Fakta Dunia

Tradisi Brobosan, Tradisi Berjalan di Bawah Keranda Jenazah 

37
×

Tradisi Brobosan, Tradisi Berjalan di Bawah Keranda Jenazah 

Sebarkan artikel ini
Tradisi Brobosan
Tradisi Brobosan, Tradisi Berjalan di Bawah Keranda Jenazah Asal Jawa. Sumber: radarmukomuko.disway.id

Halo Sobat Suka Fakta! Pernah dengar tentang tradisi Brobosan? Kalau belum, siap-siap ya, karena kali ini kita akan mengulik salah satu tradisi unik dari tanah Jawa yang penuh makna dan sejarah

Perlu kalian ketahui, Tanah Jawa memiliki banyak tradisi unik yang tidak kalah menarik dari tradisi lainnya, salah satunya adalah tradisi Dugderan, tradisi yang dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan. 

Tradisi Brobosan ini biasanya dilakukan saat upacara kematian, dan menjadi salah satu cara masyarakat Jawa menghormati orang yang telah meninggal.

Jadi, kenapa sih tradisi ini masih dipertahankan sampai sekarang? Bukan cuma karena kebiasaan, tapi tradisi Brobosan punya banyak nilai luhur yang penting. Dalam era modern seperti sekarang, di mana banyak tradisi mulai pudar, masyarakat Jawa masih setia melestarikan Brobosan. 

Mereka percaya kalau tradisi ini bisa membantu keluarga yang ditinggalkan untuk merelakan kepergian orang yang mereka cintai dan juga menjaga hubungan dengan leluhur yang sudah tiada.

Penasaran kan? Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang apa itu tradisi Brobosan, bagaimana cara melakukannya, dan apa saja makna yang terkandung di dalamnya. Ayo, kita mulai perjalanan kita untuk mengenal lebih dalam tradisi Brobosan dari Jawa ini!

Selanjutnya, kita akan masuk ke bagian definisi dan tujuan dari tradisi Brobosan. Pasti kalian ingin tahu kan, apa sih sebenarnya Brobosan itu dan kenapa dilakukan? Yuk, lanjut baca!

Definisi dan Tujuan Tradisi Brobosan

 Tradisi Brobosan
Potret Tradisi Brobosan. Sumber: goodnewsfromindonesia.id

Sobat Suka Fakta, pertama-tama kita perlu tahu nih, apa sih sebenarnya Brobosan itu? Secara harfiah, “Brobosan” berarti “menerobos”. Tradisi ini melibatkan anggota keluarga yang berjalan bergantian di bawah keranda atau peti jenazah yang sedang diangkat tinggi-tinggi. Mereka melakukannya sebanyak tiga kali, dimulai dari sebelah kanan, ke sebelah kiri, ke depan, lalu kembali ke sebelah kanan.

Kenapa mereka melakukan ini? Tujuan utamanya adalah sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada jenazah sebelum dilepas ke alam keabadian. 

Tapi bukan cuma itu lho, Brobosan juga dilakukan untuk menghormati leluhur yang sudah meninggal lebih dulu. Selain itu, tradisi ini bertujuan membantu keluarga yang ditinggalkan untuk melupakan kesedihan mendalam dan benar-benar merelakan kepergian orang yang mereka cintai.

Menarik, kan? Tradisi ini nggak cuma tentang menghormati yang telah tiada, tapi juga untuk menguatkan hati mereka yang ditinggalkan. Sekarang, mari kita lanjut ke bagian berikutnya: bagaimana sih pelaksanaan tradisi Brobosan ini?

Pelaksanaan Tradisi Brobosan

 Tradisi Brobosan
Potret Tradisi Brobosan di halaman depan rumah. Sumber: news.detik.com

Sobat Suka Fakta, gimana sih cara melaksanakan tradisi Brobosan? Yuk kita bahas step-by-step!

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tradisi Brobosan dilakukan sesaat sebelum jenazah diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir. Biasanya, ritual ini dilaksanakan di halaman depan rumah orang yang meninggal. Seluruh anggota keluarga, kerabat, dan tetangga biasanya hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.

2. Persiapan Sebelum Pelaksanaan

Sebelum Brobosan dimulai, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Para kerabat dan tetangga akan membantu menyiapkan ubo rampe, yaitu makanan dalam sesaji atau sajen. 

Setelah semuanya siap, akan ada pidato dari perwakilan pihak keluarga. Isi pidatonya adalah ucapan maaf mewakili jenazah jika semasa hidupnya pernah memiliki salah. Setelah pidato diakhiri dengan doa, barulah ritual Brobosan dimulai.

3. Proses Brobosan

Proses Brobosan dimulai dengan anggota keluarga terdekat yang dipimpin oleh anggota keluarga laki-laki paling tua. Mereka berjalan bergantian di bawah keranda atau peti jenazah yang diangkat tinggi. 

Prosesnya dilakukan sebanyak tiga kali, dimulai dari sebelah kanan, ke sebelah kiri, ke depan, dan kembali ke sebelah kanan. Setiap langkahnya dilakukan dengan penuh kehormatan dan kesungguhan.

Setelah mengetahui bagaimana proses pelaksanaannya, yuk kita lanjut ke bagian berikutnya: apa saja keyakinan dan makna spiritual di balik tradisi Brobosan ini?

Keyakinan dan Makna Spiritual

Tradisi Brobosan.
Potret Tradisi Brobosan. Sumber: id.theasianparent.com

Tradisi Brobosan bukan sekadar ritual fisik, Sobat Suka Fakta. Ada banyak keyakinan dan makna spiritual di baliknya yang diyakini oleh masyarakat Jawa.

1. Keyakinan Masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa percaya bahwa dengan melakukan ritual Brobosan, mereka akan mendapat berkah atau tuah dari orang yang meninggal. Misalnya, jika yang meninggal memiliki umur panjang, maka umur panjang tersebut diyakini akan mempengaruhi umur keluarga dan saudaranya. Begitu juga jika yang meninggal berilmu tinggi, ilmunya akan menurun kepada orang yang menerobos.

2. Makna Berkah dan Tuah

Tradisi Brobosan juga mengandung makna mendalam tentang berkah dan tuah. Beberapa berkah yang diyakini bisa didapat antara lain:

  • Umur Panjang: Diharapkan umur panjang dari yang meninggal bisa menurun kepada keluarga yang masih hidup.
  • Ilmu Pengetahuan: Jika yang meninggal berilmu tinggi, ilmunya diyakini bisa diwariskan kepada mereka yang melakukan Brobosan.

Sobat Suka Fakta, menarik bukan? Tradisi ini mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati orang yang telah tiada dan bagaimana kepercayaan dapat memberikan penghiburan serta kekuatan bagi mereka yang ditinggalkan.

Setelah mengetahui keyakinan dan makna spiritualnya, kita akan masuk ke bagian selanjutnya: aturan dan etika dalam tradisi Brobosan. Yuk, lanjut!

Aturan dan Etika dalam Tradisi Brobosan

Tradisi Brobosan
Potret Tradisi Brobosan. Sumber: id.theasianparent.com

Sobat Suka Fakta, ternyata tradisi Brobosan nggak bisa dilakukan sembarangan, lho. Ada beberapa aturan dan etika yang harus dipatuhi oleh mereka yang ingin menjalankan tradisi ini. Mari kita bahas satu per satu!

1. Siapa yang Boleh Melakukan Brobosan

Brobosan biasanya dilakukan oleh keluarga terdekat dari orang yang meninggal. Ritual ini dipimpin oleh anggota keluarga laki-laki paling tua. Hanya anggota keluarga yang memiliki hubungan darah dekat yang diperbolehkan untuk menjalani Brobosan.

2. Batasan dan Larangan

  • Jenazah Anak-anak dan Remaja: Tradisi Brobosan tidak dilakukan pada jenazah anak-anak atau remaja. Hal ini dilakukan untuk menghindari nasib yang sama, yaitu meninggal di usia muda, menimpa anggota keluarga lainnya.
  • Jenazah Perempuan: Jika yang meninggal adalah seorang perempuan, maka hanya orang terdekatnya saja yang boleh melakukan Brobosan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan khusus dan menjaga etika dalam pelaksanaan ritual.

Dengan adanya aturan dan etika ini, tradisi Brobosan tetap dijalankan dengan penuh rasa hormat dan sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa.

Tradisi Pemakaman Lain dari Jawa

Tradisi Pemakaman
Ilustrasi meminta sumbangan dari pengguna jalan. Sumber: kamboja.co.id

Selain Brobosan, masyarakat Jawa juga memiliki beberapa tradisi pemakaman lainnya yang tak kalah unik dan penuh makna. Mari kita lihat beberapa di antaranya!

1. Memasang Bendera Putih dengan Palang Hitam

Saat ada seseorang yang meninggal, masyarakat Jawa seringkali memasang bendera putih dengan palang hitam di depan gang masuk atau jalan di dekat rumah duka. Ini menjadi penanda bahwa ada yang meninggal di lingkungan tersebut. Namun, tradisi ini bisa berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya, di Solo, mereka menggunakan bendera merah sebagai penanda.

2. Meminta Sumbangan dari Pengguna Jalan

Tradisi lainnya adalah meminta sumbangan dari pengguna jalan. Biasanya, sekelompok orang akan mengibarkan bendera tanda kematian dan membawa kotak atau kardus untuk mengumpulkan sumbangan dari para pengguna jalan. Tindakan ini biasanya dilakukan saat jenazah dibawa menuju tempat pemakaman. Tradisi ini menunjukkan rasa kebersamaan dan gotong royong dalam menghadapi momen duka.

Tradisi-tradisi ini menggambarkan betapa masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan penghormatan dalam setiap tahap kehidupan, termasuk saat mengantarkan kepergian orang yang dicintai.

Peran Tradisi dalam Masyarakat Modern

Sobat Suka Fakta, di era modern seperti sekarang ini, banyak tradisi yang mulai ditinggalkan. Namun, tradisi Brobosan masih tetap dipertahankan oleh sebagian masyarakat Jawa. Lalu, apa sih peran penting tradisi ini dalam masyarakat modern?

Melestarikan Tradisi Brobosan di Era Modern

Melestarikan tradisi Brobosan di era modern bukan hanya tentang menjaga warisan budaya, tetapi juga tentang mempertahankan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Tradisi ini mengajarkan kita untuk selalu menghormati orang tua dan leluhur, serta menunjukkan betapa pentingnya hubungan keluarga dan rasa kebersamaan.

Nilai-nilai yang Diajarkan oleh Tradisi Brobosan

Tradisi Brobosan mengajarkan banyak nilai yang masih relevan hingga kini, seperti:

  • Penghormatan: Menghormati orang yang telah tiada serta leluhur yang mendahului.
  • Kebersamaan: Meningkatkan rasa kebersamaan dan gotong royong di antara anggota keluarga dan masyarakat.
  • Penguatan Emosional: Membantu keluarga yang ditinggalkan untuk mengatasi kesedihan dan merelakan kepergian orang yang dicintai.

Dengan tetap menjalankan tradisi Brobosan, masyarakat Jawa menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh leluhur masih sangat relevan dan penting untuk dijaga di tengah perkembangan zaman. Tradisi ini menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, mengingatkan kita untuk selalu menghargai dan menghormati setiap tahap kehidupan.

Demikianlah Sobat Suka Fakta, kita telah mengupas tuntas tentang tradisi Brobosan dari berbagai sisi. Semoga dengan mengetahui lebih dalam tentang tradisi ini, kita semakin menghargai dan mencintai budaya dan warisan leluhur kita. Tetaplah menjaga dan melestarikan tradisi yang penuh makna ini!

Kesimpulan

Halo Sobat Suka Fakta! Setelah kita mengupas tuntas tentang tradisi Brobosan, sekarang saatnya kita merangkum semua yang telah kita pelajari.

Tradisi Brobosan adalah salah satu tradisi khas dari masyarakat Jawa yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada jenazah sebelum dilepas ke alam keabadian. 

Dengan berjalan bergantian di bawah keranda atau peti jenazah sebanyak tiga kali, tradisi ini mengajarkan nilai-nilai penghormatan, kebersamaan, dan penguatan emosional bagi keluarga yang ditinggalkan.

Dalam pelaksanaannya, tradisi Brobosan memiliki aturan dan etika yang harus dipatuhi, seperti hanya dilakukan oleh keluarga terdekat, tidak dilakukan pada jenazah anak-anak atau remaja, dan pembatasan khusus jika yang meninggal adalah perempuan. Aturan ini memastikan bahwa tradisi dijalankan dengan penuh hormat dan kesungguhan.

Tradisi Brobosan bukan hanya tentang ritual fisik, tetapi juga mengandung makna spiritual yang mendalam. Masyarakat Jawa percaya bahwa dengan melakukan Brobosan, mereka bisa mendapatkan berkah atau tuah dari orang yang meninggal, seperti umur panjang dan ilmu pengetahuan.

Selain Brobosan, ada juga tradisi pemakaman lain yang masih dilakukan oleh masyarakat Jawa, seperti memasang bendera putih dengan palang hitam dan meminta sumbangan dari pengguna jalan. 

Semua tradisi ini menggambarkan betapa masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan penghormatan dalam menghadapi momen duka. Di era modern, mempertahankan tradisi seperti Brobosan sangat penting untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh leluhur. 

Tradisi ini menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan masa lalu, mengingatkan kita akan pentingnya menghormati orang tua dan leluhur, serta menjaga hubungan keluarga dan kebersamaan.

Dengan tetap menjalankan tradisi Brobosan, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang dapat memperkuat hubungan keluarga dan komunitas di tengah perkembangan zaman. 

Tradisi Brobosan adalah salah satu bukti nyata bahwa nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh leluhur kita masih sangat relevan dan penting untuk dijaga.

Jadi, Sobat Suka Fakta, mari kita terus menjaga dan melestarikan tradisi Brobosan ini, serta menghargai setiap tahap kehidupan dengan penuh rasa hormat dan kebersamaan. 

Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah kecintaan kita terhadap budaya dan warisan leluhur kita. Tetaplah bangga menjadi bagian dari masyarakat yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai luhur!

REFERENSI

  • BKKBN. (n.d.). Upacara Adat Jawa Brobosan. Retrieved from https://kampungkb.bkkbn.go.id/kampung/6921/intervensi/641281/upacara-adat-jawa-brobosan#:~:text=Tradisi%20Brobosan%20biasa%20dilakukan%20ketika,hingga%20kembali%20ke%20sebelah%20kanan.
  • Good News from Indonesia. (2020, December 18). Tradisi Brobosan, Bentuk Penghormatan Terakhir Masyarakat Jawa. Retrieved from https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/12/18/tradisi-brobosan-bentuk-penghormatan-terakhir-masyarakat-jawa
  • Liputan6. (n.d.). Mengenal Upacara Adat Jawa Brobosan, Penghormatan Terakhir untuk Jenazah. Retrieved from https://www.liputan6.com/regional/read/5577171/mengenal-upacara-adat-jawa-brobosan-penghormatan-terakhir-untuk-jenazah
  • The Asian Parent Indonesia. (n.d.). Brobosan, Sebuah Tradisi Melewati Bawah Keranda atau Peti Mati Jenazah. Retrieved from https://id.theasianparent.com/brobosan
Sukafakta

SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *