Misteri

12 Fakta The Alphabet Killer, Pembunuh yang  Dibebaskan Setelah Dipenjara Selama 30 Tahun

5506
×

12 Fakta The Alphabet Killer, Pembunuh yang  Dibebaskan Setelah Dipenjara Selama 30 Tahun

Share this article
The Alphabet Killer
12 Fakta The Alphabet Killer, Pembunuh yang Dibebaskan Setelah Dipenjara Selama 30 Tahun. Sumber: IMDB

Halo, Sobat Suka Fakta! Kali ini, kita akan ngobrolin salah satu kasus pembunuhan yang belum terpecahkan selama lebih dari 50 tahun, yaitu “The Alphabet Killer” alias Pembunuhan Alfabet. 

Kasus ini terjadi di Rochester, New York, antara tahun 1971 dan 1973, dan melibatkan serangkaian pembunuhan anak-anak perempuan yang benar-benar menggemparkan. Yang bikin kasus ini makin menarik dan seram adalah fakta bahwa para korban punya inisial nama depan dan belakang yang sama. 

Bayangkan, Sobat! Nama mereka seperti kode rahasia yang cuma dimengerti sama si pembunuh. Hingga saat ini, kasus ini masih jadi teka-teki besar yang belum terpecahkan, dan pelakunya masih bebas di luar sana.

Nah, di artikel ini, kita bakal bongkar 12 fakta menarik tentang The Alphabet Killer. Artikel ini dijamin bakal bikin kamu makin penasaran sama misteri yang menyelimuti kasus ini dan mengungkap kenapa The Alphabet Killer masih jadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah kriminal Amerika Serikat. Yuk, kita mulai perjalanan seru ini! 

1. Kejahatan Ini Terjadi di Rochester pada 1971-1973

Ilustrasi nak kecil sedang berlari
Ilustrasi anak kecil sedang berlari. Sumber: IST

Kasus kejahatan the Alphabet Killer ini terjadi di Rochester, sebuah kota di New York, antara tahun 1971 dan 1973. Ada tiga korban yang semuanya adalah anak perempuan berusia 10 hingga 11 tahun. Yang bikin serem, nama mereka punya inisial ganda, jadi nama depan dan belakangnya diawali huruf yang sama. Nah, ini dia yang membuat kasus ini unik dan mengerikan.

2. Carmen Colón, Anak Perempuan 10 Tahun yang Jadi Korban Pertama

 Carmen Colón.
Potret Carmen Colón. Sumber: Wikipedia

Carmen Colón adalah korban pertama dalam serangkaian pembunuhan ini. Pada tanggal 16 November 1971, Carmen yang berusia 10 tahun menghilang saat dalam perjalanan pulang dari apotek. Saksi mata melihat Carmen memasuki apotek untuk mengambil resep obat, tapi kemudian meninggalkan toko setelah diberitahu bahwa resepnya belum siap.

Dia terlihat memasuki mobil yang diparkir di dekat apotek tersebut. Sekitar 50 menit setelah Carmen keluar dari apotek, beberapa pengendara di Interstate 490 melihat seorang anak perempuan telanjang dari pinggang ke bawah berlari keluar dari sebuah mobil.

Anak perempuan itu panik dan mencoba menghentikan kendaraan yang lewat. Tragisnya, tidak ada satu pun pengendara yang berhenti untuk membantu. Dua hari kemudian, tubuh Carmen ditemukan di selokan dekat desa Churchville, sekitar 12 mil dari tempat dia terakhir kali terlihat hidup.

Hasil otopsi menunjukkan bahwa Carmen telah diperkosa, mengalami patah tulang tengkorak dan tulang belakang, serta dicekik hingga tewas. Kasus Carmen Colón menimbulkan kemarahan publik yang besar karena tidak ada yang membantu ketika dia terlihat melarikan diri dari penculiknya. 

Meski ada banyak usaha untuk menemukan pembunuhnya, termasuk hadiah uang dan papan reklame yang dipasang di sepanjang jalan utama Rochester, namun kasus pembunuhan Carmen tetap belum terpecahkan.

3. Wanda Walkowicz, Anak 11 Tahun yang Jadi Korban Kedua

Wanda Walkowicz
Potret Wanda Walkowicz. Sumber: troopers.ny.gov

Selanjutnya, kita bahas tentang Wanda Walkowicz, korban kedua dari The Alphabet Killer. Pada tanggal 2 April 1973, Wanda yang berusia 11 tahun menghilang saat pulang dari toko kelontong. Pemilik toko ingat bahwa Wanda membeli beberapa barang sekitar pukul 17:15, dan kemudian berjalan sendirian di Conkey Avenue.

Dia dilaporkan hilang oleh ibunya pada pukul 20:00 malam itu. Keesokan harinya, pada pukul 10:15 pagi, tubuh Wanda yang berpakaian lengkap ditemukan di kaki lereng bukit di sepanjang jalan akses ke State Route 104 di Webster, sekitar tujuh mil dari Rochester. 

Hasil otopsi menunjukkan bahwa dia telah mengalami pelecehan seksual dan dicekik dari belakang dengan pengikat, kemungkinan besar ikat pinggang. Beberapa helai bulu kucing putih ditemukan di pakaiannya, meski keluarga Walkowicz tidak memiliki hewan peliharaan dengan bulu warna tersebut.

Seperti kasus Carmen Colón, penyelidikan intensif dilakukan dengan hotline telepon anonim dan brosur yang disebarkan ke seluruh Rochester. Hadiah sebesar $10.000 juga ditawarkan untuk informasi yang mengarah pada penangkapan dan hukuman bagi pembunuhnya. Meskipun ada banyak petunjuk dari masyarakat, tidak ada yang berhasil mengidentifikasi pembunuhnya.

4. Michelle Maenza, Korban Ketiga yang Hilang saat Pulang Sekolah

Michelle Maenza.
Potret Michelle Maenza. Sumber: Facebook

Michelle Maenza adalah korban ketiga dalam serangkaian pembunuhan yang dilakukan oleh The Alphabet Killer. Pada sore hari tanggal 26 November 1973, Michelle yang berusia 11 tahun dilaporkan hilang oleh ibunya setelah dia tidak pulang dari sekolah. 

Penyelidikan kemudian mengungkap bahwa Michelle terakhir kali terlihat oleh teman-teman sekelasnya sekitar pukul 15:20, berjalan sendirian ke alun-alun perbelanjaan yang terletak dekat dengan sekolahnya. Dia berencana untuk mengambil dompet ibunya yang tertinggal di sebuah toko.

Sekitar sepuluh menit kemudian, seorang saksi melihat Michelle duduk di kursi penumpang sebuah kendaraan berwarna krem atau cokelat yang melaju dengan kecepatan tinggi di Ackerman Street sebelum berbelok ke Webster Avenue. Menurut saksi, anak tersebut terlihat menangis.

Pada pukul 17:30 tanggal 26 November, seorang pengendara mobil mengamati seorang pria berdiri di dekat kendaraan besar berwarna krem atau cokelat dengan ban kempes di Route 350, kota Walworth. Pria tersebut memegang pergelangan tangan seorang gadis yang diyakini sebagai Michelle.

Ketika pengendara berhenti untuk menawarkan bantuan, pria tersebut dengan cepat menutupi plat nomor mobilnya dan menatap pengendara tersebut dengan pandangan mengancam, sehingga pengendara tersebut merasa harus pergi.

Tubuh Michelle yang berpakaian lengkap ditemukan pada pagi hari tanggal 28 November, tergeletak di selokan di sepanjang jalan pedesaan di Makedonia, sekitar 15 mil dari Rochester. 

Hasil otopsi mengungkapkan bahwa selain mengalami trauma benda tumpul, Michelle juga telah diperkosa dan dicekik sampai mati dengan pengikat. Bulu kucing putih ditemukan di pakaiannya, dan sidik jari telapak tangan ditemukan di lehernya.

5. Paman dari Carmen Colón, Miguel Colón Dicurigai sebagai Tersangka Utama

Miguel Colón adalah paman dari Carmen Colón, korban pertama dari The Alphabet Killer. Setelah orang tua Carmen berpisah, Miguel menjalin hubungan dengan ibu Carmen, Guillermina. Miguel menjadi tersangka utama karena beberapa alasan yang mencurigakan.

Pada hari Carmen menghilang, biasanya dia ditemani oleh kakeknya saat pergi ke apotek. Namun, pada hari itu, Carmen memohon kepada kakek dan neneknya untuk diizinkan pergi sendiri. Beberapa minggu sebelum pembunuhan, Miguel membeli sebuah mobil yang mirip dengan kendaraan yang dilihat oleh saksi mata saat Carmen menghilang. 

Saat polisi memeriksa mobil tersebut, mereka menemukan bahwa interior dan eksterior mobil telah dibersihkan secara menyeluruh, dan bagasinya telah dicuci dengan larutan pembersih yang kuat. Temuan lain yang mencurigakan adalah boneka milik Carmen ditemukan di dalam mobil Miguel.

Meski kerabat Carmen mengatakan bahwa dia sering bepergian dengan mobil pamannya dan mungkin meninggalkan mainan tersebut di sana, namun polisi tetap mencurigai Miguel. Selain itu, beberapa hari setelah kematian Carmen, Miguel memberi tahu teman-temannya bahwa dia berniat meninggalkan negara karena dia telah “melakukan kesalahan di Rochester”.

Pada Maret 1972, penyelidik pergi ke Puerto Riko untuk menanyai Miguel, namun dia melarikan diri setelah surat kabar setempat menerbitkan niat polisi untuk menanyainya. Miguel kemudian menyerah kepada pihak berwenang dan setuju untuk diekstradisi kembali ke Rochester.

Meskipun ada bukti tidak langsung yang kuat, namun tidak ada bukti fisik yang menghubungkan Miguel dengan pembunuhan Carmen, sehingga dia akhirnya dibebaskan. Sayangnya, Miguel Colón bunuh diri pada tahun 1991 setelah insiden kekerasan dalam rumah tangga di mana dia menembak dan melukai istri dan saudara iparnya.

6. Dennis Termini, Petugas Pemadam yang Diduga sebagai Tersangka 

Dennis Termini
Potret Dennis Termini. Sumber: crimejunkiepodcast

Dennis Termini adalah salah satu tersangka kuat dalam kasus The Alphabet Killer. Dennis adalah seorang petugas pemadam kebakaran berusia 25 tahun dari Rochester yang juga dikenal sebagai “Pemerkosa Garasi.” 

Dia diketahui telah melakukan setidaknya 14 pemerkosaan terhadap gadis remaja antara tahun 1971 dan 1973. Termini juga memiliki kendaraan berwarna krem yang deskripsinya mirip dengan kendaraan yang dilihat oleh saksi mata penculikan.

Dennis tinggal di sebuah alamat di Bock Street, yang dekat dengan area tempat Michelle Maenza terakhir kali terlihat hidup. Lima minggu setelah kematian korban terakhir, pada tanggal 1 Januari 1974, Termini berusaha menculik seorang gadis remaja dengan todongan senjata. 

Namun, dia melarikan diri ketika gadis tersebut menolak untuk berhenti berteriak. Tak lama kemudian, Termini menculik calon korban lainnya, namun dikejar oleh polisi. Pengejaran ini berakhir dengan Termini bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri.

Pemeriksaan forensik terhadap kendaraan Termini menemukan bekas bulu kucing putih di jok mobilnya. Pada bulan Januari 2007, tubuh Termini digali untuk mengambil sampel DNA dan dibandingkan dengan sampel air mani yang ditemukan di tubuh Wanda Walkowicz. 

Hasil tes DNA menegaskan bahwa Termini bukanlah pelaku pembunuhan tersebut karena tidak ada bukti fisik dari tubuh Carmen Colón atau Michelle Maenza yang bisa dibandingkan dengan DNA Termini.

7. Kenneth Bianchi, Pembunuh Berantai yang Dicurigai sebagai Tersangka

Kenneth Bianchi
Potret Kenneth Bianchi. Sumber: truecrimedetective.co.uk

Sobat Suka Fakta, kali ini kita akan bahas tentang Kenneth Bianchi, salah satu tersangka dalam kasus The Alphabet Killer yang juga dikenal sebagai “Hillside Strangler.”  Bianchi adalah pembunuh berantai yang terkenal karena aksi kejahatannya di Los Angeles antara tahun 1977 dan 1978 bersama sepupunya, Angelo Buono Jr.

Mereka bertanggung jawab atas pembunuhan 10 gadis dan wanita muda yang tubuhnya dibuang di lereng bukit di sekitar Los Angeles. Tapi, apa hubungannya Bianchi dengan kasus di Rochester? Nah, sebelum pindah ke Los Angeles, Bianchi pernah bekerja sebagai penjual es krim di Rochester dan tinggal di dekat dua lokasi pembunuhan pertama The Alphabet Killer. 

Ini membuat polisi mencurigai dia sebagai pelaku. Kendaraan yang dia kendarai saat tinggal di Rochester juga mirip dengan deskripsi kendaraan yang terlihat di lokasi penculikan. Meskipun demikian, bukti fisik yang ada tidak cukup untuk mengaitkan Bianchi dengan pembunuhan The Alphabet Killer. Sidik jari telapak tangan yang ditemukan di tubuh Michelle Maenza juga tidak cocok dengan Bianchi. 

Selain itu, Bianchi dengan tegas membantah keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut dan telah berulang kali meminta penyelidik untuk membebaskannya dari kecurigaan. Hingga saat ini, tidak ada bukti yang cukup untuk menjerat Bianchi dalam kasus ini.

8. Joseph Naso, Pria 77 Tahun yang Ditangkap karena Diduga Terlibat

Joseph Naso
Potret Joseph Naso. Sumber: frontpagedetectives

Joseph Naso adalah tersangka lain dalam kasus The Alphabet Killer. Naso adalah seorang pria berusia 77 tahun yang pada tahun 2011 ditangkap di Reno, Nevada atas pembunuhan empat wanita di California yang dilakukan antara tahun 1977 dan 1994. Yang menakutkan, setiap wanita yang menjadi korbannya memiliki inisial ganda seperti kasus The Alphabet Killer.

Naso adalah penduduk asli New York yang pernah tinggal di Rochester pada awal tahun 1970-an dan diketahui sering bepergian antara New York dan California. Fakta ini membuatnya menjadi tersangka dalam pembunuhan Alphabet di Rochester. 

Namun, ketika sampel DNA Naso dibandingkan dengan DNA yang ditemukan di tubuh Wanda Walkowicz, hasilnya tidak cocok. Ini berarti Naso tidak bertanggung jawab atas pembunuhan Wanda.

Meskipun begitu, Naso tetap dihukum atas pembunuhan empat wanita di California dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 2013. Sampai sekarang, keterlibatannya dalam kasus The Alphabet Killer masih dianggap sebagai spekulasi tanpa bukti konkret yang menghubungkannya dengan kejahatan tersebut.

9. Kejadian ini Sangat Menghebohkan Publik 

Anak kecil
Ilustrasi anak anak kecil sedang bermain. Sumber: IST

Kasus The Alphabet Killer tidak hanya menggemparkan keluarga korban, tetapi juga masyarakat luas di Rochester dan sekitarnya. Reaksi publik terhadap pembunuhan ini sangat kuat, terutama karena korbannya adalah anak-anak yang tak bersalah.

Setiap pembunuhan menerima perhatian media yang intens, dan masyarakat menjadi sangat marah dan takut. Setelah pembunuhan Carmen Colón, kemarahan publik memuncak ketika terungkap bahwa tidak ada yang mencoba membantu Carmen saat dia terlihat melarikan diri dari penculiknya di Interstate 490. 

Dua surat kabar besar, Times Union dan Democrat and Chronicle, menawarkan hadiah gabungan sebesar $2.500 untuk informasi yang mengarah pada penangkapan pembunuh Carmen. Pebisnis lokal dan penduduk setempat menambahkan sumbangan, sehingga jumlah hadiah meningkat menjadi lebih dari $6.000.

Pada tahun 1972, lima papan reklame besar dipasang di sepanjang jalan tol utama Rochester. Papan reklame ini menampilkan gambar Carmen dan menawarkan hadiah untuk informasi. Upaya ini menarik perhatian publik, namun sayangnya tidak menghasilkan petunjuk yang berguna.

Kasus ini juga menarik perhatian media nasional dan internasional. Banyak program televisi, artikel surat kabar, dan buku yang membahas kasus ini, yang semakin meningkatkan kesadaran publik dan ketertarikan terhadap misteri ini. Meskipun begitu, meskipun ada banyak perhatian dan upaya untuk menyelesaikan kasus ini, pembunuhan The Alphabet Killer tetap tidak terpecahkan hingga hari ini.

10. Polisi Melibatkan Banyak Detektif untuk Mengungkap Pelaku

Detektif
Ilustrasi detektif sedang mencari pelaku. Sumber: IST

Sobat Suka Fakta, setelah mengetahui bagaimana reaksi publik terhadap kasus ini, kita sekarang akan masuk ke bagian penyidikan yang intensif. Polisi benar-benar bekerja keras untuk mencoba mengungkap siapa di balik pembunuhan kejam ini.

Setiap pembunuhan anak dalam kasus The Alphabet Killer menimbulkan kemarahan dan ketakutan yang luar biasa di kalangan masyarakat Rochester. Polisi pun melakukan penyelidikan besar-besaran dengan melibatkan banyak detektif. 

Setelah pembunuhan Michelle Maenza, penyelidik merilis gambar gabungan dari individu yang terlihat bersama Michelle oleh banyak saksi. Gambar tersebut disebarkan di media dan hotline telepon khusus dibuka untuk menerima informasi dari masyarakat.

Selain itu, otoritas setempat menggunakan berbagai taktik untuk mengumpulkan petunjuk. Mereka memasang papan reklame, menyebarkan brosur, dan menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan dan hukuman pelaku. 

Banyak warga yang memberikan informasi dan polisi menerima ratusan panggilan dari masyarakat. Namun, sayangnya, tidak ada satu pun dari petunjuk tersebut yang berhasil mengarah pada penangkapan pelaku.

Teknologi juga memainkan peran penting dalam penyelidikan ini. Pada tahun 2007, tubuh Dennis Termini, salah satu tersangka, digali untuk mengambil sampel DNA dan dibandingkan dengan DNA yang ditemukan di tubuh Wanda Walkowicz. 

Namun, hasil tes DNA menunjukkan bahwa Termini bukanlah pelaku pembunuhan tersebut. Penyidik juga memanfaatkan teknologi sidik jari dan profil DNA untuk mencoba mengidentifikasi pelaku, tetapi sampai saat ini, hasilnya belum memuaskan.

11. Kasus Pembunuhan ini Masih Menjadi Misteri Besar

Meski sudah lebih dari 50 tahun berlalu, kasus The Alphabet Killer masih tetap menjadi misteri besar yang belum terpecahkan. Ada beberapa alasan mengapa kasus ini begitu sulit dipecahkan.

Pertama, bukti-bukti fisik yang ada sangat terbatas. Meskipun ada sampel DNA dari tubuh korban, teknologi DNA pada masa itu belum seberapa canggih seperti sekarang. Banyak bukti yang sudah rusak atau hilang seiring berjalannya waktu. Sidik jari yang ditemukan di tubuh Michelle Maenza, misalnya, tidak cocok dengan tersangka yang pernah diperiksa.

Kedua, adanya beberapa tersangka potensial yang masing-masing memiliki alibi atau bukti yang cukup untuk menghindari dakwaan. Miguel Colón, Dennis Termini, Kenneth Bianchi, dan Joseph Naso, semuanya pernah dicurigai, namun tidak ada bukti yang cukup kuat untuk mengaitkan mereka dengan pembunuhan.

Ketiga, ada teori bahwa pembunuhan ini mungkin dilakukan oleh lebih dari satu pelaku atau bahwa para korban dipilih secara acak. Meskipun inisial ganda pada nama korban dan lokasi pembuangan yang sesuai dengan inisial tersebut menunjukkan pola tertentu, beberapa penyelidik percaya bahwa ini bisa saja kebetulan.

Meskipun demikian, polisi dan penyelidik tidak pernah menyerah. Mereka terus mengikuti petunjuk baru dan berharap bahwa suatu hari nanti, teknologi yang lebih canggih atau informasi baru dari masyarakat dapat membantu memecahkan kasus ini.

12. Tersangka Utama dalam Kasus ini Bebas Setelah 30 Tahun di Penjara

Seseorang di penjara
Ilustrasi seseorang di penjara, Sumber: IST

Setelah bertahun-tahun penyelidikan dan banyak tersangka yang dicurigai, salah satu tersangka utama dalam kasus The Alphabet Killer akhirnya dibebaskan setelah menjalani hukuman 30 tahun penjara. 

Pria berusia 76 tahun ini sempat menjalani hukuman hingga 25 tahun atas kasus pemerkosaan terhadap gadis berusia 11 tahun, namun ditahan setelah masa hukumannya selesai karena dianggap membahayakan masyarakat.

Kini, pria tersebut tinggal di Rochester, New York, dan Departemen Kepolisian Kota Rochester tercatat sebagai lembaga penegak hukum yang memiliki yurisdiksi atas pembebasannya. Pembebasan tersangka ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang masih ingat dengan kengerian yang ditimbulkan oleh kasus The Alphabet Killer.

Meskipun pria ini sudah dibebaskan, masih banyak yang percaya bahwa dia mungkin tahu lebih banyak tentang pembunuhan-pembunuhan tersebut daripada yang pernah diakui. Keluarga korban dan masyarakat luas masih berharap bahwa suatu hari nanti, kebenaran akan terungkap dan pelaku sebenarnya akan diadili.

Kesimpulan

Sobat Suka Fakta, kita sudah menelusuri perjalanan panjang dan penuh misteri dari kasus The Alphabet Killer. Kasus ini tidak hanya menggemparkan masyarakat Rochester pada saat itu, tetapi juga masih menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah kriminal Amerika Serikat.

Meskipun sudah lebih dari 50 tahun berlalu, dan berbagai upaya penyelidikan telah dilakukan, tapi pelaku dari pembunuhan kejam ini masih belum ditemukan. Namun, harapan tidak pernah padam. Penyelidik dan keluarga korban terus berharap bahwa suatu hari nanti, teknologi yang lebih canggih atau informasi baru dari masyarakat akan membawa titik terang pada kasus ini.

Terima kasih telah mengikuti cerita ini, Sobat Suka Fakta. Mari kita terus berharap bahwa keadilan akan segera datang untuk para korban dan keluarganya. Sampai jumpa di artikel fakta menarik berikutnya! Tetap semangat mencari kebenaran dan menjaga keamanan di sekitar kita, ya, Sob!

REFERENSI:

SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *