Fakta Dunia

Mengenal Upacara Tabuik, Tradisi di Pariaman Untuk Peringati Gugurnya Imam Husain dalam Pertempuran Karbala

72
×

Mengenal Upacara Tabuik, Tradisi di Pariaman Untuk Peringati Gugurnya Imam Husain dalam Pertempuran Karbala

Sebarkan artikel ini
Upacara tabuik
Mengenal Upacara Tabuik, Tradisi Dari Pariaman Untuk Peringati Hari Gugurnya Imam Husain dalam Pertempuran Karbala. Sumber: kompasiana.com

Hai, Sobat Suka Fakta! Kali ini, kita akan jalan-jalan ke Pariaman, Sumatera Barat. Ya, di artikel ini kita akan bahas soal Upacara Tabuik. Pasti ada yang udah pernah dengar tentang upacara satu ini, kan?! Buat yang belum, jangan khawatir karena kita bakal bahas lengkap tentang tradisi yang super menarik ini.

Pariaman, kota di pesisir barat Sumatera, memang punya banyak hal seru. Salah satunya yang paling keren adalah Upacara Tabuik. Jadi, apa sih sebenarnya Upacara Tabuik? Ini adalah perayaan tahunan yang penuh makna dan sejarah. Nggak cuma bikin penasaran penduduk lokal, tapi juga menarik minat wisatawan dari berbagai penjuru, bahkan sampai ke mancanegara.

Upacara Tabuik ini sebenarnya untuk memperingati hari Asyura, yaitu hari gugurnya Imam Husain, cucu Nabi Muhammad, dalam Pertempuran Karbala. Melalui upacara ini, masyarakat Pariaman menunjukkan rasa hormat dan duka cita mereka. 

Tapi, bukan cuma soal upacara keagamaan saja, Tabuik sudah jadi bagian penting dari budaya dan tradisi masyarakat Pariaman, dan pastinya jadi atraksi wisata yang paling dinanti setiap tahunnya.

Nah, di artikel ini, kita bakal ngulik sejarah, makna, dan tahap-tahap Upacara Tabuik. Kita juga akan lihat gimana upacara ini berkembang dan beradaptasi seiring waktu, serta perannya dalam kehidupan masyarakat Pariaman. 

Jadi, stay tuned ya, Sobat Suka Fakta! Mari kita mulai petualangan budaya kita dengan mengenal lebih dekat Upacara Tabuik. Siap-siap untuk terpesona dengan cerita dan tradisi yang satu ini!

Baca Juga : Mengenal Waruga, Tradisi Pemakaman Suku Minahasa yang Super Unik dan Memiliki Sejarah

Tradisi ini Dibuat Untuk Memperingati Hari Gugurnya Cucu Nabi Muhammad, Imam Husain dalam Pertempuran Karbala

Upacara Tabuik
Ilustrasi cucu Nabi Muhammad. Imam Husain. Sumber: totabuan.news

Sobat Suka Fakta, sebelum kita lanjut lebih jauh, yuk kita kenalan dulu sama sejarah dan latar belakang Upacara Tabuik. Jadi, upacara ini sudah ada sejak abad ke-19 Masehi, lho. 

Awalnya, tradisi ini dibawa oleh pasukan Tamil Muslim Syi’ah dari India yang ditempatkan di Pariaman oleh Inggris. Mereka ingin memperingati hari Asyura, yaitu hari gugurnya Imam Husain, cucu Nabi Muhammad, dalam Pertempuran Karbala.

Nah, Sobat, kenapa sih namanya Tabuik? Ternyata, nama ini diambil dari bahasa Arab ‘tabut’ yang berarti peti kayu. Ada legenda menarik di balik nama ini. Konon, setelah wafatnya Imam Husain, muncul makhluk bernama Buraq yang berwujud kuda bersayap dengan kepala manusia. 

Buraq ini membawa peti kayu berisi potongan jenazah Husain ke langit. Makanya, setiap tahun masyarakat Pariaman membuat tiruan Buraq yang membawa peti kayu sebagai bagian dari upacara ini.

Tradisi Tabuik awalnya sangat kental dengan pengaruh Timur Tengah, tapi seiring waktu, masyarakat Pariaman menyesuaikannya dengan adat Minangkabau. Pada tahun 1910, ada kesepakatan antar nagari (desa) untuk menyesuaikan perayaan ini dengan adat lokal, sehingga menjadi seperti yang kita lihat sekarang.

Upacara Tabuik Memiliki Makna dan Filosofi, Salah Satunya Mengambil Tanah dari Sungai Setiap 1 Muharram

Potret mengambil tanah dalam sungai.
Potret mengambil tanah dalam sungai. Sumber: canangnews

Sobat Suka Fakta, setiap tahapan dalam Upacara Tabuik punya makna dan filosofi yang mendalam. Misalnya, pengambilan tanah dari sungai pada tanggal 1 Muharram. Tanah ini diibaratkan sebagai kuburan Imam Husain, dan melambangkan asal-usul manusia yang berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.

Selain itu, menebang batang pisang pada tanggal 5 Muharram juga punya makna tersendiri. Batang pisang yang ditebang dengan sekali tebas melambangkan keberanian salah satu putra Imam Husain yang menuntut balas atas kematian ayahnya. Prosesi ini mengajarkan tentang keberanian dan keteguhan hati.

Ada juga tari perkelahian atau bacakak yang dilakukan oleh dua kelompok. Perkelahian ini adalah simbol dari pertempuran yang terjadi di Karbala, tempat Imam Husain terbunuh. 

Meski tampak seperti pertarungan, sebenarnya ini adalah bagian dari upacara yang menggambarkan cerita sejarah tersebut, Sob. Jadi gak cuma soal adu kekuatan biasa, melainkan ada nilai historis yang mendalam.

Baca Juga : Mengenal Tradisi Tatung di Kalimantan Barat, Tradisi Ekstrem dengan Cara Menusuk Tubuh Pakai Benda Tajam

Tidak Boleh Sembarangan, Upacara Tabuik Memiliki Beberapa Tahapan yang harus Dilalui

Potret fetival Upacara Tabauik.
Potret festival Upacara Tabauik. Sumber: Indonesiaraya

Sekarang, kita masuk ke bagian yang paling seru, yaitu tahapan-tahapan dalam Upacara Tabuik. Ada banyak tahap yang harus dilalui, Sobat Suka Fakta. Yuk, kita simak satu per satu!

  1. Mengambil Tanah (1 Muharram)

Ritual ini dimulai dengan pengambilan tanah dari sungai pada tanggal 1 Muharram. Tanah ini kemudian dibungkus dengan kain putih dan disimpan di lalaga, tempat khusus yang dikelilingi pagar bambu. Tahapan ini melambangkan kuburan Imam Husain dan mengingatkan kita bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.

  1. Menebang Batang Pisang (5 Muharram)

Selanjutnya ada tahapan yang dilaksanakan pada tanggal 5 Muharram malam, di mana batang pisang akan ditebang dengan sekali tebas. Prosesi ini dilakukan oleh pria dengan pakaian silat. Tahapan ini melambangkan keberanian putra Imam Husain dan simbol ketajaman pedang dalam pertempuran.

  1. Maatam (7 Muharram)

Selanjutnya ada prosesi maatam pada tanggal 7 Muharram. Tahapan ini dilakukan oleh para perempuan yang berjalan mengelilingi lalaga sambil membawa peralatan ritual seperti jari-jari, sorban, pedang, dan sesaji. Mereka meratap dan menangis, menjadi simbol kesedihan atas kematian Imam Husain dan keluarganya. 

  1. Maarak Sorban dan Panja (7-8 Muharram)

Kemudian ada prosesi maarak sorban yang dilakukan pada tanggal 7 dan 8 Muharram. Sorban diarak sebagai simbol keberanian Imam Husain. Maarak Panja mengarak tiruan jari-jari tangan yang melambangkan tubuh Imam Husain yang tercincang, melambangkan kekejaman para zalim.

  1. Tabuik Naik Pangkek (10 Muharram pagi)

Pada pagi hari tanggal 10 Muharram, bagian atas tabuik dipasang, dan akan diarak ke jalan. Acara ini disebut tabuik naik pangkek yang menyimbolkan kesatuan dan kebangkitan semangat.

  1. Hoyak Tabuik dan Pelarungan (10 Muharram sore)

Pada sore hari tanggal 10 Muharram, tabuik diarak sepanjang jalan menuju pantai dan dilarung ke laut. Prosesi ini diiringi oleh bunyi gendang tasa yang riuh. Tahapan ini melambangkan bahwa orang yang meninggal memiliki tempat kembali, dan masyarakat harus melepaskan mereka dengan rela.

Nah, Sobat Suka Fakta, itulah tahapan-tahapan dalam Upacara Tabuik yang penuh dengan makna dan simbolisme. Setiap tahapan mengajarkan kita tentang sejarah, keberanian, dan keteguhan hati. Mari kita lanjutkan petualangan budaya kita ke bagian berikutnya!

Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang Adalah 2 Jenis Upacara yang Memiliki Keunikan dan Cerita Masing-masing 

Upacara Tabuik.
Potret Upacara Tabuik. Sumber: indonesiakaya

Sobat Suka Fakta, tahu nggak kalau ternyata ada dua jenis Tabuik di Pariaman? Yup, ada Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Keduanya punya keunikan dan cerita masing-masing.

  • Tabuik Pasa

Tabuik Pasa berasal dari wilayah selatan sungai yang membelah Kota Pariaman sampai ke Pantai Gandoriah. Nah, wilayah ini dianggap sebagai asal muasal tradisi Tabuik, makanya disebut Tabuik Pasa (Pasar).

  • Tabuik Subarang

Tabuik Subarang berasal dari wilayah yang terletak di sisi utara sungai, dikenal sebagai Kampung Jawa karena banyak pendatang dari Jawa yang menetap di sini. Tradisi Tabuik di wilayah ini dimulai sekitar tahun 1915 atas permintaan masyarakat yang ingin ada variasi dalam perayaan Tabuik.

Meski berasal dari wilayah yang berbeda, kedua jenis Tabuik ini memiliki tujuan yang sama, yaitu memuliakan arwah Imam Husain. Uniknya, Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang punya sedikit perbedaan dalam pelaksanaan upacaranya, tapi tetap mempertahankan esensi dan makna yang sama.

Baca Juga : Mengenal Tradisi Gigi Runcing dari Suku Mentawai, Hanya Dilakukan oleh Para Wanita

Peralatan yang Digunakan Untuk Merayakan Upacara Tabuik, Ada Daraga dan Gendang Tasa

Upacara tabuik
Potret peralatan yang digunakan untuk Upacara tabuik. Sumber: id.wikipedia.org

Sobat Suka Fakta, nggak lengkap rasanya ngomongin Upacara Tabuik tanpa membahas peralatan dan persiapannya. Yuk, kita lihat apa saja yang digunakan dalam upacara ini.

  • Daraga

Daraga adalah tempat khusus yang digunakan dalam prosesi pengambilan tanah. Dibuat dari bambu dan dihias dengan bunga tujuh warna, daraga melambangkan kuburan Imam Husain.

  • Gendang Tasa

Gendang tasa yang dikenal sebagai gendang tabuik ini merupakan pengiring utama dalam setiap tahapan upacara. Gendang ini nantinya aka ditabuh terus-menerus oleh tujuh orang penabuh dengan formasi khusus.

Memiliki tinggi sekitar 54 cm dan diameter 46 cm, gendang ini terbuat dari kulit kambing. Tabuik dihias dengan bunga-bunga, kain beludru, dan berbagai ornamen. Bagian atas berbentuk menara, sedangkan bagian bawah berbentuk kuda bersayap dengan kepala manusia (Buraq).

Persiapan Upacara Tabuik dimulai dua minggu sebelum 1 Muharram. Masyarakat Pariaman bekerja sama membuat tabuik, menghias rumah, dan menyiapkan camilan khas Pariaman untuk menyambut tamu dan wisatawan yang datang.

Tidak Hanya Ritual, Upacara Tabuik Juga Merupakan Perayaan Besar yang Melibatkan Seluruh Masyarakat

Upacara Tabuik.
Potret Upacara Tabuik. Sumber: foto.tempo.co

Upacara Tabuik nggak cuma soal ritual, tapi juga perayaan besar yang melibatkan seluruh masyarakat. Seru dan terasa hangat kekeluargaannya, ya, Sob?! Yuk, mari kita lihat bagaimana prosesi dan perayaan ini berlangsung.

  • Keterlibatan Masyarakat

Sob, masyarakat Pariaman sangat antusias dalam setiap tahapan upacara. Mereka berpartisipasi dalam membuat tabuik, mengaraknya, dan ikut serta dalam perayaan. Wisatawan yang datang juga diajak untuk terlibat dan merasakan langsung kemeriahan upacara ini.

  • Kemeriahan di Pantai Gandoriah

Puncak acara adalah ketika tabuik diarak menuju Pantai Gandoriah dan dilarung ke laut. Saat acara ini berlangsung, ribuan orang akan berkumpul di pantai untuk menyaksikan momen seru ini. Suasana di pantai sangat meriah, penuh dengan sorak sorai dan tabuhan gendang yang riuh.

Upacara Tabuik bukan hanya sekadar ritual, tapi juga perayaan budaya yang mempererat kebersamaan masyarakat Pariaman dan menarik perhatian banyak orang. Tradisi ini menjadi salah satu aset budaya yang sangat berharga dan patut kita lestarikan.

Baca Juga : Mengenal Tradisi Kebo-keboan, Berdandan dan Berperilaku Seperti Kerbau

Tradisi Ini Menuai Banyak Kontroversi, Namun Tetap Dilestarikan Karena Menjadi Bagian Penting Dari Sejarah Lokal

Upacara Tabuik.
Festival Upacara Tabuik. Sumber: pojoksatu.id

Sobat Suka Fakta, meski Upacara Tabuik adalah tradisi yang kaya akan budaya dan sejarah, tapi bukan berarti tradisi ini lepas dari kontroversi. Beberapa pihak melihat upacara ini sebagai bagian penting dari warisan budaya dan sejarah lokal yang harus dilestarikan. 

Namun di sisi lain, banyak yang menganggap bahwa praktik ini tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni, terutama karena akar sejarahnya yang berasal dari tradisi Syi’ah

Mengatasi kontroversi itu, pemerintah daerah dan masyarakat Pariaman pun bekerja keras untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan pemahaman agama. 

Mereka melakukan edukasi kepada masyarakat tentang makna filosofis di balik setiap prosesi, sehingga tidak hanya dipahami sebagai serangkaian ritual fisik, tetapi juga sebagai pelajaran moral dan sejarah. Upaya ini penting agar generasi muda dapat menghargai dan melanjutkan tradisi ini dengan penuh pengertian dan kesadaran.

Upacara Tabuik Menjadi Daya Tarik Utama Turis Asing dan Telah Masuk dalam Kalender Pariwisata Kabupaten Pariaman

Upacara Tabuik
Potret Upacara Tabuik. Sumber: indonesiakaya

Ngomong-ngomong tentang pariwisata, Sobat Suka Fakta, Upacara Tabuik telah menjadi daya tarik utama di Pariaman. Sejak tahun 1982, upacara ini masuk dalam kalender pariwisata Kabupaten Pariaman, yang berarti setiap tahunnya acara ini dipromosikan secara luas untuk menarik wisatawan. Kemeriahan upacara ini mampu menarik ribuan pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.

Pemerintah daerah pun bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memastikan acara ini berjalan lancar dan aman, sambil terus meningkatkan fasilitas dan layanan wisata. Promosi wisata ini tidak hanya mengangkat nama Pariaman di kancah nasional dan internasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. 

Wisatawan yang datang pun tidak hanya sekadar menikmati upacara, tetapi juga berbelanja, mencicipi kuliner khas, dan membeli kerajinan tangan lokal, sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Keren ,kan, Sob?!

Baca Juga : Mengenal Tradisi Potong Jari Papua, Sebagai Tanda Kesedihan Jika Ada Keluarga yang Meninggal

Kesimpulan

Nah, Sobat Suka Fakta, kita sudah sampai di akhir perjalanan kita mengenal Upacara Tabuik. Dari sejarah dan latar belakangnya, makna dan filosofi yang mendalam, hingga tahapan dan prosesi yang penuh warna, kita telah melihat betapa kaya dan berharganya tradisi ini bagi masyarakat Pariaman. Meski menimbulkan pro dan kontra, upacara ini tetap menjadi simbol kebersamaan dan identitas budaya yang kuat.

Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, Upacara Tabuik terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu aset pariwisata budaya yang penting. Jadi, kalau Sobat Suka Fakta punya kesempatan, jangan lewatkan untuk datang ke Pariaman dan merasakan sendiri kemeriahan serta kekhidmatan Upacara Tabuik. 

Akhir kata, sampai jumpa di artikel berikutnya dan tetap semangat menjelajahi fakta-fakta menarik lainnya, ya, Sob!

Baca Juga : Mengenal Ritual Tiwah Suku Dayak Ngaju: Jembatan Pengantar Arwah Menuju Alam Baka

Referensi :

  • Indonesiakaya.com. (2024). Festival Tabuik, Perhelatan Akbar Masyarakat Pariaman. Diakses dari https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/festival-tabuik-perhelatan-akbar-masyarakat-pariaman/
  • Nu.or.id. (2024). Mengenal Festival Tabuik, Tradisi Masyarakat Pariaman Sambut Tahun Baru Islam. Diakses dari https://www.nu.or.id/daerah/mengenal-festival-tabuik-tradisi-masyarakat-pariaman-sambut-tahun-baru-islam-S9Taz
  • Wikipedia Contributors. (2024). Tabuik. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Tabuik
Sukafakta

SukaFakta adalah website berita yang menyajikan fakta unik, fakta misteri, dan fakta dunia yang menarik dan terpercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *