Fakta Dunia

Mengenal Ritual Tiwah Suku Dayak Ngaju: Jembatan Pengantar Arwah Menuju Alam Baka

134
×

Mengenal Ritual Tiwah Suku Dayak Ngaju: Jembatan Pengantar Arwah Menuju Alam Baka

Sebarkan artikel ini
Ritual tiwah
Ritual Tiwah Suku Dayak Ngaju_ Jembatan Pengantar Arwah Menuju Alam Baka. Sumber: osc.medcom.id

Sobat Suka Fakta, pernah dengar tentang ritual kematian yang bikin merinding sekaligus penasaran? Eits, bukan cuma sekadar pemakaman biasa, tapi ada prosesi panjang yang melibatkan roh, pengorbanan hewan, bahkan biaya yang fantastis! Yup, kita lagi ngomongin Ritual Tiwah dari Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.

Ritual Tiwah tuh bukan sekadar acara seremonial, tapi punya makna mendalam yang menghubungkan antara dunia manusia dan roh. Konon, ritual ini jadi “jembatan” buat nganterin arwah orang yang udah meninggal ke alam baka.

Nah, di artikel ini, kita bakal kupas tuntas tentang Ritual Tiwah Dayak Ngaju, mulai dari sejarahnya yang panjang, tahapan-tahapan yang detail, makna di balik setiap prosesinya, sampai biaya yang konon bikin kantong kering. Siap-siap karena kita bakal menjelajahi sisi lain dari budaya Indonesia yang mungkin belum pernah kamu tahu sebelumnya!

Sejarah Ritual Tiwah: Bermula dari Kepercayaan Leluhur Suku Dayak Ngaju

Potret Ritual tiwah.
Potret Ritual tiwah. Sumber: Dok. Disbudpar Kalteng

Sobat Suka Fakta, kalian pasti bertanya-tanya, apa yang dimaksud dengan ritual Tiwah? Jadi, ritual Tiwah adalah ritual yang dilakukan oleh Suku Dayak Ngaju. Mereka percaya banget kalau kematian itu bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan roh menuju alam baka yang disebut Lewu Liau.

Nah, konon ritual tiwah ini adalah cara mereka buat mengantar roh-roh tersebut agar bisa sampai ke tempat tujuannya dengan tenang. Dalam kepercayaan Kaharingan, agama asli suku Dayak Ngaju, roh orang yang sudah meninggal (disebut Liau) harus diantarkan ke Lewu Liau.

Kalau tidak diantar roh-roh itu bakal gentayangan di dunia dan bisa bikin masalah, kayak gagal panen atau penyakit. Makanya, ritual tiwah ini dianggap sebagai kewajiban moral dan sosial yang penting banget buat masyarakat Dayak Ngaju, Sob!

Menariknya, ritual tiwah ini juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dulu, ritual ini melibatkan pengorbanan kepala manusia, loh! Tapi tenang aja, tradisi itu udah nggak dilakukan lagi sejak zaman penjajahan Belanda. Sekarang, pengorbanan kepala manusia udah diganti sama kepala hewan, terutama kerbau.

Apa Saja yang Dilakukan saat Ritual Tiwah?

Ilustrasi tulang tulang jenazah.
Ilustrasi tulang tulang jenazah. Sumber: IST

Sobat, ritual tiwah itu bukan sekadar acara singkat, loh! Prosesinya panjang banget dan bisa berlangsung sampai 40 hari! Wah, lama juga, ya?! Tapi tenang aja, kita bakal jelasin apa aja yang dilakukan saat ritual tiwah berlangsung. Yuk, simak penjelasannya berikut!

Pra-Upacara: Persiapan Menuju Puncak Acara

Sob, sebelum acara puncaknya, ada beberapa tahapan persiapan yang harus dilakukan. Pertama, keluarga yang ditinggalkan harus ngumpulin tulang belulang orang yang udah meninggal. Kalau orang itu udah lama meninggal, biasanya tinggal ngambil tulangnya aja. Tapi, kalau baru meninggal, ada proses pemisahan tulang dari dagingnya. Hmm, serem juga, ya?!

Setelah itu, keluarga harus milih pemimpin upacara yang disebut Basir. Basir ini punya tugas penting banget, yaitu nganterin roh (Liau) ke Lewu Liau. Selain itu, mereka juga harus nyiapin berbagai peralatan upacara, kayak balai Tiwah (tempat menyimpan gong), sangkaraya (tempat menari), sandung (tempat penyimpanan tulang), sapundu (patung untuk mengikat hewan kurban), dan masih banyak lagi.

Puncak Upacara: 7 Hari Penuh Makna

Nah, setelah semua persiapan selesai, tibalah saatnya acara puncak Ritual Tiwah yang berlangsung selama 7 hari. Setiap hari punya kegiatan dan makna yang berbeda-beda, loh!

  • Hari 1-3: Di hari-hari pertama ini, keluarga bakal sibuk bikin balai Tiwah dan sangkaraya. Mereka juga bakal ngiket hewan kurban, kayak kerbau atau sapi, di sangkaraya. Selain itu, ada juga tarian sakral yang disebut mangajan. Seru banget, kan?!
  • Hari 4: Di hari keempat, ada ritual pendirian tiang Mandera. Tiang ini jadi tanda kalau kampung lagi ditutup karena ada upacara Tiwah. Nah, buat ahli waris yang ditinggalkan, mereka juga harus ngelakuin beberapa pantangan, loh!
  • Hari 5: Hari kelima diisi dengan ngiket hewan kurban di sapundu dan mulai bikin sandung.
  • Hari 6: Inilah puncak acaranya, Sob! Para tamu undangan bakal dateng bawa sesajen dan persembahan. Rame banget pokoknya, deh!
  • Hari 7: Nah, di hari terakhir ada prosesi pengorbanan hewan kurban yang ditombak. Setelah itu, tulang belulang yang udah dibersihin bakal dibungkus kain merah dan disimpan di sandung.

Gimana, Sobat? Udah kebayang kan gimana panjang dan ribetnya tahapan ritual tiwah ini? Tapi, semua itu dilakukan dengan penuh makna dan kepercayaan, lho! Penasaran sama maknanya? Kita bahas di bagian selanjutnya, ya!

Makna di Balik Ritual Tiwah: Lebih dari Sekadar Upacara

Potret Ritual tiwah.
Potret Ritual tiwah. Sumber: regional.kompas.com

Sobat Suka Fakta, setelah kita bahas sejarah dan tahapannya yang panjang, sekarang saatnya kita menyelami makna mendalam di balik ritual tiwah. Yap, ritual ini bukan sekadar tradisi turun-temurun, tapi juga punya nilai-nilai penting bagi masyarakat Dayak Ngaju.

Mengantar Roh dengan Penuh Kasih

Tujuan utama Ritual Tiwah adalah mengantarkan roh orang yang telah meninggal (Liau) ke Lewu Liau, alam baka yang diyakini sebagai tempat yang lebih baik. Ritual ini adalah bentuk kasih sayang dan penghormatan terakhir dari keluarga yang ditinggalkan. Mereka percaya, dengan melaksanakan Tiwah, roh Liau akan tenang dan bahagia di alam baka.

Menjaga Keseimbangan Alam dan Manusia

Selain itu, Ritual Tiwah juga punya makna menjaga keseimbangan antara alam dan manusia. Suku Dayak Ngaju percaya kalau roh yang nggak diantar ke Lewu Liau bisa mengganggu kehidupan manusia, seperti menyebabkan gagal panen atau penyakit. Dengan melaksanakan tiwah, mereka berharap bisa menjaga keharmonisan antara dunia manusia dan roh.

Mempererat Tali Persaudaraan

Ritual tiwah juga jadi momen penting buat mempererat tali persaudaraan dalam masyarakat Dayak Ngaju, Sob. Selama prosesi yang panjang, keluarga besar dan tetangga bakal saling bantu dan bekerja sama. Mereka bahu-membahu menyiapkan segala keperluan ritual, mulai dari makanan, perlengkapan upacara, sampai hewan kurban. Kebersamaan ini bikin ikatan sosial mereka semakin kuat.

Melepaskan Status Janda atau Duda

Sobat Suka Fakta, taukah kamu kalau Ritual Tiwah juga punya makna lain yang mungkin nggak kamu sangka? Ritual ini ternyata juga jadi cara untuk melepaskan status janda atau duda bagi pasangan yang ditinggalkan. Setelah Tiwah selesai, mereka dianggap sudah “bebas” dan bisa mencari pasangan baru kalau mau. Unik banget, kan?!

Gimana, Sob? Makna ritual tiwah ternyata nggak sesederhana yang kita kira, ya? Ritual ini punya nilai-nilai luhur yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Dayak Ngaju sampai sekarang. Nah, setelah kita bahas makna mendalamnya, sekarang saatnya kita bahas sisi lain yang nggak kalah menarik, yaitu biaya Ritual Tiwah! Siap-siap, karena kita bakal kaget sama angka-angkanya!

Biaya Ritual Tiwah, Fantastis tapi Penuh Makna

Sobat Suka Fakta, siap-siap kaget,ya! Ritual Tiwah ini ternyata butuh biaya yang fantastis, loh! Nggak main-main, bisa mencapai ratusan juta rupiah! Wow, mahal banget, kan?!

Apa Aja Sih yang Bikin Mahal?

Banyak faktor yang bikin biaya Ritual Tiwah membengkak. Pertama, tentu aja hewan kurban. Bayangin aja, mereka nyembelih kerbau, sapi, babi, bahkan ayam dalam jumlah yang nggak sedikit. Belum lagi biaya buat sewa peralatan upacara, dekorasi, makanan buat tamu undangan, dan masih banyak lagi.

Solusi Cerdas Masyarakat Dayak: Patungan!

Eits, tapi tenang aja, Sob. Masyarakat Dayak Ngaju punya cara cerdas buat ngatasin masalah biaya ini, yaitu dengan gotong royong. Mereka bakal patungan dan ngumpulin dana bareng-bareng. Bahkan, ada juga yang ngadain tiwah secara massal, melibatkan beberapa keluarga sekaligus. Keren banget, kan?!

Biaya Ritual Tiwah jadi Cermin Status Sosial

Nah, buat masyarakat Dayak Ngaju, biaya Tiwah ini juga jadi simbol status sosial, loh! Semakin mahal dan meriah acaranya, semakin tinggi pula status sosial keluarga yang ngadain. Makanya, nggak heran kalau ada keluarga yang rela nabung bertahun-tahun demi bisa ngadain tiwah yang mewah.

Gimana, Sobat Suka Fakta? Udah mulai paham kan kenapa biaya ritual tiwah bisa bikin kantong jebol? Tapi, di balik biaya yang fantastis itu, ada makna dan nilai-nilai luhur yang nggak bisa diukur dengan uang, Sob. 

Nah, sekarang kita lanjut ke bagian selanjutnya, yaitu perkembangan Ritual Tiwah dari masa ke masa. Kira-kira, ada perubahan apa aja ya?

Ritual Tiwah di Masa Kini: Bertahan di Tengah Gelombang Modernitas

Potret Ritual Tiwah.
Potret Ritual Tiwah. Sumber: intisari.grid.id

Sobat, pasti kalian bertanya-tanya, apakah ritual Tiwah masih ada? Nah, ternyata ritual Tiwah ini masih ada sampai sekarang, Sob. Tapi, seperti banyak tradisi budaya lainnya, Ritual Tiwah juga nggak luput dari perubahan zaman.

Yup! Pengaruh budaya luar dan perkembangan teknologi ikut mewarnai pelaksanaan ritual ini. Tapi, yang bikin salut, esensi dan makna mendalam dari tiwah tetap terjaga dengan baik sampai sekarang, Sob. Yuk, kita liat apa saja perubahan yang terjadi dalam ritual Tiwah yang menyesuaikan dengan perkembangan Zaman ini!

Dari Mangayau ke Pengorbanan Hewan

Salah satu perubahan paling signifikan adalah penggantian tradisi mangayau (perburuan kepala manusia) dengan pengorbanan hewan. Dulu, kepala manusia diyakini sebagai “teman” bagi roh yang meninggal di alam baka. Tapi, sejak zaman penjajahan Belanda, tradisi ini dilarang dan diganti dengan pengorbanan kepala hewan, terutama kerbau.

Perubahan Sandung: Dari Kayu Ulin ke Semen

Perubahan juga terjadi pada sandung, tempat penyimpanan tulang belulang setelah ritual. Kalau dulu sandung terbuat dari kayu ulin yang kuat dan tahan lama, sekarang banyak yang membuatnya dari semen karena kayu ulin semakin langka dan mahal. Meskipun begitu, bentuk dan motif ukiran sandung tetap dipertahankan, jadi nilai budayanya nggak hilang, Sob.

Gak Lepas dari Birokrasi dan Teknologi

Di era modern ini, pelaksanaan ritual tiwah juga harus melewati proses birokrasi yang cukup panjang, mulai dari izin dari pemerintah sampai koordinasi dengan berbagai pihak. Selain itu, teknologi juga mulai berperan dalam ritual ini, misalnya penggunaan pengeras suara untuk doa dan musik, atau dokumentasi acara dengan kamera.

Meskipun ada banyak perubahan, masyarakat Dayak Ngaju tetap berkomitmen untuk melestarikan ritual tiwah sebagai bagian penting dari identitas budaya. Mereka percaya, ritual ini bukan hanya sekedar tradisi, tapi juga warisan nenek moyang yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Nah, Sobat Suka Fakta, setelah kita bahas perkembangan ritual tiwah, ada satu lagi nih yang nggak kalah menarik, yaitu potensi ritual ini sebagai daya tarik wisata budaya. Penasaran? Yuk, kita lanjut ke bagian selanjutnya!

Ritual Tiwah: Magnet Wisata Budaya yang Eksotis

Ritual Tiwah daya tarik wisata.
Ritual Tiwah daya tarik wisata. Sumber: kaskus.id

Sobat, siapa bilang wisata budaya itu membosankan? Ritual tiwah Dayak Ngaju bisa jadi bukti kalau wisata budaya itu seru dan penuh makna! Dengan keunikan dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, ritual ini punya potensi besar buat jadi magnet wisata budaya yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Bayangin aja, Sob, kamu bisa menyaksikan langsung prosesi ritual yang sakral dan penuh warna. Mulai dari tarian mangajan yang enerjik, suara tabuhan gong yang menggema, hingga penyembelihan hewan kurban yang dramatis. Semua itu bakal jadi pengalaman yang tak terlupakan dan menambah wawasanmu tentang budaya Indonesia.

Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat Lokal

Nggak cuma seru buat wisatawan, ritual tiwah juga bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Dayak Ngaju. Dengan adanya kunjungan wisatawan, mereka bisa menjual kerajinan tangan, makanan khas, atau jasa lainnya. Selain itu, pariwisata Tiwah juga bisa membuka lapangan kerja baru, seperti pemandu wisata atau pengelola homestay.

Tips Menyaksikan Ritual Tiwah

Buat kamu yang tertarik menyaksikan ritual tiwah, ada beberapa tips nih yang perlu kamu perhatikan, di antaranya:

  • Cari Informasi: Sebelum berangkat, cari tahu dulu tentang jadwal dan lokasi pelaksanaan tiwah. Kamu bisa menghubungi dinas pariwisata setempat atau mencari informasi di internet.
  • Hormati Adat: Ingat ya, Sobat, ritual tiwah adalah upacara sakral. Jadi, kamu harus menghormati adat dan kepercayaan masyarakat Dayak Ngaju. Jangan melakukan hal-hal yang bisa mengganggu jalannya ritual.
  • Bersikap Sopan: Berpakaian sopan dan bertutur kata yang baik adalah hal wajib saat kamu berkunjung ke acara budaya di manapun.
  • Bawa Perlengkapan: Jangan lupa bawa perlengkapan yang dibutuhkan, seperti topi, sunscreen, obat nyamuk, dan kamera buat mengabadikan momen seru.

Gimana, Sobat Suka Fakta? Tertarik buat menyaksikan langsung keunikan Ritual Tiwah Dayak Ngaju? Dengan pesona budaya yang kaya dan manfaat ekonomi yang bisa didapat, ritual ini bisa jadi alternatif wisata budaya yang seru dan berkesan.

BACA JUGA: 7 Fakta Unik Benua Eropa yang Jarang Orang Ketahui

Penutup

Sobat, itulah dia perjalanan kita menjelajahi ritual tiwah Dayak Ngaju. Mulai dari sejarahnya yang panjang, tahapan-tahapan yang detail, makna mendalam di balik setiap prosesinya, sampai biaya yang fantastis. Gimana, seru, kan?!

Ritual tiwah bukan sekadar upacara kematian biasa, tapi juga cerminan dari kekayaan budaya Indonesia yang patut kita banggakan. Di balik setiap prosesinya, ada nilai-nilai luhur tentang kasih sayang, penghormatan, dan kebersamaan yang bisa kita teladani.

Nah, Sobat Suka Fakta, yuk kita sama-sama lestarikan budaya Indonesia yang kaya ini! Jangan lupa share artikel ini ke teman-temanmu, biar mereka juga tahu tentang keunikan ritual tiwah Dayak Ngaju. Siapa tahu, mereka jadi tertarik buat berkunjung ke Kalimantan Tengah dan menyaksikan langsung ritual ini.

Oh iya, kalau kamu punya pengalaman atau informasi menarik tentang ritual tiwah, jangan ragu buat share di kolom komentar, ya! Kita bisa belajar bareng-bareng tentang budaya Indonesia yang keren ini.

REFERENSI:

Sukafakta

SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *