Halo, Sobat Suka Fakta! Kali ini kita bakal ngobrolin tentang mitos dan fakta Pantai Parangkusumo, sebuah pantai di Yogyakarta yang nggak cuma indah, tapi juga penuh cerita horor dan fakta yang seru banget untuk dibahas.
Buat kalian yang suka pantai, pasti sudah nggak asing lagi dengan Pantai Parangtritis, kan? Nah, Pantai Parangkusumo ini letaknya nggak jauh dari sana dan punya daya tarik yang nggak kalah keren. Pantai Parangkusumo dianggap keramat oleh warga sekitar.
Sobat, apakah kalian sudah tahu, dimana letak pantai Parangkusumo? Pantai ini terletak di kawasan Pantai Parangtritis, Kretek, Bantul, Yogyakarta. Parangkusumo dipenuhi cerita-cerita mistis yang masih dipercaya hingga sekarang.
Pantai Parangkusumo ini bisa dibilang jadi salah satu sisi gelap Jogja. Yuk, lihat lebih lanjut tentang mitos dan fakta Pantai Parangkusumo yang misterius dan belum pernah kamu ketahui sebelumnya.
Fakta Pantai Parangkusumo
1. Gerbang Menuju Keraton Gaib Laut Selatan
Nah, Sobat Suka Fakta, salah satu hal yang paling menarik dari Pantai Parangkusumo adalah kepercayaan bahwa pantai ini merupakan gerbang menuju Keraton Gaib Laut Selatan. Masyarakat sekitar percaya bahwa Pantai Parangkusumo adalah pintu masuk utama ke kerajaan Nyi Roro Kidul, penguasa Laut Selatan yang legendaris.
Banyak yang meyakini bahwa di sinilah tempat bertemunya dunia manusia dan dunia gaib. Kepercayaan ini diperkuat dengan lokasi Pantai Parangkusumo yang strategis, berada di muara antara Laut Selatan dan Sungai Opak.
Cerita tentang Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram, yang bertapa di pantai ini semakin memperkuat mitos bahwa Pantai Parangkusumo adalah tempat sakral. Konon, Panembahan Senopati melakukan pertapaan di sini hingga menyebabkan kekacauan di Kerajaan Segara Kidul, yang akhirnya mempertemukannya dengan Nyi Roro Kidul.
2. Ritual Labuhan Sebagai Persembahan Kepada Nyi Roro Kidul
Di Pantai Parangkusumo sering diadakan ritual labuhan. Apa itu labuhan Parangkusumo? Labuhan Parangkusumo adalah salah satu bentuk penghormatan dan persembahan kepada Nyi Roro Kidul. Dalam ritual ini, masyarakat dan Keraton Yogyakarta melarung berbagai benda ke laut sebagai simbol ikatan dan kekuasaan antara keraton dan penguasa laut selatan.
Ritual labuhan ini bukan hanya sekedar upacara, tetapi juga memiliki makna mendalam. Dalam sejarahnya, Panembahan Senopati meminta bantuan kepada Nyi Roro Kidul untuk menguasai Mataram, dan Nyi Roro Kidul pun berjanji untuk mengayomi keturunan Panembahan Senopati serta Kerajaan Mataram.
Hingga saat ini, ritual labuhan masih rutin dilakukan, menunjukkan betapa kuatnya ikatan antara masyarakat Yogyakarta dengan kepercayaan mereka terhadap Nyi Roro Kidul.
3. Menjadi Tempat Ritual Meditasi dan Semedi
Pantai Parangkusumo juga menjadi tempat yang populer untuk meditasi dan semedi. Salah satu kisah menarik datang dari Mbah Nono, juru kunci Pantai Parangkusumo. Pada tahun 1973, Mbah Nono bermeditasi di pantai ini dan mengalami pengalaman gaib yang luar biasa.
Saat itu, air laut tiba-tiba surut dan ia melihat kerajaan gaib dengan gerbang megah dan pendopo indah di dalamnya. Dalam penglihatannya, Mbah Nono bertemu dengan Nyi Roro Kidul yang memberinya tanggung jawab sebagai penerus juru kunci Cepuri.
Hingga kini, Pantai Parangkusumo masih dijadikan tempat meditasi, semedi, maupun berziarah. Terdapat dua lokasi yang sering digunakan untuk ziarah, yaitu Batu Besar (Sela Ageng) dan Batu Sengker (batu gilang). Banyak orang datang ke sini untuk mencari ketenangan batin atau berdoa, menjadikan Pantai Parangkusumo tempat yang penuh dengan suasana mistis dan sakral.
Mitos Pantai Parangkusumo
1. Pernikahan Spiritual
Sobat Suka Fakta, kisah tentang Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul nggak berhenti sampai di situ. Dikisahkan bahwa setelah bertemu, Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul terjalin dalam sebuah pernikahan spiritual.
Pernikahan ini bukan hanya simbolik, tetapi juga membawa dampak besar bagi Kerajaan Mataram. Nyi Roro Kidul berjanji untuk melindungi dan membantu keturunan Panembahan Senopati dalam menguasai Mataram.
Kisah pernikahan spiritual ini menjadi salah satu alasan utama mengapa ritual-ritual di Pantai Parangkusumo sangat penting. Masyarakat Yogyakarta percaya bahwa dengan melakukan ritual labuhan, mereka menghormati perjanjian antara Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul, sekaligus menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia gaib.
2. Larangan Pakaian Hijau
Salah satu mitos yang paling terkenal di Pantai Parangkusumo adalah larangan memakai pakaian hijau. Kenapa tidak boleh memakai baju warna hijau di Pantai Parangkusumo? Karena warna hijau dipercaya sebagai warna favorit Nyi Roro Kidul. Menurut kepercayaan, siapa pun yang mengenakan pakaian hijau di Pantai Selatan akan disukai oleh Nyi Roro Kidul dan bisa dibawa ke kerajaannya di bawah laut.
Tapi, Sobat Suka Fakta, ternyata ada penjelasan logis di balik larangan ini. Warna hijau mirip dengan warna air laut yang keruh, sehingga sulit terlihat jika seseorang terseret ombak. Jadi, larangan ini sebenarnya juga untuk keselamatan para pengunjung pantai.
3. Mitos Tumbal Laut Selatan
Pantai Parangkusumo dan pantai-pantai di sekitarnya sering dikaitkan dengan mitos tumbal. Banyak yang percaya bahwa kecelakaan atau orang yang tenggelam di laut adalah korban yang diambil oleh Nyi Roro Kidul sebagai tumbal. Mitos ini semakin kuat karena banyaknya korban jiwa di Pantai Selatan.
Namun, secara ilmiah, fenomena ini bisa dijelaskan dengan adanya rip current atau arus pecah. Arus ini sangat kuat dan bisa menyeret orang ke tengah laut tanpa terlihat adanya gelombang besar. Jadi, meskipun ada mitos tentang tumbal, kita juga harus waspada dan berhati-hati saat berada di pantai.
Kesimpulan
Sobat Suka Fakta, setelah mengulas berbagai fakta dan mitos tentang Pantai Parangkusumo, kita bisa melihat betapa kaya dan menariknya warisan budaya di pantai ini. Terletak di kawasan Pantai Parangtritis, Yogyakarta, pantai ini bukan hanya menawarkan pemandangan indah, tetapi juga menyimpan banyak cerita mistis dan ritual yang masih hidup hingga kini.
Melalui cerita-cerita ini, kita belajar untuk menghargai tradisi dan kepercayaan lokal yang telah ada sejak lama. Tradisi seperti ritual labuhan dan meditasi menunjukkan bahwa meski zaman terus berkembang, kepercayaan ini tetap menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Yogyakarta. Menghormati tradisi ini adalah cara kita menjaga warisan budaya yang berharga.
Jadi, jika kamu berkesempatan mengunjungi Pantai Parangkusumo, nikmatilah keindahan pantainya sambil menghormati tradisi dan kepercayaan yang ada. Dengan begitu, kita tidak hanya menikmati pemandangan alam, tetapi juga merasakan kekayaan budaya yang menyelimutinya.
REFERENSI
- Liputan6. “Misteri Pantai Parangkusumo Yogyakarta, Benarkah Jadi Gerbang Masuk Istana Nyi Roro Kidul?” Diakses dari: https://www.liputan6.com/regional/read/5215497/misteri-pantai-parangkusumo-yogyakarta-benarkah-jadi-gerbang-masuk-istana-nyi-roro-kidul
- Antara News. “Pantai Parangkusumo dan Kisah Kanjeng Ratu Kidul.” Diakses dari: https://www.antaranews.com/berita/1670838/pantai-parangkusumo-dan-kisah-kanjeng-ratu-kidul
- IDN Times. “4 Mitos Pantai Selatan yang Dipercaya Orang Sampai Sekarang.” Diakses dari: https://jogja.idntimes.com/travel/destination/dyar-ayu-1/mitos-pantai-selatan
- Solopos. “Ritual Malam Keramat Selasa & Jumat Kliwon di Pantai Parangkusumo.”Diakses dari: https://jogja.solopos.com/ritual-malam-keramat-selasa-jumat-kliwon-di-pantai-parangkusumo-1236008