Misteri

Mengenal Fort Rotterdam, Benteng di Makassar Peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo

56
×

Mengenal Fort Rotterdam, Benteng di Makassar Peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo

Sebarkan artikel ini
Fort Rotterdam.
Fakta & Mitos Tentang Fort Rotterdam. Sumber: IST

Hai, Sobat Suka Fakta! Kalian pernah dengar tentang Fort Rotterdam? Kalau belum, yuk, simak cerita seru kali ini! Fort Rotterdam adalah salah satu situs bersejarah yang paling keren dan penuh misteri di Makassar, Sulawesi Selatan. 

Mungkin banyak dari kalian yang mengira benteng ini peninggalan Belanda, tapi ternyata sejarahnya jauh lebih panjang dan berawal dari Kerajaan Gowa-Tallo, lho!

Benteng ini bukan hanya saksi bisu dari berbagai peristiwa bersejarah, tapi juga penuh dengan cerita menarik, baik yang nyata maupun yang mistis. Dari kisah heroik Sultan Hasanuddin hingga penampakan hantu tentara Belanda, semua ada disini. Seru banget, kan?!

Selain sebagai tempat bersejarah, Fort Rotterdam sekarang juga jadi pusat berbagai kegiatan anak muda dan komunitas. Mulai dari festival budaya hingga kegiatan literasi, benteng ini selalu ramai dikunjungi dan jadi tempat nongkrong yang asik.

Jadi, kalau kamu penasaran dengan segala fakta dan mitos yang ada di Fort Rotterdam, tetap di sini, ya! Kita akan bahas tuntas mulai dari sejarahnya, fakta menarik, kisah mistis, hingga upaya pelestarian benteng ini. Let’s go, Sobat Suka Fakta!

Baca Juga : Sejarah, Fakta Hingga Mitos Lawang Sewu, Punya Lorong Hantu di Penjara Bawah Tanah

Benteng Bersejarah dari Kerajaan Gowa-Tallo

Fort Rotterdam
Potret Sultan Hasanuddin. Sumber: Kompas.com

Sobat Suka Fakta, mari kita mulai dengan membahas sejarah Fort Rotterdam yang menarik. Jadi, benteng ini sebenarnya adalah peninggalan dari Kerajaan Gowa-Tallo, bukan Belanda seperti yang sering disangka banyak orang. 

Awalnya, benteng ini dikenal dengan nama Benteng Jumpandang dan dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa X, I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung yang bergelar Karaeng Tunipalangga Ulaweng.

Benteng Jumpandang mengalami kerusakan parah akibat serangan VOC di bawah pimpinan Admiral Cornelis Janszoon Speelman pada tahun 1655-1669. 

Kerajaan Gowa yang saat itu dipimpin oleh Sultan Hasanuddin harus menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Perjanjian itu memaksa Sultan Hasanuddin menyerahkan benteng ini kepada VOC.

Setelah dikuasai Belanda, Benteng Jumpandang diubah namanya menjadi Fort Rotterdam oleh Speelman, sesuai dengan nama kota kelahirannya di Belanda. Sejak saat itu, benteng ini dikenal dengan nama Fort Rotterdam dan menjadi salah satu simbol sejarah penting di Makassar.

Luas Lahan Terbagi Dua dan Tempat Wafatnya Pangeran Diponegoro

 Makam Pangeran di Ponegoro.
Potret Makam Pangeran di Ponegoro. Sumber: bukamatanews.id
  • Luas Lahan yang Terbagi Dua

Fort Rotterdam terletak di Jl. Ujung Pandang Nomor 1, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Benteng ini memiliki luas bangunan 11.805,85 meter persegi yang dibangun di atas lahan seluas 12,41 hektar. Lahan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu lahan inti seluas 3,10 hektar dan lahan penyangga seluas 9,31 hektar.

  • Struktur Benteng yang Kokoh

Fort Rotterdam memiliki lima bastion yang memiliki sejumlah bangunan dan struktur kuat di dalamnya, termasuk pintu gerbang, 16 bangunan bergaya kolonial, sumur kuno, parit keliling, dan tembok keliling. Bastion-bastion ini memiliki nama yang unik seperti Bastion Bone, Bastion Bacan, Bastion Buton, Bastion Mandarsyah, dan Bastion Amboina.

  • Tempat Wafatnya Pangeran Diponegoro

Salah satu fakta menarik dari Fort Rotterdam adalah bahwa benteng ini menjadi tempat wafatnya Pangeran Diponegoro. Setelah ditangkap oleh Belanda, Pangeran Diponegoro diasingkan ke Makassar dan menghabiskan sisa hidupnya di Fort Rotterdam hingga wafat pada 8 Januari 1855.

  • Pusat Kegiatan Anak Muda

Sob, menariknya, saat ini, Fort Rotterdam tidak hanya menjadi tempat wisata dan ikon kota Makassar, tetapi juga menjadi pusat berbagai kegiatan anak muda. Mulai dari Makassar International Writers Festival, kegiatan mahasiswa, festival kuliner, hingga pertunjukan musik sering diadakan di sini.

Baca Juga : Fakta dan Mitos Desa Trunyan, Desa Unik di Bali yang Memiliki Kisah Mistis

Mitos dan Cerita Mistis di Fort Rotterdam

Makhlus halus.
Ilustrasi Makhlus halus. Sumber: IST

Sobat Suka Fakta, nggak lengkap rasanya kalau kita nggak membahas kisah-kisah mistis yang ada di Fort Rotterdam. Benteng yang sudah berumur ratusan tahun ini memang penuh dengan cerita horor yang bikin merinding, seperti:

  • Hantu Tentara Belanda

Banyak pengunjung yang mengaku pernah melihat sosok gaib berupa tentara Belanda dengan penampilan fisik berdarah-darah di benteng ini. Konon sosok ini sering terlihat di lorong-lorong benteng pada malam hari. Para tentara ini terlihat seolah-olah masih berjaga di sana. 

  • Kisah Sumiati

Konon, ada seorang wanita bernama Sumiati yang tewas gantung diri di benteng ini setelah menjadi korban pemerkosaan. Kisah tragis ini membuat arwahnya diyakini masih gentayangan di Fort Rotterdam. Oleh sebab itu, pengunjung dilarang mengenakan pakaian berwarna merah karena warna itu dikaitkan dengan kejadian tragis yang dialami Sumiati.

  • Penampakan di Terowongan

Sob, terowongan di dalam benteng ini juga tidak lepas dari cerita mistis. Beberapa pengunjung dan petugas mengaku pernah melihat penampakan pocong dan mendengar suara-suara aneh seperti tangisan bayi atau tawa ganjil dari terowongan tersebut.

Dengan sejarah yang kaya dan kisah-kisah mistis yang mengelilinginya, Fort Rotterdam memang menjadi salah satu tempat terangker di Indonesia yang menarik untuk dikunjungi. Baik untuk menikmati sejarah maupun menguji nyali, tempat ini menawarkan pengalaman unik. Jadi, tertarik untuk uji nyali di Fort Rotterdam?

Bentuknya Bentengnya Menyerupai Penyu!

Benteng
Benteng yang menyerupai penyu. Sumber: Digitalisasi dari Google earth 2023

Sobat Suka Fakta, Fort Rotterdam tidak hanya kaya akan sejarah dan cerita mistis, tetapi juga memiliki keindahan arsitektur yang luar biasa, lho. Benteng ini awalnya dibangun dengan gundukan tanah liat, kemudian diperkuat dengan batu bata oleh Raja Gowa X, I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung. Pada tahun 1634, Raja Gowa XIV, Sultan Alauddin, menata ulang benteng ini dengan mengadopsi gaya arsitektur Portugis.

Arsitektur Fort Rotterdam begitu unik karena bentuknya yang menyerupai penyu. Penyu sendiri merupakan simbol pertahanan darat dan maritim yang dimiliki oleh Kerajaan Gowa, mengingat hewan ini dapat hidup di darat dan di laut. Filosofi ini menunjukkan betapa tangguhnya Kerajaan Gowa dalam mempertahankan wilayahnya baik dari serangan darat maupun laut.

Selain itu, benteng ini juga dikenal dengan nama Benteng Panyyua, yang berarti benteng penyu dalam bahasa Makassar. Jika dilihat dari ketinggian, benteng ini memang menyerupai penyu yang merayap ke arah pantai. Ini menunjukkan betapa cerdasnya perencanaan strategis Kerajaan Gowa dalam membangun benteng pertahanan mereka.

Baca Juga : Fakta & Mitos Tentang Taman Nasional Alas Purwo, Tempat Berkumpulnya Para Jin

Pengaruh Fort Rotterdam pada Pariwisata Makassar

Fort Rotterdam .
Potret Fort Rotterdam . Sumber: arsytours.com

Sob, Fort Rotterdam adalah salah satu destinasi wisata utama di Makassar yang telah menarik banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. 

Dengan sering diadakannya berbagai acara di Fort Rotterdam, seperti Makassar International Writers Festival, festival kuliner, dan pertunjukan musik, benteng ini telah menjadi pusat kegiatan budaya dan seni di kota Makassar. 

Ini tentu memberikan dampak positif pada pariwisata lokal, mengundang lebih banyak wisatawan untuk datang dan menikmati keunikan kota ini.

Keberadaan Museum La Galigo di dalam kompleks Fort Rotterdam juga menambah daya tarik wisata. Museum ini menyimpan berbagai artefak sejarah dan budaya Sulawesi Selatan, memberikan wawasan lebih dalam tentang warisan budaya yang kaya dari daerah ini.

Upaya Pelestarian Fort Rotterdam oleh Pemerintah dan Masyarakat

Sobat Suka Fakta, dengan usia yang sudah ratusan tahun, pelestarian dan konservasi Fort Rotterdam menjadi sangat penting. Upaya pelestarian pun harus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan lembaga kebudayaan.

Salah satu upaya pelestarian yang dilakukan adalah dengan melakukan perawatan rutin pada struktur bangunan benteng, termasuk tembok, bastion, dan bangunan di dalamnya. Ini memastikan bahwa bangunan tetap kokoh dan aman untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Selain itu, berbagai kegiatan edukatif juga dilakukan di Fort Rotterdam untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya. Workshop, seminar, dan tur edukatif sering diadakan untuk memberikan informasi tentang sejarah dan keunikan benteng ini.

Tidak hanya itu, Fort Rotterdam juga menjadi tempat penelitian bagi para arkeolog dan sejarawan. Penelitian ini tentu sangat membantu mengungkap lebih banyak fakta sejarah dan budaya tentang benteng dan Kerajaan Gowa.

Sob, pelestarian Fort Rotterdam bukan hanya tentang menjaga fisik bangunan, tetapi juga tentang melestarikan cerita dan warisan budaya yang ada di dalamnya. Dengan demikian, generasi mendatang dapat terus belajar dan mengambil inspirasi dari sejarah yang kaya ini.

Baca Juga : Sejarah, Mitos, Hingga Fakta Menyeramkan Tentang Rumah Kentang

Kesimpulan

Sobat Suka Fakta, Fort Rotterdam adalah sebuah simbol dari sejarah, keindahan arsitektur, dan budaya yang kaya di Makassar. Benteng ini tidak hanya menjadi saksi bisu dari kejayaan Kerajaan Gowa dan perjuangan melawan kolonialisme Belanda, tetapi juga menjadi pusat berbagai kegiatan budaya dan seni masa kini.

Dengan bentuk arsitekturnya yang unik menyerupai penyu, Fort Rotterdam menunjukkan kecerdasan perencanaan dan filosofi mendalam dari para pendahulu kita. Keberadaan Museum La Galigo di dalam kompleks benteng menambah nilai edukatif dan daya tarik wisata, memperkaya pengalaman pengunjung dengan pengetahuan tentang warisan budaya Sulawesi Selatan.

Namun, Fort Rotterdam bukan hanya tentang sejarah dan arsitektur. Kisah-kisah mistis yang menyelimutinya menambah daya tarik tersendiri, membuatnya menjadi destinasi bagi para pencari pengalaman unik dan berbeda. Mitos dan legenda tentang hantu tentara Belanda, hantu Sumiati, dan pocong di terowongan menjadi bagian dari cerita yang membuat benteng ini begitu menarik.

Upaya pelestarian dan konservasi Fort Rotterdam sangat penting untuk memastikan bahwa warisan berharga ini dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Melalui perawatan rutin, kegiatan edukatif, dan penelitian, kita dapat menjaga keutuhan dan keaslian benteng ini. Dengan demikian, Fort Rotterdam akan terus menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi masyarakat Makassar dan Indonesia.

Jadi, Sobat Suka Fakta, jika kalian berkunjung ke Makassar jangan lupa mengunjungi Fort Rotterdam, rasakan sendiri keajaiban sejarah, arsitektur, dan cerita-cerita mistis yang ada di sana! Sob, Fort Rotterdam bukan hanya sebuah benteng, tetapi sebuah warisan yang harus kita jaga dan lestarikan bersama. See you di next artikel, ya!

Baca Juga : Mengenal Hantu di TPU Jeruk Purut, Pastor Kepala Buntung hingga Kuntilanak di Pohon Kembar

Referensi :

  • Tribunnews. (2020). Fakta-fakta Fort Rotterdam, dari Kisah Mistis hingga Jadi Pusat Kegiatan Anak Muda Makassar. Diakses dari Tribunnews
  • Liputan6. (2023). Kisah di Balik Angkernya Benteng Fort Rotterdam Makassar. Diakses dari Liputan6
  • Kabar Makassar. (2023). Mengungkap Mitos Hantu Penunggu di Benteng Fort Rotterdam Makassar. Diakses dari Kabar Makassar
  • IDN Times. (2023). 5 Fakta Menarik Benteng Rotterdam Makassar yang Bersejarah. Diakses dari IDN Times
Sukafakta

SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *