipun pada tahun 1996 terjadi pencurian besar-besaran di fasilitas penangkaran, upaya ini tetap dilanjutkan dan berhasil menghasilkan 224 anakan pada tahun 2004.

Pemerintah Madagaskar juga berperan penting dalam melindungi kura-kura angonoka dengan membentuk Taman Nasional Baie de Baly pada tahun 1997. Taman nasional ini dibentuk untuk melindungi habitat alami kura-kura dan spesies lain yang hidup di sana. Pada tahun 1998, lima kura-kura hasil penangkaran pertama kali dilepaskan kembali ke alam liar di taman nasional ini.

Salah satu kunci keberhasilan upaya konservasi adalah melibatkan masyarakat lokal. Masyarakat di sekitar habitat kura-kura angonoka dilibatkan dalam pembuatan sekat bakar untuk mencegah kebakaran hutan yang tidak terkendali. 

Selain itu, mereka juga diberdayakan untuk membantu dalam pembuatan taman konservasi dan pemantauan perdagangan hewan peliharaan global. Edukasi dan keterlibatan masyarakat lokal ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan upaya konservasi.

Kura-Kura Angonoka Pernah Memakan Kotoran Kering Babi Hutan 

Kura-Kura Angonoka
Potret Kura-Kura Angonoka. Sumber: hu.eferrit.com

Sobat Suka Fakta, setelah kita bahas tentang asal-usul dan status konservasi kura-kura angonoka, sekarang kita akan masuk ke bagian yang nggak kalah seru, yaitu keunikan dan perilaku mereka. 

Kura-kura angonoka adalah herbivora, Sobat. Mereka biasanya mencari makan di pagi dan sore hari. Di habitatnya yang kering, mereka makan rumput, semak, dan tumbuhan lainnya. Meski sering terlihat memakan daun bambu yang sudah mati, tapi ternyata mereka tidak pernah makan bambu yang masih hidup. 

Selain itu, kura-kura ini juga kadang-kadang memakan kotoran kering babi hutan dan karnivora. Aktivitas mereka sangat dipengaruhi oleh musim. Saat musim kemarau dan suhu udara sejuk (Mei hingga Oktober), mereka cenderung kurang aktif dan lebih banyak berlindung di semak belukar atau permukaan tanah yang tertutup sampah.

Ngomongin soal reproduksi, kura-kura angonoka punya pola yang cukup unik. Mereka mencapai usia dewasa seksual sekitar umur 15 hingga 20 tahun. Betina bisa menghasilkan satu hingga enam telur per sarang dan membuat hingga empat sarang setiap musim. 

Musim reproduksi mereka berlangsung dari Januari hingga Mei yang bertepatan dengan awal musim hujan di habitatnya. Dengan tingkat kesuburan sekitar 71,9% dan tingkat keberhasilan penetasan 54,6%, setiap betina bisa menghasilkan sekitar 4,3 anak kura-kura.

Kura-kura angonoka jantan terkenal dengan agresivitasnya, terutama saat bersaing untuk mendapatkan betina. Mereka menggunakan sisik gular untuk menabrak, mendorong, dan bahkan membalikkan lawan mereka. Ini adalah cara mereka menunjukkan dominasi. 

Proses pacaran dan kawin juga cukup menarik, di mana jantan akan mengendus, mengelilingi betina, dan mungkin menggigit kepala atau kaki depannya. Jika betina tidak kooperatif, penjaga penangkaran kadang-kadang harus menyemprot betina dengan air untuk membuatnya ‘hadir’ bagi jantan.

Mereka Masih Menjadi Target Utama Perburuan Liar Untuk Perdagangan Ilegal!

Sob, sayangnya, kura-kura angonoka masih menjadi target utama perburuan liar untuk perdagangan hewan peliharaan ilegal. Banyak kasus penyelundupan yang berhasil digagalkan, tapi permintaan akan kura-kura ini masih sangat tinggi di pasar gelap. 

Pada tahun 2013, 54 kura-kura angonoka berhasil disita di bandara Bangkok. Itu setara dengan 5% dari populasi liar mereka. Kemudian pada tahun 2016, ada lagi penyelundupan 7 kura-kura angonoka di bandara Mumbai.

Meskipun banyak tantangan, ada juga harapan besar untuk masa depan kura-kura angonoka. Berkat upaya konservasi yang luar biasa, seperti yang dilakukan oleh Durrell Wildlife Conservation Trust dan Turtle Conservancy, jumlah kura-kura angonoka di penangkaran dan alam liar terus meningkat. 

Pada tahun 2015, 100 kura-kura angonoka dilepaskan kembali ke alam liar, sebuah tonggak sejarah besar dalam konservasi spesies ini. Selain itu, kolaborasi dengan masyarakat lokal juga sangat penting. 

Dengan melibatkan masyarakat dalam upaya konservasi, peluang untuk melindungi kura-kura angonoka semakin besar. Selain itu, penandaan cangkang dengan tanda pengenal juga membantu mengurangi minat pemburu liar dan kolektor kaya.

Harapannya, dengan terus berlanjutnya upaya konservasi dan meningkatnya kesadaran global, kura-kura angonoka bisa selamat dari ancaman kepunahan dan populasi mereka bisa kembali stabil di habitat aslinya.

Kesimpulan

Nah, Sobat Suka Fakta, setelah kita berpetualang dan mengenal lebih dekat kura-kura angonoka, kita bisa lihat betapa luar biasanya hewan ini. Kita juga telah mengetahui bahwa kura-kura angonoka menghadapi banyak tantangan. Namun, berkat kerja keras para konservasionis dan dukungan masyarakat lokal, ada harapan untuk masa depan mereka.

Sebagai penutup, mari kita ingat bahwa setiap upaya kecil dari kita bisa memberikan dampak besar bagi keberlangsungan hidup kura-kura angonoka dan spesies lainnya. Jadi, Sobat Suka Fakta, mari kita terus peduli dan beraksi untuk melindungi kura-kura angonoka dan spesies lainnya. 

Terima kasih sudah mengikuti perjalanan kita kali ini. Semoga informasi yang disampaikan bisa bermanfaat dan menginspirasi Sobat Suka Fakta untuk lebih peduli terhadap konservasi hewan langka.Sampai jumpa di artikel-artikel menarik berikutnya!

REFERENSI

  • Wikipedia contributors. (2024). Angonoka tortoise. Retrieved from https://en.wikipedia.org/wiki/Angonoka_tortoise
  • Honolulu Zoo. (2024). Angonoka Tortoise. Retrieved from https://www.honoluluzoo.org/services/angonoka-tortoise/
  • Forgotten Nature. (2024). The Angonoka Tortoise. Retrieved from https://forgottennature.org/areas/the-angonoka-tortoise/
Sukafakta

SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *