Fakta Unik

Sisi Gelap Kerja di Pelayaran, Tidak Selalu Berakhir Manis

27
×

Sisi Gelap Kerja di Pelayaran, Tidak Selalu Berakhir Manis

Sebarkan artikel ini
sisi gelap kerja di pelayaran
Tidak Selalu Manis, Begini Sisi Gelap Kerja di Pelayaran. Sumber: IST

Hai, Sobat Suka Fakta! Setelah sebelumnya kita bahas soal sisi gelap kerja di tambang, sekarang kita akan bahas sisi gelap kerja di pelayaran. Pernah nggak sih kamu bayangin rasanya kerja di atas kapal? Pasti seru ya, bisa keliling dunia sambil dapet gaji gede dalam dolar. Tapi, tunggu dulu, nggak semuanya seindah yang kelihatan dari luar. 

Nah, dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang berbagai tantangan yang dihadapi para pekerja kapal, supaya kamu bisa dapet gambaran yang lebih lengkap dan realistis.

Mulai dari jam kerja yang nggak menentu, drama di tempat kerja, sampai masalah kesehatan dan keamanan. Siapin diri kamu ya, karena fakta-fakta ini bakal menambah wawasan kamu dan bisa jadi pertimbangan buat kamu yang mau terjun ke dunia pelayaran!

Keuntungan yang Didapatkan Ketika Bekerja di Pelayaran

sisi gelap kerja di pelayaran
Ilustrasi gaji yang menggunakan Dolar. Sumber: IST

1. Mendapatkan Gaji dalam Bentuk Dolar

Sobat Suka Fakta, siapa sih yang nggak pengen dapet gaji gede? Salah satu keuntungan utama bekerja di pelayaran adalah gaji yang dibayar dalam dolar. Walaupun kita cuma berstatus karyawan biasa di kapal, tetap aja gajinya bisa bikin mata melotot. 

Apalagi buat mereka yang berasal dari daerah dengan rata-rata pendapatan yang lebih rendah, gaji dalam dolar ini tentu sangat menggiurkan. Dengan gaji ini, kita bisa membantu keluarga di rumah dan bahkan menabung untuk masa depan.

2. Mendapatkan Kesempatan Untuk Berkeliling Dunia Secara Gratis!

Nah, ini nih yang bikin banyak orang tergoda buat kerja di kapal. Bayangin aja, Sobat, kita bisa keliling dunia tanpa harus keluar duit! Kita bisa mampir ke berbagai negara, mengenal budaya baru, dan menikmati pemandangan yang indah dari berbagai belahan dunia. Setiap pelabuhan yang disinggahi bisa jadi pengalaman baru yang seru. 

3. Mendapatkan Segudang Pengalaman Baru yang Menarik

Selain gaji dan jalan-jalan, bekerja di kapal juga menawarkan segudang pengalaman baru. Mulai dari belajar beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis, hingga bertemu dengan orang-orang dari berbagai negara dan latar belakang. 

Pengalaman ini bisa nambah skill kita dalam berkomunikasi, problem-solving, dan teamwork. Di dunia kerja yang kompetitif, pengalaman internasional seperti ini bisa jadi nilai tambah yang besar.

9 Sisi Gelap Kerja di Pelayaran yang Jarang Diketahui

sisi gelap kerja di pelayaran
Kolase sisi gelap pekerja pelayaran. Sumber: IST

1. Jam Kerja yang Tidak Menentu

Oke, sekarang kita mulai masuk ke sisi gelapnya nih, Sobat Suka Fakta. Salah satu tantangan terbesar bekerja di pelayaran adalah jam kerja yang nggak menentu. Kalau di darat, kita biasanya punya jam kerja yang jelas, misalnya 8 jam sehari dengan weekend sebagai hari libur. 

Tapi di kapal? Lupakan deh yang namanya jam kerja normal. Di sini, kita bisa kerja lebih dari 10 jam sehari, bahkan sampai 12-13 jam kalau ada event khusus. Di kapal pesiar misalnya, minimal kita harus kerja 10 jam sehari. Tergantung situasi, jam kerja bisa lebih panjang lagi. 

Misalnya, saat ada acara besar seperti Tahun Baru atau Natal, kita bisa kerja sampai 12-13 jam sehari. Ini belum termasuk kalau ada pekerjaan tambahan yang harus diselesaikan. Jam kerja yang panjang ini tentu bikin capek fisik dan mental. Buat yang nggak terbiasa, ini bisa jadi cobaan berat.

Kerja dengan jam panjang yang nggak menentu itu punya dampak serius terhadap kesehatan. Mulai dari kelelahan, kurang tidur, sampai stres berkepanjangan. Nggak jarang, pekerja kapal mengalami masalah kesehatan seperti diare, pusing, dan nyeri otot. 

Kondisi ini makin diperparah dengan lingkungan kerja yang serba terbatas dan jauh dari fasilitas medis yang memadai. Jadi, buat kamu yang punya masalah kesehatan, penting banget buat mempertimbangkan ini sebelum memutuskan kerja di kapal.

2. Hubungan yang Bisa Berpengaruh pada Karir

Kerja di kapal nggak cuma soal kerjaan aja, tapi juga soal pergaulan. Ada anggapan umum kalau kru kapal sering gonta-ganti pasangan selama berlayar. Ini bisa jadi kenyataan karena suasana di kapal yang intens dan terbatas membuat hubungan antar kru jadi lebih dekat. 

Nggak jarang, hubungan ini berpengaruh ke karir juga. Ada yang bilang, kalau kita dekat dengan atasan, kesempatan naik pangkat jadi lebih besar. Ini terutama berlaku buat pelaut perempuan. Mereka sering dianggap punya jalan pintas untuk naik jabatan dengan cara dekat dengan bos. Tentu saja, ini menimbulkan berbagai spekulasi dan drama di kalangan kru.

Dian Tias, seorang Youtuber yang pernah bekerja di kapal pesiar, membagikan pengalamannya. Dia bilang, senior-seniornya sering memberikan nasihat sinis soal bagaimana perempuan bisa cepat naik pangkat. 

Awalnya, Dian nggak ngerti maksud mereka. Tapi setelah beberapa kontrak, dia mulai menyadari bahwa hubungan dekat dengan bos memang bisa jadi tiket cepat untuk naik kelas. Ini tentu saja menimbulkan banyak drama dan gosip di kalangan kru kapal.

3. Banyak Drama dan Konflik di Tempat Kerja

Sobat Suka Fakta, kalau kamu pikir kerja di kapal bebas dari drama, kamu salah besar. Justru, tempat kerja di kapal penuh dengan drama yang sering kali didramatisir. Bayangin aja, kita hidup dan kerja bareng orang yang sama setiap hari di ruang yang terbatas. 

Kesalahan kecil aja bisa jadi bahan gosip dan cerita yang dibesar-besarkan. Misalnya, kalau ada yang telat sedikit atau bikin kesalahan kecil, bisa jadi bahan pembicaraan seluruh kru. Contohnya di kapal pesiar, kalau ada kru yang bikin kesalahan kecil dan dilihat oleh orang yang nggak suka, maka ceritanya bisa menyebar dengan cepat. 

Misalnya, ada satu kru yang salah ngasih pesanan makanan, bisa langsung jadi gosip panas. Drama seperti ini bisa bikin suasana kerja jadi nggak nyaman. Orang jadi was-was dan takut bikin kesalahan karena khawatir jadi bahan omongan.

Drama di tempat kerja bisa berdampak buruk pada mental pekerja. Suasana kerja yang penuh gosip dan intrik bisa bikin stres dan cemas. Pekerja jadi merasa tertekan dan nggak nyaman. 

Ini bisa mengganggu performa kerja dan kesehatan mental secara keseluruhan. Bayangin aja, harus kerja berjam-jam di tempat yang penuh tekanan seperti itu. Pasti rasanya berat banget.

4. Minimnya Keamanan dan Risiko Kehilangan Barang

Selain drama, ada juga masalah keamanan di kapal. Pencurian barang jadi salah satu risiko yang harus dihadapi para pekerja kapal. Contohnya, ada cerita tentang seorang kru yang kehilangan uang gaji selama 7 bulan karena dicuri. Hal ini tentu bikin stres dan frustasi. 

Untuk mengurangi risiko pencurian, banyak perusahaan kapal mulai beralih ke sistem pembayaran non-tunai. Misalnya, gaji kru kapal dibayarkan lewat kartu khusus yang disebut ocean pay. 

Dengan sistem ini, kru kapal bisa menerima gaji mereka lewat transfer, jadi nggak perlu khawatir uang cash mereka hilang. Selain itu, perusahaan juga meningkatkan keamanan di kapal dengan memasang CCTV dan mengadakan pemeriksaan rutin.

Dian Tias, dalam videonya, menceritakan pengalaman temannya yang kehilangan seluruh gaji selama 7 bulan karena dicuri. Hal ini terjadi saat sistem pembayaran masih menggunakan uang cash. 

Tapi sejak beralih ke sistem kartu, kasus pencurian seperti ini bisa diminimalisir. Meski begitu, risiko kehilangan barang tetap ada dan pekerja kapal harus selalu waspada dan menjaga barang berharga mereka dengan baik.

5. Kondisi Memprihatinkan Pekerja Bongkar Muat

Sobat Suka Fakta, selain pekerja kapal, ada juga pekerja bongkar muat yang menghadapi tantangan tersendiri. Upah mereka sering kali nggak menentu, tergantung banyaknya muatan yang harus dibongkar. 

Misalnya, upah harian mereka bisa berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp200 ribu, tergantung seberapa banyak hasil laut yang datang. Kondisi ini tentu bikin hidup mereka jadi nggak stabil dan penuh ketidakpastian.

Para pekerja bongkar muat ini biasanya harus berdiri di tepi pantai menunggu perahu datang. Mereka mengangkut hasil tangkapan seperti ikan tuna, cakalang, udang, dan cumi untuk ditimbang dan didistribusikan. 

Pekerjaan ini tentu saja berat dan melelahkan. Mereka harus mengangkat beban berat dalam kondisi cuaca yang kadang nggak bersahabat. Meskipun begitu, mereka tetap semangat karena ini adalah mata pencaharian utama mereka.

6. Sering Menghadapi Masalah Kesehatan 

Sobat Suka Fakta, kerja lembur yang panjang dan terus-menerus di kapal bisa berdampak buruk pada kesehatan. Banyak pekerja kapal yang mengalami kelelahan kronis, kurang tidur, dan stres berkepanjangan. 

Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti diare, pusing, nyeri otot, bahkan masalah yang lebih serius seperti gangguan pencernaan dan penyakit kronis lainnya. masalah-masalah ini sering kali semakin parah karena fasilitas kesehatan yang tidak memadai.

Pekerja kapal harus mengandalkan kotak P3K dan obat-obatan dasar yang disediakan kapal. Kalau sakit serius, biasanya mereka hanya bisa berharap untuk mendapatkan izin pulang sementara kapal terus berlayar. 

Ini tentu jadi masalah besar, terutama kalau sakitnya membutuhkan perawatan segera. Dalam beberapa kasus, ada pekerja yang harus bekerja sambil menahan sakit karena nggak ada pilihan lain.

Contohnya adalah Rahayu, seorang pekerja pengolahan ikan di Pelabuhan Benoa. Dia sering harus bekerja lembur sampai malam dengan upah lembur yang minim. Akibatnya, Rahayu sering sakit dan kelelahan. 

Terakhir, dia menderita diare dan panas dingin karena kecapekan. Meski begitu, dia tetap harus bekerja karena takut kehilangan pekerjaannya. Kisah seperti Rahayu bukanlah cerita langka di dunia pelayaran, dan ini menunjukkan betapa beratnya beban yang harus mereka tanggung.

7. Ketidakpastian Pengupahan

Sobat Suka Fakta, banyak pekerja kapal yang mengeluhkan sistem pengupahan yang tidak transparan. Mereka sering kali nggak tahu pasti berapa gaji yang akan mereka terima dan bagaimana perhitungannya. Hal ini membuat mereka merasa dirugikan dan tidak dihargai. Apalagi, kalau ada potongan-potongan yang tidak jelas asal-usulnya.

Mari mengambil contoh kasus Ponco, seorang awak kapal yang bekerja di KM Bandar Nelayan. Dia dijanjikan upah harian Rp60 ribu dan premi hasil tangkapan Rp13.500/kg. Tapi, setelah bekerja selama 7 bulan, upah yang diterima jauh dari yang dijanjikan. 

Dengan banyak potongan yang tidak masuk akal, Ponco hanya menerima Rp4,2 juta. Rasa kecewa dan frustasi tentu saja muncul karena upah yang diterima tidak sesuai dengan kerja keras yang dia lakukan.

Ketidakpastian upah ini membuat banyak pekerja kapal yang akhirnya mencoba mencari bantuan dari organisasi atau lembaga yang peduli dengan hak-hak pekerja. Misalnya, Obi dan Santo yang meminta bantuan Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia setelah mengalami ketidakadilan dalam pengupahan dan masalah kesehatan. 

Dengan bantuan DFW, mereka bisa mendapatkan penanganan medis dan negosiasi untuk mendapatkan hak mereka. Meski begitu, upaya ini tidak selalu mudah dan butuh keberanian serta ketekunan.

8. Perekrutan dan Peran Calo

Sobat Suka Fakta, peran calo dalam perekrutan pekerja kapal juga menjadi masalah serius. Banyak calon pekerja yang direkrut melalui calo dengan iming-iming upah besar dan kondisi kerja yang baik. 

Tapi kenyataannya, mereka sering kali terjebak dalam situasi yang tidak sesuai dengan janji awal. Calo ini biasanya mengambil keuntungan dengan memotong sebagian upah pekerja atau meminta biaya perekrutan yang tinggi.

Perekrutan oleh calo sering kali membuat pekerja kapal berada dalam posisi yang rentan. Mereka tidak punya kontrak yang jelas dan tidak ada jaminan kalau hak-hak mereka akan dipenuhi. 

Kalau ada masalah, mereka sering kali tidak tahu harus mengadu ke mana. Ini membuat mereka mudah dieksploitasi dan sulit untuk mendapatkan keadilan. Selain itu, ketidakpastian ini juga membuat mereka hidup dalam kondisi yang tidak stabil dan penuh ketidakpastian.

9. Regulasi dan Pengawasan yang Lemah

Sisi gelap kerja di pelayaran juga dipengaruhi oleh regulasi dan pengawasan yang lemah. Meskipun sudah ada peraturan yang mengatur tentang hak-hak pekerja kapal, namun implementasinya sering kali tidak konsisten. 

Dinas Ketenagakerjaan dan instansi terkait sering kali tidak bisa mengawasi dengan efektif. Hal ini membuat banyak perusahaan kapal bisa lolos dari kewajiban mereka untuk memenuhi hak-hak pekerja.

Dinas Ketenagakerjaan mengakui bahwa mereka kesulitan dalam mengawasi pekerja kapal. Keterbatasan sumber daya dan koordinasi dengan instansi lain menjadi kendala utama. Mereka biasanya hanya bisa mengawasi pekerja di unit pengolahan ikan, sementara pengawasan pekerja di kapal masih sangat minim. 

Hal ini membuat banyak masalah ketenagakerjaan di kapal tidak terdeteksi dan tidak tertangani dengan baik. Tantangan dalam penegakan regulasi ini juga diperparah dengan adanya tumpang tindih antara berbagai aturan dan lembaga yang berwenang. 

Misalnya, ada peraturan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, tetapi implementasinya sering kali terhambat oleh aturan lain yang juga berlaku. Kurangnya sinergi antara berbagai lembaga ini membuat penegakan hak-hak pekerja kapal menjadi semakin sulit. Akibatnya, banyak pekerja kapal yang tidak mendapatkan perlindungan yang semestinya.

Kesimpulan

Sobat Suka Fakta, setelah kita membahas panjang lebar tentang sisi gelap kerja di pelayaran, kita bisa melihat bahwa pekerjaan ini memang tidak semudah yang dibayangkan. Meskipun ada keuntungan seperti gaji besar dan kesempatan keliling dunia, namun tantangan dan risiko yang harus dihadapi sangatlah berat. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan menyadari realitas ini. Semoga artikel ini bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap dan realistis tentang dunia pelayaran. Buat kamu yang tertarik dengan pekerjaan di kapal, pastikan untuk mempertimbangkan semua aspek ini sebelum mengambil keputusan.

Kalau kamu merasa artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk share ke teman-teman kamu. Mungkin mereka juga perlu tahu tentang sisi gelap kerja di pelayaran. Yuk, diskusi di kolom komentar dan ceritakan pendapat kamu tentang topik ini!

REFERENSI

  • Hops.id. (2024, Mei 21). Tidak Melulu Manis, TKI Ini Bongkar Sisi Gelap Kerja di Pelayaran. Diakses dari https://www.hops.id/trending/29412721847/tidak-melulu-manis-tki-ini-bongkar-sisi-gelap-kerja-di-pelayaran?page=2
  • Mojok.co. (2024, Juni 21). Sisi Gelap Pelayaran yang Jarang Diketahui Orang Awam. Diakses dari https://mojok.co/terminal/sisi-gelap-pelayaran-yang-jarang-diketahui-orang-awam/
  • Project Multatuli. (2024, Juni 21). Sisi Gelap Pekerja Perikanan Tuna dan Cumi di Benoa. Diakses dari https://projectmultatuli.org/sisi-gelap-pekerja-perikanan-tuna-dan-cumi-di-benoa/
Sukafakta

SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *